Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

He Man, Superhero Idolaku Saat Kecil

7 Juli 2019   19:24 Diperbarui: 7 Juli 2019   19:55 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
He Man (Dok. Menta Floss)

Ketika aku kecil aku pernah punya tokoh superhero idola yang telah terbenam dalam kotak memoriku sekian lama, hingga di hari rabu lalu saat menonton Spiderman Far From Home, saya terpaksa duduk manis membaca post credit tittle satu per satu untuk membunuh rasa bosan.

Karena film ini memang harus menonton adegan post credit agar tidak misu-misu dengan alur cerita dan clue yang absurd.
Memang dalam film ini ada menyebut star wars, tetapi sempat bingung saat di post credit tittle menyebutkan karakter He Man milik mattel. Kami berdua sama-sama merasa missed di adegan mana figurin He Man ada?.


He Man bagi kami berdua menyimpan kenangan masa  kecil saat chanel tv hanya ada TVRI, diputar sore ba'da ashar sebelum magrib. Tak ada pilihan hiburan lain kecuali menonton tv.


Karakter He Man sebagai makhluk (dia setengah manusia, emaknya orang Bumi , Bapaknya orang Planet Eternia.Musuh utamanya Greyskull.


He  Man itu keabsudan pertama belajar subjek Bahasa Inggris karena kata He memang telah me refer kata laki-laki, Man makin menunjukkan maskulinitas dengan kostum cuma kancut.


Begitupun tokoh cewek-cewek yang ada di He Man rata-rata berbikini ria. Belum ada aturan kepornoan kartun di media televisi. Kita nonton aja, dan syukurlah tidak tumbuh menjadi rapper barbar saat dewasa.


Keunikan He Man justru pesan moral yang selalu diocehinnya saat seri hampir kelar.
Meskipun makhluk paling kuat sejagat raya ia tidak pernah membunuh makhluk hidup, meskipun penjahatnya. Paling banter ia akan melampar ke sungai ataupun semak-semak.


Ia hanya bersikap lethal pada robot-robot ciptaan musuhnya, yang jelas bukan makhluk hidup.


He Man itu hanya satu dari sekian superhero yang jadi idola karena tidak ada pilihan lain kala itu


Psikolog anak dan ilmu parenting belum menjadi pengawas tayangan televisi. Kadang saat ini seolah cenderung phobia terhadap pakaian yang terbuka, kekerasan, darah dan kecenderungan orientasi seksual.


Kemaskulinan luar biasa dari He Man juga sasaran empuk emak-emak sok feminis yang mengkhawatirkan dependency perempuan.


Lahh... karena dulu saat saya kecil, He Man hanya tayangan kartun hanya dipandang sebagai hiburan anak-anak yang mengajarkan soal yang jahat pasti kalah, kalopun kuat lebih baik andalkan kecerdikan dan kerjasama antar teman.


Zaman itu tidak ada tulisan BO, belum ada anjuran dampingi anak saat menonton.
Bapak saya bagaimana dapat mendampingi menonton, jam segitu ia masih di kebon belakang rumah selepas pulang kerja. Saat saya kecil PLN belum menjadi PT Persero sehingga gajinya tidak besar-besar amat. Jadi untuk mengenyangkan perut anak-anaknya Bapak menanam ubi, sayur mayur, pisang dan pepaya serta pelihara ayam dan bebek.
Ia masuk ke rumah menjelang magrib, untuk menghidupkan lampu strongking.


Lah kok bisa nonton tv? Ya bisalah, kita nonton pake accu mobil. Ha ha meski saya merasakan menonton televisi pakai accu charge tidak terlalu lama, pernah dijewer karena menonton sampai malam oleh Kakak saya. Bukan karena kuatir saya kurang tidur, karena buat mencharge accu tersebut cukup jauh, dan untuk kesana perlu mendorong gerobak, accu mobil yang digunakan besar. 

Kami tidak kuat mengangkutnya dengan sepeda.
Saya pasti menemani kakak ke tempat charge accu. Bukan buat mendorong gerobak, tapi untuk ikut naik gerobak. Senjata pamungkas ya nangis kenceng kalo gak diajak atau merayu "Atak (Kakak maksudnya, Palembang kakak laki-laki disebut kakak, kalau perempuan Ayuk) kan sekuat dan sebaik He Man, he he dipuji gitu asyik dong duduk manis di atas gerobak.
Bisa bayangkan manisnya saat saya masih kecil bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun