"Tuhan, itu kan meme,dibaca gak sih hasilnya. 40,4 % memang dari survey itu, tapi pilihanmu di survey itu 25, 5 % selebihnyo belum menentukan pilihan"sahut Mang Dollah.
"Haish, katek-katek! (gak mungkin), kalo survey satunya dibawah 50% yang lain artinya lebih dari 50%"sahut Mak Ijah sengit.
"Cintaku, manisku, dadar gulungku, roket kentang pujaan jiwaku, terserahlah siapapun pilihan kita cintaku tak akan berubah padamu"sahut Mang Dollah, sambil mengedipkan mata ke kedua pelanggannya sambil berbisik "Ngecikke balak, besakke duso, balak kalo sampe kurang jatah malem gek (Mengecilkan masalah, besarkan dosa. Musibah jika sampai "jatah " malam nanti berkurang".
"Jadi, pilih siapa"tanya Mang Dollah , "Ah... biarlah tanggal 17 nanti saya menentukan siapa yang pantas menjadi orang nomor satu di negeri ini" sahut Wak Totok sambil menyeruput kopi hitamnya. "iya sih , golput bukan satu jalan yang baik juga. Saya pasti akan pilih salah satu diantara pilihan itu,Mangcik", Sahut Deka sambil menghidupkan api rokoknya.
"Pilihlah yang pas" sahut Bikcik lagi. "Iyo, bikcik, kami pilih salah sikok (satu), kalo pilih dua-duanya tidak sah suara kami"sahut Lek  Totok.
Cerita ini hanya fiksi belaka, untuk ikut meramaikan challenge "Pena Tajam"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H