"Sekalian bawa ke dapur,cuci piringnya, siapa tahu jadi gratis", adalah kalimat yang sering dilontarkan oleh kolega saat saya menumpuk piring dan meminggirkanya.
"Sudah, bakat pembokat jangan dibawa-bawa di tempat makanlah" itu juga komentar yang sering terdengar. Aku sih cengar-cengir aja, karena saya memang belum pernah berpengalaman makan di restoran fine dining. Tetapi tempat makan biasa saja, jadi berbeda dengan makan di hotel yang jika selesai ada petugas yang segera mengangkat piring setelah terlihat kita selesai makan.
Di rumah makan akan tetap berada di meja kita. Kadang juga menumpuk piring itu iseng, karena hadir makan bersama itu hanya mendengarkan. Tak jarang ada reaksi pelayan tempat makan terlihat panik. Ia segera menghampiri meja, meminta maaf berkali-kali dan meminta izin untuk mengangkat piring.
Hasilnya meja lebih lega, ngobrol dilanjutkan dengan minum saja, tapi efek sampingnya ya diomeli kolega juga "tuh kan, nanti kita dikira cuma numpang minum di sini".
Waduh, piring-piring tetap berada di hadapan kita itu termasuk gengsi yang perlu dijaga toh?.
Mulai agak berkurang omelan setelah tahu itu kebiasaan, apalagi kampanye tumpuk tengah di media sosial juga membantu membuat beberapa kolega paham. Terlebih lagi jika di resto cepat saji, yang memang sisa makanan juga sangat mudah dibersihkan.
Dimulai dengan memastikan saja bahwa kita mengambil saus secukupnya. Saos yang berlebih tidak dimakan adalah bentuk sampah fastfood yang buat kita malas membersihkan.
Kalo yang lain kan tinggal tumpuk di tray dan letakkan tempat tray yang biasanya dekat wastafel. Jadi sekalian saja bawa saat hendak cuci tangan.
Pernah ngakak juga di sebuah fastfood kebetulan makan sendiri, menumpuk wadah bekas makan, lalu sambil menelpon membersihkan ceceran air tumpahan dari embun gelas dengan tisu. Saat mau mengangkat tray, tiba-tiba 2 petugas datang, satu orang mengambil tray dari tangan saya. Satunya lagi membersihkan meja.
"Maaf Mbak, maaf, Silakan, Mbak" ucap mereka ramah. "
"Lah..saya sudah selesai makan kok"sahut saya cengengesan.
Saya gak sekurang kerjaan gitu, mau lap meja bekas orang lain. Hal ini juga ditularkan ke anak saya, yang memang hobi fastfood. Berusaha sebisa mungkin makan tetap rapi, tidak belepotan dan tidak terlalu lelet seperti kebiasaannya di rumah.