Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"7 Bidadari", Horor di Siang Bolong

5 November 2018   23:25 Diperbarui: 5 November 2018   23:44 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Tujuh Bidadari

Angka 7 memiliki arti tersendiri dalam beberapa kepercayaan.  Dipahamkan  kepada kita bahwa ada 7 lapis langit dan 7 lapis bumi, hamparan bumi terdiri dari 7 Samudra dan 7 Benua, dan 7 warna pelangi.

Persyaratan sesaji 7 macam jajan pasar, kembang setama 7 rupa dan air 7 sumur.

Bahkan di dunia dikenal 7 wonders.

Angka 7 memiliki nilai khusus dalam  berbagai budaya di dunia.

Tampaknya berangkat dari simbolisasi inilah film Tujuh Bidadari ini dibuat.

Film bergenre horor dengan pemain-pemain film yang mayoritas pemain film baru menawarkan sudut pandang berbeda dalam menikmati film horor.

Kisah berawal dari girlband asal Indonesia 7B singkatan dari 7 Bidadari tour ke Australia sekaligus memperkenalkan single mereka.
Saat kongkow di sebuah cafe mereka bertemu dengan penyanyi lokal yang menantang B7 untuk mendatangi tempat paling angker di Australia.ò
Aradale lunatic asylum centre, sebuah kompleks bekas rumah sakit jiwa di Kota Ararat, yang berjarak 1 jam dari kota Melbourne.

Karena didera rasa ingin tahu yang tinggi 7B menerima tantangan ini. Saat di hall utama mereka sebenarnya telah diingatkan, "bahkan tak ada satupun yang masuk ke sini kembali dalam keadaan hidup"

Karena mereka terlalu antusias dengan arsitektur bangunan megah dan mewah tersebut, peringatan ini tidak terlalu mereka perhatikan.
Di Aradele inilah kengerian demi kengerian dialami satu per satu anggota 7B bahkan sampai berujung pada kematian yang mengerikan.

Teror luar biasa mereka hadapi dari seorang penyihir Ararat yang bangkit dari kematiannya 100 tahun lalu.


Jika biasanya kita menonton sebuah film horor bersetting malam hari dan bernuansa gelap, film ini sebaliknya.
Seluruh kejadian mengerikan ini justru terjadi di saat matahari terang benderang, sehingga teror sang penyihir dengan adegan darah yang memuncrat dan  mengalir dapat kita saksikan dengan jelas.

Alur film ini dibuat maju mundur, terutama adegab insight sehingga perlu sedikit perhatian dengan alur ceritanya.
Mengapa sang penyihir begitu dendam akan terjawab di akhir cerita, dengan adegan exorcism seorang pastor sendirian yang malah memunculkan teror tersendiri saat endingnya.

Tampaknya simbolisasi angka 7 ini memiliki tempat tersendiri sehingga tampaknya pentagram dan eye of horus seolah hanya menjadi "pemanis" dalam film ini.
Multikultiralisme tampaknya juga menjadi isu yang diangkat di sini, dimana sang penyihir berdarah Tiongkok sehingga dalam beberapa dialog terdengar dialog menggunakan Bahasa Mandarin (Hua i), dengan korban 7 gadis berasal dari Indonesia dan terjadi di negeri barat, Australia sehingga pengusiran roh jahat dengan cara katolik.

Bagaimana kisah kengeriannya dapat disaksikan di bioskop mulai tanggal 1 november, so don't miss the terror, but don't be your nightmare.
Komplek Aradale lunatic asylum centre memang sangat memukau, terlebih lagi beberapa teknik pengambilan film ini sangat handal.
Sehingga kita dapat menikmati keindahan arsitektur gedung ini secara utuh.

Film yang disutradari Muhammad Yusuf ini hasil kerjasama dengan pemerintah negara Victoria, dan luar biasa ternyata lokasi syuting memang menawarkan tour horor. Pariwisata memang industri kreatif yang memang perlu didukung dengan ide-ide kreatif yang out of the box dalam memajukan pariwisatanya, termasuk wisata horor.

Omong punya omong karena saya menonton bersama genpi sumsel dan blogger Palembang kapan kita kemana, eksplorasi wisata horor di kota Palembang?

Salam kompal.

Kompal
Kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun