Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Suasana Lebaran, Lebaranlah

15 Juni 2018   19:47 Diperbarui: 15 Juni 2018   20:10 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak kue kering dalam toples yang dapat menemanimu saat mendengarkannya dengan seksama dalam tempo cukup lama itu, tidak usah dijawab, tidak santun, karena juga mulutmu sedang sibuk dengan mengunyah, jika perlu cari kacang goreng atau kuaci, yang memerlukan waktu kunyah yang lebih lama,cukupangguk-anggukan kepala,mereka tidak akan verifikasi apakah kamu mengangguk tanda setuju atau mengantuk karena bosan.

Ditanya kapan nikah? kapan selesai sekolah? Sudah kerja belum? Kapan punya anak lagi? kapan keliling dunia lagi? kapan punya pulau pribadi lagi? kapan akuisisi Burj Khalifah?.

Lebaranlah, buat pemikiranmu lebih lebar, mereka itu "cuma anggota keluarga" yang berusaha care, bukan bermaksud julit kok, ya jikalau nyeyes (istilah Palembang :padanan kata nyinyir) sedikit biasalah, membalasnya dengan berdebat atau membuat mereka sakit hati, tanyakan pada diri kita sendiri "apa nggak sayang perjuangan ibadah 29 hari itu? yang dimulai dari sahurnya , bahkan ada yang sampai menjalankan sahur on the road, tetap beraktifitas, dengan tetap menjaga agar tidak batal  hingga buka puasa.

Banyak aneka pempek yang menemanimu saat angguk-angguk menyetujui segala saran mereka, mengajari kita bagaimana bergaul lebih luas. Bagaimana bekerja yang baik bagaimana berinvestasi atau justru berdivestasi, ya kita pahamlah level mereka juga bagaimana, setidaknya kita membantu mereka untuk melancarkan kemampuan halu-nya, setidaknya "kecikebalak" (mengecilkan masalah) meski risikonya "besakke duso" (membesarkan dosa) sedikit tidak apalah, yang pentingkan menyenangkan hati mereka dan menjaga tali silaturahmi keluarga dan tetangga.

Jika pempek habis, aneka lapis palembang yang manis-manis itu kan bisa membantu mendengarkan kenyenyesan mereka yang memang pahit. Biasa aja, kita cuma perlu lebaran aja. Lebarkan sudut pandangmu dalam memahami situasi lawan bicara kita, hatters pasti berlalu kok.

Setelah semua itu paling penting, siapkan baju lebaran (lebih lebar), kadang pelampisan tidak cukup makanan kecil, lepat dengan malbi daging sapi, ketupat dengan opor ayam ataupun pindang ayam kampung plus sambal nanas ati ampela,kadang ada gulai itik pedas dan rendang diembat juga.

Situasi demikian seringkali memaksa kita untuk mengunyah aneka makanan berat baik dari porsi maupun kalori ini sebagai pelarian, ketika makhluk-makhluk nyenyes ini membentuk kolaborasi, Pilihan kita untuk mengalah berefek kita di-bully rame-rame saat saat lebaran. Memastikan wajah kita tetap senyum lebar dengan hati dongkol itu sangat butuh energi.

Tetapi efek gurihnya santan,lemak dari jeroan,ayam, itik, daging sapi itu menyebabkan timbunaan lemak pada tubuh, menyebabkan jarum jam bergeser semakin kekanan, karena itu butuh baju lebaran, agar tidak begah saat memakainya.

Apapun pengalaman lebaranmu hari ini, karena saya sudah sungkem dengan keluarga besar hari ini terutama kepada kedua ibu saya, plus membagi angpao pada seluruh keponakan berbagi sedikit rezeki THR.

Saya ucapkan mohon maaf lahir batin jika ada interaksi saya yang melukai perasaan. Saya yakin seluruh kompasianer merayakan lebaran baik yang mudik ataupun tidak ,  semakin (me)lebar(k)an hati dan pikiran.

Salam

KompalKompak
KompalKompak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun