Cara lain seperti membawa kantong sendiri saat belanja pun masih sering dianggap aneh. Stigma kurang baik pun kahirnya tak bisa dihindari. Misalnya, "Belanja sampai ratusan ribu bisa, masak beli plastik seharga dua perak saja tidak bisa." Akibatnya, muncul kegengsian.
Itu terlihat dari mulai banyaknya masyarakat yang lebih memilih air minum kemasara entah itu gelas plastik PP atau botol atau juga kaleng ketimbang menggunakan gelas pada umumnya.
Begitu pun kemasan kue kering ataupun kue basah yang lebih banyak menggunakan toples plastik PP, ataupun kaleng-kaleng biskuit.
Belum lagi untuk lontong dan ketupat yang penyajiannya sudah makin banyak bergeser, yakni dengan mengunakan plastik LDPE ketimbang daun. Bahkan untuk kemasan buah tangan saat berkunjung pun lebih memilih kotak plastik bahkan styrofoam.
Saya sangat memahami bahwa menghindari penggunaan plastik secara massif ini sangat sulit. Begitu repotnya kita ketika berupaya mengurangi penggunaanya. Meski persoalan penggunaan sampah plastik ini sudah menjadi persoalan yang menjadi perhatian terutama Kementrian Lingkungan Hidup yang semakin gencar mengkampanyekan pengurangan sampah plastik--bahkan sekarang ada lokasi selfi yang terbuat dari sampah plastik untuk mengingatkan betapa besarnya penggunaan sampah plastik.
Jika sulit untuk mengurangi, setidaknya dimulai dengan tidak membuang sembarangan. Mulai membiasakan untuk melakukan pemilahan sampah.
Jika gengsi untuk menjualnya ke bank sampah, lakukan pemilahan ini sebagai sedekah baik melalui pemulung atau pengepul sampah. Sampah yang terpisah akan memiliki nilai ekonomis yang lebih baik.
Dengan menunmpuknya sampah ini bisa berakibat, salah satunya, terbunuhnya satwa langka di lautan, seperti video viral beberapa waktu lalu.
Perlu kita sadari, sampah plastik yang dibuang sembarangan itu membutuhkan ratusan tahun untuk terurai.
Jika lebaran adalah kembali ke fitrah sebagai manusia, yang bertugas sebagai khalifah di muka bumi (bahkan gunng-gunungpun menolaknya), maka dimulailah dari hal kecil untuk penyelamatan diri sendiri dengan tidak sembarangan membuang sampah.Â
Cukuplah menjadi egois untuk menyelamatkan diri sendiri dari perilaku jahiliyah dengan membuang sampah sembarangan ataupun penggunaan plastik berlebihan.