Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Saya Hanya Ingin Silaturahmi dengan Tetangga, Kok

29 Mei 2018   19:06 Diperbarui: 29 Mei 2018   19:14 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat saya terbaca sebuah ayat pagi  tadi arti ayatnya begini:

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya-mu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri". [ Q.S.An-Nisaa /4 : 36]

Saya  hanya terdiam, apakah saya hanya berupaya berjumpa dengan tetangga saya saat suasana duka. Duduk diam sebentar di rumah mereka, membaca sepotong ayat lalu pergi dengan ucapan duka cita dan menguatkan.

Saya sangat merasakan ketika Ayah saya pergi 5 bulan yang lalu, mendahului kami menunggu kami di alam lain. Sungguh kehadiran para tetangga yang datang tanpa kami minta, memberikan pertolongan dengan ikhlas,  melancarkan penyelenggaraan jenazah ayah saya dengan baik. Saudara, rekan dan tetangga yang menguatkan saya sehingga saya dapat menjalankan amanat Bapak "jika aku pergi, jangan teteskan air matamu depan jenazahku".

Untuk itu, keinginan saya sederhana saja. Saya ingin menjalin silaturahim lebih baik dengan tetangga dekat rumah saya, juga tetangga jauh serta rekan-rekan saya.

Syukurlah, Maha Kasih memberi saya ramadan tahun ini sebagai kesempatan saya mendekatkan diri dengan tetangga sekaligus dengan NYA dengan cara bertandang ke salah satu rumahNYA, masjid Nurus Shalihin di kampung saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun