Terlebih mulai tahun kemarin ia meyakini jika masanya belum baligh pahalapuasanya bisa ia hadiahkan dengan orang yang paling ia sayangi, Pak Yai-nya (Ayah Saya) yang tahun lalu uzur karena sakit sehingga membayar fidyah,dan tahun ini sudah tidak ikut berpuasa karena 5 bulan lalu beliau sudah pergi terlebih dahulu ke alam barzah untuk  menunggu kami. Ah sudahlah itu cerita lain.
Saat itu ia pernah mengatakan "Sahur itu adalah salah satu cara kita membuktikan kuatnya niat kita untuk ibadah esok hari, bukan cuma ucapan niat yang dimulai pasca shalat tarawih".
Dasar anak kecil,mudah sekali ia membalikan ucapan emaknya bahwa ajaran paling penting dalam agama adalah komitmen,apapun pilihan agamamu itu soal komitmen, dimulai dari niat meski itu hanya diucap dalam hati, tanpaorang lain yang tahu, tetapi Maha Tahu pasti mengetahui itu.
Keimanan saya meyakninai bahwa takdir saya dimulai telah ruh ditiupkan sejak janin saya berusia 4 bulan dalam kandungan, Â menjadikan segumpal darah yang menempel dalam rahim seperti lintah itu mulai mengubah diri menjadi manusia.
Saya pun meyakini, sebagaimana perintah pertamanya kepada utusan terakhir-NYA melalui perantaraan malaikat Jibril "Iqra (bacalah)", baik yang tersurat maupun tersirat .Sehingga perintah sahur (meski hanya bersifat sunah,yang bermakna jika ditinggalkan tidak akan menanggung dosa, sebagai bukti pula bahwa ia begitu penuh kasih dengan Makhluk-nya
memberikan penyadaran bahwa pilihan ibadah bukan pada persoalan imbalan pahala dan ancaman, janji ke syurga atau ke neraka, tetapi wujud kebutuhan kita akan aktualisasi diri kita sebagai makhlunya, sebagaimana firmanya diciptakan hanya untuk bertaqwa kepadanNYA.
Secaratersirat bisa jadi  melaksanakan sahur  adalah wujud kita memastikan  kesiapan kita (selain berniat untuk berpuasa yang diucapkan baik setelah shalat tarawih, sebelum tidur ataupun sebelum makan sahur ya bisa juga menjelang subuh itu dengan kita bangun subuh) sembari berdoa mengucap syukur atas rezeki yang dilimpahkannya melalui hidangan yang tersedia.
Sebuah langkah sederhana untuk menyediakan diri ini untuk menjalankan perintah-NYA sebagaimana selalu kita ucapkan dengan  tegas "Sesungguhnya ibadahku, hidupku, matiku,hanya untukMU wahai Tuhannya semesta alam" sebelum bertakbir pasca berniat ketika shalat .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H