Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Terpapar Vitamin "Sea" dan Gagal Bersayap di Lampung

19 April 2018   11:28 Diperbarui: 19 April 2018   11:31 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Senin depan kita ke Bandar Lampung, ada bimtek buat kita selama 3 hari" celoteh Bu Boss, dan memang lembar disposisi mencantumkan namaku untuk mengikuti bimtek tersebut.

Tidak terlalu antusias, karena melihat di lembaran tiket perginya senin siang dan pulang pada rabu sore, pelatihan juga waktu yang sama Senin Siang sampai Rabu Siang, jadi cukup angguk-angguk kepala aja karena artinya tidak akan ada kesempatan my job my adventure.

Selain itu, memang kamis sore itu sudah punya niatan lain untuk mengikuti acara google women will di salah satu caf di jalan Sumpah Pemuda Palembang. Eh.. jumat-nya malah sibuk ngerumpi dengan beberapa teman mengenai gambut, lalu sorenya mengikuti women will lagi, dan malamnya diajak nonton film sama adek-adek. Film yang sama sekali bukan genre saya yang sempat membuat beberapa adek heran saya kok bersedia nonton.

Sabtu pun saya beralih peran jadi anak sekolah, karena memang sudah habis mapel, jadi tinggal  yang mengejar-ngejar guru saya hanya sekedar ngobrol soal gaya tulisan dan metode penulisan yang tak yang selalu kacau dan nggak kelar-kelar juga (eh..curcol). Maafin muridmu yang lalai ini Pak Guru. 

Minggunya wajib jadi emak yang membersamai anak, dan juga tetangga yang baik, wajib mendatangi beberapa hajatan. Sehingga persiapan bimtek pun seolah terabaikan.

Senin pagi baru deh prepare, karena ini bimtek mengatasnamakan sebuah institusi, jadi tidak bisa seperti biasanya pakai jeans, kaos dan sendal,pakaian wajib saat pelatihan lain yang biasanya saya ikuti. Astaga, saya baru ternyata ini adalah bimtek ke luar kota pertama yang saya ikuti atas nama institusi tempat saya bernaung. Biasanya saya pergi keluar kota atas nama pribadi atau lembaga lain. Saya lebih prefer jika bimtek semacamini dikuti oleh pejabat struktural, tetapi beberapa pertimbangan memutuskan kroco mumet seperti saya yang ikut hadir.

Menurut jadwal bimtek akan dimulai pada pukul 13.00 WIB, dengan asumsi biasanya molor juga maka kami memilih terbang dari Palembang pukul 12.00.

Sebenarnya, penerbangan langsung Palembang-Lampung hanya ada 2 opsi , yakni siang pukul 12 menggunakan maskapai sayap udara atau pukul 6 sore pada maskapai kebanggaan di dada. Karena alasan budget, jadi paham kan mengapa memilih untuk bersayap ketimbang bangga di dada?.

Puja kerang ajaib, siang itu penerbangan sayap udara hanya terlambat 10 menit. Mendarat di Radin Inten, Natar pukul 13 lebih, dan notif di WA memberitahukan jika bimtek telah dimulai. Wow..on time.

Syukurlah ada yang baik hati mengirimkan pretest melalui WA, jadi mengisi pre-test melalui handphone tak seberapa ini jika dibandingkan dengan handphone yang lagi digenggam salah satu adek di Kompal baru-baru ini, harga handphone dia bisa dapet 10 handphoneku,( Lah... curcol lagi)

Ternyata perjalanan dari Natar ke Bandar Lampung lebih lama dari lama penerbangan, hampir 2 jam. Tidak tepat sekali sih, karna memang mataku sibuk pada layar handphone sepanjang perjalanan.

Tiba di penginapan, langsung meluncur ke ruang pelatihan, registrasi dan masuk ruangan, tas dititipkan ke panitia. Bersama Ibu boss cengar cengir, karena saya dan dia pake jeans,hanya beliau pakai kemeja dan saya pakai kaos. Pasang muka cuek aja. Toh akan mendapat posisi duduk di belakang juga.

Disater dimulai saat buka tas dan notebook,astaga saya lupa membawa charger dan notebook saya habis batere, lengkaplah sudah saya peserta badung yang main hape, cekrak cekrek slide tayangan dan mencatat melalui handphone.

Istirahat saat pukul 5, untuk check in kamar, yang dilanjutkan makan malam, dan bimtek dilanjutkan pada pukul 7 hingga pukul 9 malam plus ngobrol dengan beberapa kolega dari institusi lain membahas mengenai materi yang bikin dag dig dug institusi kami ini, hingga pukul10 malam saya baru kembali ke peraduan.

Syukurlah kamarnya nyaman, dan saya beruntung karena mendapat kamar sendiri. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan, bukan persoalan saya ini makhluk anti sosial yang kesulitan saat beradaptasi sekamar dengan teman baru. Tetapi hotel dan resort lokasi pelatihan ini sepertinya dipersiapkan untuk yang honeymoon. Tempat tidurnya semua single bed dengan rancang bangun kamar mandi yang aduhai,bersekat jendela bening.

Ehm...iniloh penampakan toiletnya (dok.pribadi)
Ehm...iniloh penampakan toiletnya (dok.pribadi)
Tersedia juga working space, meja dan kursi yang nyaman untuk mengetik sebenarnya. Tetapi saya yang dulu sering diomeli Nainai, ketika ia melihat posisi duduk tempat saya bekerja dulu membelakangi jendela, "Feng shui sh pu hau", katanya.

Nice work space,meski gak terpakai (Dok. Pribadi)
Nice work space,meski gak terpakai (Dok. Pribadi)
Jadi sampai sekarang mempengaruhi saya, menghindari bekerja membelakangi jendela. Bukan persoalan percaya feng shui, lebih pada pilihan karena imajinasi saya yang ketinggian yang menyebabkan saya penakut, terlebih saya sendirian di kamar.

Dengan tidak ada power pada notebook,menjadikan tidak banyak hal yang dapat saya kerjakan, selain menonton televisi dan main handphone yang berujung pada chat dengan beberapa teman. Ah...kebiasaan buruk sekali,dan tahu yang lebih buruk? saya selalu menyadari apa saja yang menjadi kebiasaan buruk dalam hidup saya, tetapi tidak pernah saya perbaiki. Hanya terbatas pada awareness saja, tapi udah lumayan kan?.

Bangun subuh, dan perangkat shalat disediakan di hotel ini. Tidak ada aktifitas pagi yang menjadi kewajiban saya subuh ini, sehingga memutuskan menikmati pagi, dengan olah raga? nggaklah ha ha. Saya membuka tirai kamar dan melihat ke arah luar jendela dan Subhanallah, panorama laut.

Saya tidak menyadarinya kemarin, meski saya duduk makan malam di pinggir jendela tetapi tidak ada yang membuat saya tertarik untuk menoleh, karena kupikir hanya pemandangan kota dengan kerlap-kerlip lampu semata. Norak? Iya juga sih. Saya 'kan orang Palembang yang jarang sekali lihat laut, bahkan sungai pun orang zaman bingen (dahulu) menyebutnya laut, daerah saya ada sebutannya Kenten Laut, padahal di tempat itu cuma ada anak sungai Musi. Ah..sudahlah itu akan dibahas nanti saja.

Siapkan secangkir teh dan nikmati panorama dengan duduk bersenderan di kursi santai. Menunggu waktu breakfast dan mulai pelatihan jam delapan pagi. Saya yakin laut tidak terlalu jauh dari sini, dan yakin dapat ditempuh dengan ojek.

Makasih Mbah Google dan Ojol

 Pelatihan hari kedua yang memulai dibagi kelompok dan dipastikan akan dipresentasikan. Saya lupa untuk mem back up materi di flashdisk atau menggantungkan di awan dunia maya. Sungguh sebuah kelalaian fatal.

Mata saya yang sejak semalam bergerilya melihat peserta mana yang menggunakan notebook yang bermerk sama sehingga saya dapat meminjam chargernya untuk sekedar memindahkan data ke thumbdrive, aha.. gotcha. Ada seorang pendidik calon guru, yang baik hati, cantik dan tidak sombomg (saya lupa bertanya apakah ia rajin menabung) bersedia meminjamkan chargernya.

"Gantian aja Mbak Ika' komen dia setelah ia tahu alasan saya meminjam charger. Ya jelas nggak mungkin saya membebani beliau selama 2 hari ini akibat kelalaian saya.

Pilihan untuk memindahkan data dan menggunakan notebook teman pun membuat saya kurang nyaman. Saya tidak terbiasa menggunakan notebook dengan merk apel digigit, plus kebiasaaan saya yang membuka banyak jendela seperti notebook saya agak kesulitan , karena memang saya menghapal posisi data saya yang berantakan foldernya d dalam notebook.

Tidak ada jalan lain,saya harus membeli charger baru, setidaknya yang competible, sehingga jam makan siang saya sengaja memesan ojek online untuk ke sebuah toko komputer.

Kok tau?ya tahulah.. kan ada Mbah Google, saya tinggal browsing, atau buka pada google my bussiness sebuah situs gratis yang menjadi fasilitas dari Google untuk pebisnis termasuk pemula. Dalam situs ini juga menunjukkan ulasan toko tersebut dari customer dan mencantumkan nomor telpon yang dapat dihubungi,bahkan langsung terhubung dengan google maps sehingga tahu berapa jaraknya dari tempat saya.

Untuk memastikan ketersediaan dan harga,maka cukup saya telpon. Dari 5 toko yang saya hubungi saya memutuskan untuk datang kesebuah toko komputer. Sebenarnya saya dapat saja memesan melalui ojol. Tetapi saya ingin sekedar melihat kota Bandar lampung walau hanya radius beberapa meter.

Saya memilih ojek ride,dan ternyata tarif terbawah hanya 4 ribu rupiah,berbeda dengan kota Palembang. Sudah semacam SOP buat untuk screenshoot pemesanan untuk dikirim ke komandan di Palembang (padahal tanpa dikirim pun beliau kan bisa dteksi keberadaan terakhir aku dimana he.. he... ), juga memastikan plat nomor dan driver yang menjemput sesuai dengan yang tertera pada aplikasi.

"Buat pengadaan kok ke sana Mbak?"tanya ramah sang driver ganteng "kenapa?" aku balik bertanya. "Toko itu tidak mau harga di upgrade Mbak, memang murah berkualitas dan purna jual terjamin,jadi banyak pengusaha kecil sih yang beli di sana termasuk yang punya game online" sambungnya.

"Pertama, saya bukan orang pengadaan, dan memangnya semua orang pengadaan suka meng-upgrade harga barang? Kedua saya cuma mau beli charger"jawab saya.

"Yakin ada?"tanyanya lagi "ada, sudah kutelpon" sahutku lagi,

"Eh, Mas pantai paling dekat sini yang dapat ditempuh dengan ojek dimana?" aku yang balik tanya ke dia.

"Oh..banyak Mbak, mbak mau kepantai, memangnya Mbak dari mana?" eh dia malah balik tanya.

"he he...Palembang" jawab saya cengengesan. "Oh..banyak Mbak ke Queen Artha, Tirtayasa,kalocuma buat foto-foto bisa sebentar,abis itu balik lagi" jawabnya.

"Oh ya,jadi kalo jam 6 dari hotel terus jam 8 sudah di hotel lagi bisa?"aku menyambut jawabannya antusias.

"Bisa, Mbak.Nanti minta tunggu aja sama drivernya"jawabnya lagi "atau mau saya jemput besok pagi?"sambungnya. 

"eh...belum tentu sih" jawabku.

Sebuah lagu dari Pak Kombes

Sempat terpikir untuk minggat bimtek, sekedar melihat pantai sebentar. Tetapi ternyata bimtek memang jadwalnya sampai malam. Bu bossku satunya lagi punya teman akrab yang tengah menjabat di Bandar Lampung. Beliau mengundang kami makan malam di hotel lain.

Meski sudah pukul 9 malam beliau tetap menjemput kami, dan beliau sebenarnya menunggu kami dari pukul 8. Karena beliau besok pagi harus ke Bandung untuk suatu acara sehingga tidak akan sempat lagi menjamu kami besok.

Ketika menikmati makan di sana sempat nyeletuk "Kok saya mengenal rasa masakan ini ya?".

"Menunya umum kok" jawab mereka.

Ketika keluar baru sadar, ya iyalah menunya umum banget buat aku, karena hotel ini satu manajemen dengan kopitiam di depan institusi aku bekerja, tempat ngumpulnya mereka (yang "terpaksa" mengakui aku satu profesi karena aku punya license dari organisasi yang sama). Jadi sering aja di"geret" buat makan siang atau ngopi cantik karena cukup jalan kaki dari ruangan aku, tapi cuma sekedar makan siang , tidak ikut dalam tanda tangan kuasa (ya... curcol lagi).

Banyak cerita seru dan pembelajaran mengenai pertemanan dari si Bapak, bahkan ia tetap dengan gaya "kelakar betok" ciri khas "budak Plembang".

Senang sekali ketika beliau mengambil mic dan menyanyikan lagu "Kartika"-nya Ahmad Albar (atau Gito Rollies ya), saya cuma bisa senyum-senyum padahal dalam hati mau ngomong " request satu lagu lagi dong Pak, Lestari Alamku gubahan Gombloh".

Pengalaman luar biasa saat seorang pejabat rela menunggu bahkan bersama istri dan anaknya untuk mengundang makan malam sahabatnyadan menjalin silaturahim. Tabik.

Terpapar Vitamin Sea diPantai Mutun

Abaikan emak narsis yang sedikit menggangu panorama pantai Mutun yang indah (Dok.Pribadi)
Abaikan emak narsis yang sedikit menggangu panorama pantai Mutun yang indah (Dok.Pribadi)

"Pengen banget ke laut" aku membatin,tapi kan gak mungkin. Bimtek ditutup jam makan siang, dan jadwal penerbangan pukul 16.10. Artinya pukul 13.00 sudah harus ke Bandara dan penutupan sebelum makan siang."semoga lain waktu bisa dan segera" aku nyambung mbatin.

Tengah malam saat tiba kembalike hotel baru ingat kami belum check in penerbangan, dengan mata mengantuk saya check in penerbangan dengan online via handphone dan klik tanpa melihat jam penerbangan, dan sayapun tidur.

Hingga saat breakfast baru membuka email untuk melihat boardingpass." Yuk, kok penerbangan kita berubah malam?apa aku salah klik ya?" tanyaku pada Bu Boss.

" Ah iya, semalam ada pemberitahuan jika penerbangan kita didelay,ya udah manfaatin aja jam siang ini" sahutnya.

Boss satunya nyahut "ya udah, kita jalan dulu ke pasar dan pusat oleh-oleh, lalu ke cari bakso dan kita ke pantai sebentar". Boss nomor satu ini memang paham soal Lampung, karena memang banyak keluarga beliau yang tinggal di Lampung.

Setelah penutupan kami langsung merapikan perlengkapan dan checkout, memilih untuk tidak makan siang lagi, -karena ingin makan bakso terkenal di Lampung, yang cabangnya ada dimana-mana. Cabang di Palembang pun ada, sering saya pesan lewat ojek online buat sang jagoan saya.

Driver yang mengantarkan kami memberi opsi pantai yang dapat dikunjungi yakni Sarigungung, Klara dan Mutun. Karena pertimbangan paling dekat adalah Mutun, maka kami memilih ke Mutun. Waktu tempihdari hotel tidak sampai 30 menit, akses jalannya juga bagus.

Sangat menyenangkaan merasakan perjalanan dalam waktu singkat ini melihat panorama yang indah.

Karena di Palembang, 30 menit itu adalah waktu tempuh tersingkat yang diperlukan oleh saya dari rumah ke headquarter saya yang hanya berjarak kurang dari 4 KM, efek pembangunan yang super dahsyat di Palembang berimbas pada kemacetan daerah Kenten tempat saya tinggal dan bekerja.

Mending jalan kaki?maunyasih begitu. Tetapi pemkot kami belum peduli dengan nasib pejalan kaki. (Karena itulah saya norak ketika melihat trotoar di Surabaya beberapa tahun lalu , eh itu cerita lain kali saja).

Ada sedikit kekhawatiran, karena sempat tersiar berita beberapa tahun lalu mengenai teror buaya Pesawaran. Ah... tetapi segera terlupa ketika kaki menginjak di pasir putih pada ombak yang sangat landai karena memang ini pantai teluk.

Mau cari bahan emping melinjo aja (Dok.Pribadi)
Mau cari bahan emping melinjo aja (Dok.Pribadi)
Awalnya cuma ingin duduk di pantai menikmati Pulau Tangkil dari jarak jauh, tetapi tergoda juga untuk menyusurinya dengan boat meski sama sekali tidak berniatuntuk turun ke Pulau Tangkil. Menyusuri pantai dengan bau khasnya plus memandang hamparan luas berwarna biru ke arah samudra itu memberi efek vitamin sea luar biasa.

Meski kami ingin berlama-lama di pantai ini tetapi waktu kami terbatas, he he jadi belumlah puas menikmati kami harus segera ke Natar. Jadi kami tidak menikmati segarnya buah kelapa muda di pondokan.

Buat yang ingin datang ke sini, jangan khawatir soal toilet dan tempat bilas, karena termasuk dalam fasilitas pantai ini, juga mushallah dan perangkat shalat pun ada.

Jika ke sinni ..siapkan energi buat outbond. Mereka itu 2 bu Boss saya (Dok.Pribadi)
Jika ke sinni ..siapkan energi buat outbond. Mereka itu 2 bu Boss saya (Dok.Pribadi)
Saya hanya memungut beberapa kulit kerang dan patahan karang buat sang jagoan, denga suatu janji saya akan kembali lagi ke sini bersama dia.Semoga segera.Perjalanan pun kami teruskan untuk singgah di beberapa tempat lain, sekedar survey jika suatu saat kami kembali ke sini lagi. Termasuk menyusuri kampung durian, sayangnya sedang tidak musim duren.

Gagal bersayap malam itu

Sebelum masuk ke Bandara kami memutuskan untuk makan dulu, dan bos saya membuka baru membuka haandphone tepatnya SMS yang berisi pemberitahuan dari Sayap Udara membatalan penerbangan kami malam itu dan akan di refund.

Saya gagal bersayap malam itu. Artinya kami perlu menikmati perjalanan darat malam itu.

Untuk kembali ke Bandar Lampung dan membeli tiket kereta api tampaknya tidak menjadi pilihan kami mengingat waktu sudah menjelang malam dan kembali ke Bandar Lampung memerlukan waktu hampir 2 jam, akan sangat terburu-buru.

Sehingga kami memutuskkan untuk kembali ke Palembang dengan rental mobil melalui jalur lintas timur. Artinya 10-12 jam perjalanan darat. Watatitah, saya ini mudah mabok perjalanan. Perlu kekuatan ekstra.

Tampaknya efek terpapar vitamin sea yang mebuat mood saya tidak turun meski tidak mengunyah coklat sehingga perjalanan malam itu tidak terasa.

Percaya alasannya begitu? Ha ha.. sebenarnya saya kelelahan, Saya hanya berceloteh sampai di Metro, setelah itu saya tertidur pulas bahkan untuk makan malam atau sekedar melepas lelahpun saya lewatkan, saya menitipkan nyawa pada sang driver,tidur lelap hingga menjelang subuh saya baru bangun. Itu pun sudah hampir Indralaya, artinya sudah memasuki Palembang.

Jadi ketika ditanya bagaimana kondisi jalan antara Lampung dan Palembang, mana bisa aku jawab. Tetapi lamanya waktu tempuh juga membuat saya masih lelah dipagi hari dan tepar ketika berjumpa bantal busuk dikamar saya.

Seperti biasa si bujang kegirangan hanya mendapatkan sepotong karang dan kulit kerang "Wah...kita harus ke Lampung, Bun. Batalin ke NTT ,yang dekat aja" teriaknya kegirangan.

"Bagus pantai di Lampung? sempat main ke pantai,katanya bimtek jadwalnya sibuk" komen Komandan.

Dengan muka ngantuk bengong "Lha...kamu ke Lampung gak pernah ke Pantai? Sadis amat perusahaan kamu ya? Udah ke sana disuruh jalan darat,kalo pelatihan ngendep di Mess"sahutku .

Kantor pusat suami ada di Natar, jadi terkadang ia pelatihan di sana. Dia juga memang tipe betah berlama-lama di ruangan, jadi nggak heran kalo keluar kota ya cuma pindah ruangan.

"Namanya juga buruh, Boss"jawab dia lebih anteng lagi. "Pokoknya kita ke Lampung, ke Pantai" sahut Davie.

"Iya,kita tunggu toltrans sumatera jadi, jadi cuma beberapa jam ke Lampung via Tol Palindra" sahutku. "Lah kan bisa naik kereta api" jawab Davie.

"Heeem" sahutku yang langsung pulas.

Semoga tak terbaca beberapa teman yang dulu sering meminta aku mengikuti ekspedisi mereka ke Lampung yang selalu aku tolak. 15 tahun yang lalu, ya iyalah kutolak, fasilitas kan belum selancar sekarang. Mereka lupa jika aku mencintai alamku dengan cara yang berbeda (ha ha ..nggak mau ngaku kalo penakut dan sampai sekarang tidak bisa berenang). Semoga dapat segera ekplor Lampung banyak sekali yang perlu dijelajahi, bersama Kompal mungkin?

Yang terakhir mohon dibaca sebagai kode keras.

Dok. Kompal
Dok. Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun