Setelah penutupan kami langsung merapikan perlengkapan dan checkout, memilih untuk tidak makan siang lagi, -karena ingin makan bakso terkenal di Lampung, yang cabangnya ada dimana-mana. Cabang di Palembang pun ada, sering saya pesan lewat ojek online buat sang jagoan saya.
Driver yang mengantarkan kami memberi opsi pantai yang dapat dikunjungi yakni Sarigungung, Klara dan Mutun. Karena pertimbangan paling dekat adalah Mutun, maka kami memilih ke Mutun. Waktu tempihdari hotel tidak sampai 30 menit, akses jalannya juga bagus.
Sangat menyenangkaan merasakan perjalanan dalam waktu singkat ini melihat panorama yang indah.
Karena di Palembang, 30 menit itu adalah waktu tempuh tersingkat yang diperlukan oleh saya dari rumah ke headquarter saya yang hanya berjarak kurang dari 4 KM, efek pembangunan yang super dahsyat di Palembang berimbas pada kemacetan daerah Kenten tempat saya tinggal dan bekerja.
Mending jalan kaki?maunyasih begitu. Tetapi pemkot kami belum peduli dengan nasib pejalan kaki. (Karena itulah saya norak ketika melihat trotoar di Surabaya beberapa tahun lalu , eh itu cerita lain kali saja).
Ada sedikit kekhawatiran, karena sempat tersiar berita beberapa tahun lalu mengenai teror buaya Pesawaran. Ah... tetapi segera terlupa ketika kaki menginjak di pasir putih pada ombak yang sangat landai karena memang ini pantai teluk.
Meski kami ingin berlama-lama di pantai ini tetapi waktu kami terbatas, he he jadi belumlah puas menikmati kami harus segera ke Natar. Jadi kami tidak menikmati segarnya buah kelapa muda di pondokan.
Buat yang ingin datang ke sini, jangan khawatir soal toilet dan tempat bilas, karena termasuk dalam fasilitas pantai ini, juga mushallah dan perangkat shalat pun ada.
Gagal bersayap malam itu