"Uap air, Kak"jawabku. Baiklah ...hasil verifikasi menyatakan bahwa pemahaman sains dasar di belum memahami perubahan fisika pada air. Ok... Noted.
"Kata nenek, merebus apapun bagusnya jika airya sudah mendidih, jadi tingkat kematangan masakah bisa diperkirakan. Tidak lodrong" sambungnya.
"Tuh nda, udah mendidih. Masukin ya tekwannya"ucapnya sambil memindahkan tekwan dari wadahnya ke panci di atas kompor. Ia mengecilkan api kompor "biar tidak meletup-letup"ucapnya.
Nyebelin sih, kakak memasukkan ke kuah dengan centong sayur yang panjang dan sedikit demi sedikit. Kadang-kadang agak ceroboh dengan mamasukkan dari jarak agak jauh sehingga air kaldu agak muncrat. "Kaaak...." aku memperingatkan, yang disambut wajah tengilnya. Padahal jantung udah makin deg-degan.
Seharusnya ini  jadi kesempatan sih untuk menjelaskan hukum archimedes. Tapi ditunda dulu aja deh, jantung masih perlu ditata melihat aktifitas dia.
Tak berapa lama, Eureka... Setelah air mendidih kembali dan tekwan terapung aku memasukkan jamur kuping, daun bawang, seledri.
Lalu, Violla... siap platting.. cukup masukkan  mangkok dan tabur bawang goreng yang selalu siap sedia di atas meja.