"Ingat safety ya Kak"aku mengingatkan sambil mencuci daun bawang (perai) dan seledri di wastafel.
Sambil lirik dia memperhatikan kompor. Memastikan kompor bersih minyak dengan mengelapnya terlebih dahulu. Menumpukkan piranti masak yang tidak perlu dan menjauhnkannya dari kompor.
Memilih panci yang cukup untuk merebus kuahnya. "Kak, itu pantat panci udah diperiksa belum. Ada plastik atau minyak yang menempel gak?"tanyaku.
"Negative, Capt" teriaknya dengan nada ceria.
Saat dia menghidupkan kompor itu sebenarnya saat paling menegangkan. Tapi kan gak perlu terlalu was-was juga. Zaman sekarang kan sudah pake kompor gas, pastikan saja gas yang dipake adalah gas dengan tabung yang aman dan regulatornya juga aman.
Karna kuah cukup banyak, jadi menaruh panci dikompor aku ambil alih. Kak Davie memperhatikan airnya sampai mendidih. "Itu energi panas tengah bekerja,Nda. Panas dari api membuat suhu air meningkat"celotehnya.
"Oh ya? Lalu?"tanyaku antusias sambil memotong-motong daun bawang, seledri dan jamur kuping, pelengkap tekwan.
"Kalo air mendidih, bakteri ekoli  (e-coli maksudnya) penyebab sakit perut dan diare mati"celotehnya.
"Perlu termometer dong"sahutku.
"Cukup lihat jika airnya bergolak memunculkan gelembung-gelembung dan terlihat asap-asap air, itu mendidih" ia menjelaskan.