Mohon tunggu...
Karsten Soehartono
Karsten Soehartono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bergelut Mewujudkan Harmoni: Ekskursi Lintas Agama di Pondok Pesantren Kebon Jambu

21 November 2024   12:08 Diperbarui: 21 November 2024   12:09 2174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bangun di pagi yang cerah dengan semangat yang menyegarkan,  
Memulai perjalanan menuju jembatan pertemuan dalam perbedaan.  
Langkah demi langkah terambil dengan penuh rasa ingin tahu,  
Menelusuri jejak-jejak keimanan di Pondok Pesantren Kebon Jambu.  
Pulang dengan hati yang lebih lapang, dan pikiran yang lebih terbuka.  
Sebuah perjalanan spiritual yang tak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga mengenal diri dan sesama. (Syukur, Kahlil Gibran)

Perbedaan Sebagai Anugerah

Perbedaan adalah kenyataan yang tak bisa dihindari dalam kehidupan. Namun, justru dalam perbedaan itulah keindahan dan kekayaan suatu bangsa dapat ditemukan. Indonesia, dengan segala keberagamannya, adalah miniatur dunia, tempat yang penuh warna dalam suku, budaya, dan agama. Setiap agama, dengan prinsip-prinsipnya, mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang berharga. Ekskursi 2024 yang membawa peserta ke Pondok Pesantren Kebon Jambu adalah sebuah perjalanan yang mempertemukan beragam pemahaman, menyatukan hati dalam satu tujuan: membangun kedamaian.

Seperti halnya sebuah karya seni, keberagaman agama di Indonesia adalah lukisan yang terbuat dari beragam warna dan corak. Pondok Pesantren Kebon Jambu, yang menjadi tujuan kunjungan, bukan hanya menjadi tempat pendidikan agama, tetapi juga tempat di mana perbedaan agama bisa bertemu dengan damai. Dalam suasana ini, para peserta berhadapan langsung dengan kenyataan hidup yang mengajarkan tentang pentingnya toleransi, saling menghormati, dan menerima keberagaman sebagai anugerah.

Miniatur Indonesia dalam Keberagaman

Pagi itu, meskipun wajah-wajah yang ada berbeda, ada satu kesamaan yang dirasakan---keinginan untuk belajar dari satu sama lain. Sebagian berasal dari latar belakang yang berbeda, namun Pondok Pesantren Kebon Jambu menyediakan ruang yang aman dan terbuka untuk semua. Di sana, bukan lagi sekadar individu dengan latar belakang agama yang berbeda, melainkan anak-anak bangsa yang memiliki tujuan bersama untuk menjaga keharmonisan dan memperkokoh persatuan.

Salah satu pengalaman yang sangat berkesan adalah saat duduk bersama di ruang makan. Di meja makan yang sama, para peserta ekskursi berbagi hidangan dengan santri-santri pesantren. Percakapan pun mengalir, berbicara tentang kehidupan, berbagi tawa, dan menyentuh topik mulai dari hobi hingga cita-cita. Meski ada perbedaan dalam pandangan hidup dan keyakinan, suasana kebersamaan itu terasa sangat hangat. Ada saling mendengarkan, menghargai, dan belajar satu sama lain. Momen sederhana ini menjadi bukti bahwa meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, kedamaian tetap bisa terwujud dalam kebersamaan.

Tidak hanya itu, pengalaman lain yang meninggalkan kesan mendalam adalah ketika ikut serta dalam kegiatan ngaji bersama para santri. Meski tidak semuanya familiar dengan doa-doa dan bacaan tersebut, kesempatan untuk merasakannya sangat dihargai. Awalnya terasa canggung, namun sambutan hangat dari para santri membuat perasaan menjadi lebih tenang. Kegiatan tersebut, meskipun tidak sepenuhnya dipahami, membuat semakin besar rasa menghargai kedalaman ajaran agama yang dijalani oleh para santri.

Keberagaman dan Keharmonisan

Keberagaman bukanlah sekadar kata, melainkan sebuah kenyataan sosial yang harus dihadapi dengan bijak. Dalam kunjungan ke Pondok Pesantren Kebon Jambu, peserta diajak untuk melihat keberagaman dengan kacamata yang lebih luas. Pelajaran yang didapat adalah pentingnya menerima perbedaan dengan lapang dada, memahami bahwa perbedaan agama dan budaya adalah bagian dari kehidupan yang memperkaya pengalaman spiritual.

Setiap kegiatan yang dilakukan di sana bukan hanya tentang berbagi ilmu pengetahuan, tetapi juga berbagi kebersamaan. Ketika bersama-sama mengikuti kegiatan ibadah, ada saling menghargai, tidak hanya karena perbedaan, tetapi juga karena kesadaran bahwa semua agama mengajarkan kebaikan. Setiap pertemuan di Pesantren Kebon Jambu adalah langkah kecil untuk membangun hubungan yang lebih baik antar umat beragama dan untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang kuat dalam keberagaman.

Membangun Titik Temu

Titik temu antara keberagaman agama bukanlah sesuatu yang datang begitu saja. Diperlukan usaha, komunikasi, dan kesediaan untuk membuka hati. Salah satu hal yang dipelajari dalam ekskursi ini adalah pentingnya menciptakan ruang perjumpaan yang jujur dan penuh penghargaan. Dengan saling mengenal, ditemukan titik temu yang menyatukan perbedaan.

Civic nationalism berbasis penghargaan terhadap perbedaan menjadi kunci dalam menciptakan keharmonisan sosial. Pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai inklusivitas dan toleransi adalah dasar untuk membangun masyarakat yang rukun. Konektivitas antar individu, yang terjalin dalam perjumpaan seperti ini, menjadi pondasi bagi terciptanya rasa saling percaya dan saling mendukung di masyarakat. Ketika anak-anak muda dari berbagai latar belakang berbaur dalam satu tujuan, visi untuk bangsa yang lebih bersatu dan damai semakin dekat tercapai.

Mewujudkan Harmoni dalam Keberagaman

Ekskursi 2024 mengajarkan bahwa keberagaman adalah anugerah yang harus dijaga dan dihargai. Keberagaman bukanlah sumber perpecahan, melainkan kekuatan yang bisa menyatukan bangsa. Dalam perjalanan ini, peserta belajar bahwa toleransi bukan hanya tentang menghormati perbedaan, tetapi juga tentang bagaimana hidup berdampingan dengan saling memberi ruang untuk berkembang.

Menghadapi kenyataan sosial yang semakin kompleks, peserta menyadari bahwa untuk menciptakan harmoni, kerja bersama sangat diperlukan. Seperti kata Kahlil Gibran, "Keberagaman dalam cinta adalah kekuatan yang tak terkalahkan." Dengan membangun kebersamaan dalam perbedaan, cita-cita Indonesia yang lebih adil, makmur, dan damai semakin mudah diwujudkan.

Ekskursi ini bukan hanya memberikan pengetahuan tentang agama, tetapi juga membuka mata tentang pentingnya perjumpaan dalam kehidupan. Perjumpaan yang mempererat tali persaudaraan dan memperkuat semangat kebersamaan di antara anak-anak bangsa. Sebagai generasi penerus, nilai-nilai ini akan terus dibawa dalam kehidupan sehari-hari, untuk mewujudkan Indonesia yang harmonis dalam keberagaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun