Mohon tunggu...
Karresa Esa
Karresa Esa Mohon Tunggu... Human Resources - Semakin tinggi ilmu kita, semakin tawadhu

Lahir dan besar di Bontang, Kaltim dan pernah kuliah di Sleman, Yogyakarta.. Id Facebook : Karresa Kar Id Instagram : @Karresa blog : https://duniapenablog.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karena Hujan, Kita Diskusi Sedikit Berat.

10 Juli 2020   21:33 Diperbarui: 10 Juli 2020   21:45 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : https://www.pngdownload.id/png-amytdz/

"Waduh hujan bro, setiap hari hujan, malam minggu lagi ini hari, mau jalan-jalan gak bisa karna hujan, maklum cuma punya roda dua."

"Iya nih lek, makai jas hujan juga repot, pasti juga di tempat tongkrongan sepi nih."

Inilah percakapan 2 pria single yang mengeluh tentang hujan di malam minggu, protes dengan keadaan karena malam minggu adalah harindimana satu satunya waktu yang bisa merefreshingkan pikiran dan jiwa dari penatnya bekerja selama 6 hari. Maklum kami berdua tinggal di mess tempat kami bekerja, ja,uh dari rumah.

"Apa yang kita pola ini, main PUBG yuk lek". Ajakku, penuh keceriaan.

"Ayo, aku buat kopi dulu bro biar ganas mainnya."

Akhirnya kami bermain game online. Selama sejam kami bermain, hujan semakin deras diiringi petir yang menggelegar, tak terasa air masuk ke sela2 bawah pintu masuk bersamaan dengan matinya listrik. Kenikmatan kami bermain game online pun terhenti.

"Wadaw mati listrik lagi , kok basah juga ya". Ujarku sambil menyalakan lampu emergency.

"Waduh bro mau banjir nih, ayo kita angkat barang2 yang ada dilantai lalu taruh di atas lemari baju kita.

"Oke-oke lek."

Kami pun mengangkat barang-barang dari tempat yang rendah menuju tempat yang tinggi. Selama kami memindahkan barang-barang kami, tak terasa air sudah selutut kami. Akhirnya kami mengungsi ke kamar teman kami bernama bang remi di lantai 2 sembari berceloteh kesal menyalahkan hujan.
Sesampainya di lantai 2, teman kami sudah di depan kamarnya sambil menikmati hangatnya kopi.

"Bang Remi, mau ngungsi nih bang ke kamar abang, banjir kamar kami." Ujarku penuh dengan kekesalan.

"Iya nih bang." Sahut teman sekamarku mengiyakan.

"Iya bro, sini aja kita ngobrol-ngobrol tentang hujan di malam minggu." Jawabnya penuh dengan wajah yang tersenyum.

"Hujan nih suka cari masalah, sudah malam minggu gagal, main pubg mati listrik, banjir pula dikamar." Ujarku

"Jangan salahkan hujan bro. Salahkan kita sebagai manusia yang tidak pernah bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt." Sahut bang remi dengan bijaksana.

Lalu bang remi bercerita tentang hujan sebagai berkah.

"Hujan, Allah turunkan sebagai berkah bagi penduduk bumi. Di antara keberkahan hujan adalah manusia dapat minum darinya, serta hewan-hewan ternak dan melata. Ia juga dapat menumbuhkan buah-buahan, pepohonan, dan rerumputan."

"Lalu, kenapa yang semula berkah menjadi musibah untuk kita sebagai manusia?" Teman sekamarku bertanya.

"Itu karena perilaku buruk manusia dengan aktifitas pembangunan, tambang yang lebih mementingkan dirinya sendiri tidak melihat dampak-dampak lain menyebakan datangnya hujan seharusnya jadi berkah justru menjadi musibah." Jawab bang Remi.

"Oow gitu bang, tapi kalau tidak ada aktifitas pembangunan dan pertambangan, roda ekonomi tidak akan berputar ? Malah banyak pengangguran nantinya." Cela ku dengan sopan.

"Nah dalam mengembangkan sumber daya alam itu, perlu diperhitungkan bahwa sumber daya alam tadi memiliki daya dukung alam. Daya dukung alam adalah kemampuan yang dimiliki alam untuk menjaga kelestarian kehidupan makhluk hidup serta unsur yang ada didalamnya. Apabila alam mengalami kerusakan maka alam akan melakukan kemampuan Daya Lenting Alam / kemampuan memperbaiki alam. Ketika perusahaan mau menjalankan aktifitas menambang harus memperhatikan daya dukung alamnya, Artinya, jangan sampai tanah dikuras sampai melewati kemampuan tanah itu untuk menghasilkan tanaman."

"Maka dari itu, ketika kita menjalankan aktifitas tambang jangan kita mengeksploitasi alam tetapi memperkaya Sumber Daya Alam supaya mempunyai nilai tambah yang berlebih." Lanjut bang remi menerangkan.

"Maksudnya bang, memperkaya Sumber Daya Alam supaya mempunyai nilai tambah yang berlebih, itu gimana ya ?" Tanya ku.

"Maksudku, bagaimana menaikkan hasil dari SDA tetapi dengan mengurangi sumber daya penggunaan SDA itu. Hasil ditingkatkan dengan nilai tambah lalu dikurangi penggunaannya dengan efisiensi, dengan cara kerja lebih efisien. Jadi, efisiensi, semakin sedikit menggunakan sumber daya alam, dengan nilai tambah yang semakin besar." Jawab Bang Remi

"Betul juga ya bang." Jawabku sambil mengangguk angguk.

"Dari yang saya jelaskan itu adalah salah satu konsep pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan menurut studi dari World Commision on Environment and Development PBB mengatakan Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan dari generasi masa sekarang tanpa mengkompromikan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka di masa depan. Jadi, kita perlu memahami agar bagaimana membangun yang efisien dan efektif, supaya pada masa datang perikehidupan manusia semakin sejahtera tapi bumi tidak rusak." Lanjut Bang Remi menerangkan.

"Oow gitu bang, jadi pembangunan berkelanjutan ini merupakan pembangunan yang mempertemukan pemenuhan kebutuhan masa kini dengan kemampuan kebutuhan generasi masa depan." Ujarku.

"Iya bener sekali bro, maka dari itu pembangunan berkelanjutan dapat dicapai dengan adjusment atau penyesuaian mindset akan kebutuhan manusia, dalam artian melakukan pembangunan yang memprioritaskan kepentingan dan kebutuhan khalayak manusia. Dan yang tidak kalah penting nya adalah setiap generasi melakukan pengembangan teknologi dalam rangka pembangunan." Terang Bang Remi.

"Oow berarti mindset pengusaha di bidang tambang harus nya memilki mindset service society atau melayani masyarakat bukan what does the society atau apa yang masyarakat mau beli." Tambahku.

"Nah betul itu bro, jadi pengusaha tambang itu tidak hanya mencari profit semata tapi ketiga variabel ini yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan harus seiring berjalan bersama-sama dalam menjalankan bisnisnya." Ujar Bang Remi.

Hujan pun mulai reda, tak terasa teman sekamar saya sudah tidur di kamar bang remi dan saya menyusulnya dengan tidur di lantai yang beralaskan karpet. Bang Remi tetap terjaga dari dinginnya malam sambil menyeruput kopi panas yang menemaninya. Saya ingin melanjutkan diskusi yang sedikit ini tapi berat, apalah daya mata ini tidak bisa terjaga ditambah juga dengan hawa dingin yang seakan-akan mengajak mata untuk terlelap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun