Tapi menurutnya, sebaiknya perangkap itu diletakkan di luar kebun. Setelah diolesi di wadah sepert botol plastik, bisa diliat berapa banyak lalat betina yang datang.
"Ada juga petani yang ladangnya terbebas dari lalat buah menggunakan kapur barus. Segenggam kapur barus yang digiling halus tambah kapur ajaib per drum ternyata efektif juga," tegas pengusaha yang hobi berpetualang ini.
Robert mengaku tak pernah lelah berupaya membasmi lalat buah tersebut. Salah satu upaya yang dilakukannya saat ini adalah mengendalikan citcit dengan memanfaatkan kelemaan-kelemahan serangga tersebut.
Dalam suatu ceramah di gereja, katanya, ada yang mengusulkan menggunakan madu. Beberapa kelemahan penghasil madu seperti tawon tawon adalah asap dan suara bising.
Beberapa petani jeruk kadang membuat asap di beberapa titik tertentu di kebunnya. Hal itu terutama dilakukan menjelang panen raya. "Coba kita perhatikan, bukankah bentuk lalat buah mirip sekali dgn tawon? Saya pikir, jangan-jangan hewan-hewan itu masih dalam satu klen," katanya.
Bagaimana dengan suara bising? Robert masih mengupayakan riset kecil-kecilan misalnya saja memasang lagu-lagu di ladang. Tentu saja itu tujuannya adalah agar hama-hama penyerang itu terganggu dan tidak datang lagi. "Suara bising mungkin perlu dibuat terutama menjelang panen raya," pungkas pemilik rumah buku tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H