Mohon tunggu...
Moses Sitepu
Moses Sitepu Mohon Tunggu... -

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gereja Karo Protestan (GKP)

2 Mei 2016   11:15 Diperbarui: 2 Mei 2016   11:30 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 18 April 1890 (Diperingati sebagai hari berdirinya Gereja Karo), Zending (Kristen) Belanda mengutus Pdt H.C Kryut ke Tanah Karo (Propinsi Sumatera Timur, kala itu), tepatnya desa Buluh Awar (Kabupaten Deli Serda, saat ini). Pdt. Kryut mendirikan post penginjilan disana. 

Pada tahun  1892 Pdt Kryut  pulang ke negeri Belanda tanpa membaptis satupun orang Karo. Kemudian, Pdt. Kryut digantikan oeh Pdt.  J.K. Wijngaarden. 

Pada 19 Agusus 1893 Pdt. Mijngaarden membaptis 6 orang Karo. Kemudian,  Pdt. Mijngaarden mendirikan Gereja Karo (Karosche Kerck) yang kemudian berubah nama menjadi Gereja Karo Protestan (GKP), GKP beraliran Calvinis (Belanda) beda dengan gereja Batak (HKBP) yang beraliran Lutheran (Jerman).

Lebih lanjut, pada tahun 1941, ketika Jepang menggantikan posisi Belanda menjajah Indonesia (Merdeka 17 Agustus 1945). Pada saat itu GKP gembala sidangya seorang Belanda tetapi Pro Jerman (Sebelumya dia Gembala sidang HKBPS (Gereja Simalungun yang pro HKBP/Batak). 

Jerman adalah sekutu Jepang musuh Belanda. Perlu kita ketahui, sebelumnya, pada 7 Oktober 1961 Jerman telah mendirikan HKBP (Gereja Batak), HKBP beraliran Lutheran (Jerman). HKBP  ada di Propinsi Tapanuli (kala itu).

Pada tahun 1941 inilah, Gembala Sidang (Moderamen) GKP menjalankan politik kotornya dengan mengubah nama Gereja Karo Protestan (GKP) menjadi GBKP (Gereja Batak Karo Protestan), tujuannya membatakkan orang Karo.

Sejaka saat itu orang Batak menganggap Karo sebagai bagian dari Batak dan memanggil orang Karo dengan sebutan Batak Karo. Dan mereka selalu mengatakan pada siapapun bahwa orang Karo adalah Batak.. Orang Karo telah dizolimi. Karo menangis, sedih, marah..tetapi kami orang Karo (khususnya jemaat GKP) berjuang melawan..

Penetrasi kebudayaan orang Batak terhadap Karo mulai berhasil..Orang Karo melawan tapi belum menang karena populasi Karo cuman sekitar 2-3 jutaan lebih kurang seper lima dari populasi orang Batak. Batak yang besar, ibarat Goliat, tetapi kami orang Karo percaya Goliath bisa dikalahkan, karena Daud pernah mengalahkan Goliat. 

Perlawanan itu misalnya melalui Millis TanahKaro (Yahoo), Karo Bukan Batak (Facebook), Jamburta Merga Silima (Facebook), harian Karo Sirulo, Tabloid Gunung Sibayak, TV Karo dan lainnya..

Dalam harap, doa, dan semoga berhasil.. Karena, tidak ada yang mustahil didalam Tuhan. Orang benar pasti akan menang..

Kristen biasanya membawa terang dari kegelapan, tetapi sebaliknya GKP (Gereja Karo) menjadi GBKP (Gereja Batak Karo) adalah dari terang ke kegelapan. 

Orang Karo bukan Batak seperti orang Batak bukan Karo..

Bujur dan Mejuah-juah

Medan, 2 Mei 2016

Moses Sitepu

Note:

Coba bandingkan dengan http://www.sipayo.com/2015/01/sejarah-penamaan-gereja-batak-karo-protestan-di-tahun-1941.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun