Menghasilkan lulusan terbaik, berkarakter, dan berkuliatas adalah impian setiap guru, orang tua, dan peserta didik itu sendiri. Mencapai lulusan terbaik, berkarakter dan berkuliatas tentu ada usaha dari sekolah seperti memberi materi tambahan, remidi, dan masih banyak lagi.Â
Salah satu sebab hasil belajar kurang optimal adalah kurang sesuainya  model pembelajaran yang digunakan dalam materi yang dibahas, oleh karena itu guru dituntut untuk kreatif dalam pembuatan metode pembajaran agar materi tersamapaikan kepada peserta didik dengan baik dan optimal.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas hasil belajar  adalah model pembelajaran kooperatif, mengapa model  pembelajaran kooperatif? Karena model pembelajar kooperatif adalah model pembelajaran yang gotong royong bersama teman sekelompok.Â
Menurut Sugiyanto (2010), pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.Â
Model pembelajaran kooperatif termasuk dalam pembelajaran konstruktivisme, mengapa demikian? Karena dalam model pembelajaran kooperatif memacu peserta didik untuk aktif, sehingga kecerdasannya meningkat.
Pemilihan kelompok model pembelajaran kooperatif harus seimbang peserta didik pandai satu kelompok dengan peserta didik yang kurang pandai, optimalnya 3-4 peserta didik dalam kelompok agar iteraksi (diskusi) antar anggota kelompok lebih optimal. Tugas guru memfasilitasi, mengontrol peserta didik dalam pembelajaran kooperatif sangat penting agar pembahasan manteri dalam kelompok berhasil diselesaikan secara optimal. Model pembelajaran kooperatif bisa diterapkan pada semua jenjang pendidikan baik SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
Daftar Rujukan
Sugiyanto.2010.Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H