"Pagi-Pagi Senam, Siang-Siang Bahas Kanker dan Gawai: SMAN 13 Bandung Bikin Kesehatan Jadi Seru!"
Oleh Karnita
Bandung, 31 Januari 2025 — Pada pagi yang cerah, SMAN 13 Bandung memulai rangkaian kegiatan seminar bertema "Deteksi Dini Tanda Kanker Pada Anak, dan Efek Penggunaan Gawai Terhadap Kesehatan serta Perilaku Bullying" . Sebelum acara dimulai, para siswa kelas X-1 hingga X-3 berpartisipasi dalam Senam Kampanye Sekolah Sehat dan Senam Indonesia lainnya di lapangan upacara. Acara senam yang berlangsung dari pukul 07.00 hingga 07.30 WIB ini juga diikuti oleh para guru dan panitia sosialisasi, memberikan semangat kebersamaan yang segar di pagi hari. Kegiatan senam dipimpin langsung oleh Ibu Mita Ayu Agustina, guru dan pelatih ekskul Tari SMAN 13 Bandung, yang juga menciptakan gerakan senam Kampanye Sekolah Sehat (KSS), sedangkan lagu dan musiknya karya Bapak Sri Pambudi Nugroho, S.Pd., guru Seni Musik dan pelatih ekstrakurikuler angklung.
Pada akhir sesi senam, panitia KSS dan Humas menyerahkan secara simbolis dispenser kepada perwakilan kelas X. Dispenser ini merupakan hasil kerja sama antara Le Minerale dengan Humas/KSS SMAN 13 Bandung. Nantinya, sebanyak 30 kelas di SMAN 13 Bandung akan menerima dispenser tersebut sebagai bagian dari upaya mendukung kesehatan dan kebersihan di sekolah. Ketua KSS sekaligus Ketua Panitia Seminar, Ibu Henhen Suhaenih, S.Pd. didampingi staf Humas, Bapak Dian Somantri, Ibu Risna Desiana Sahman, dan Bapak Sugiarto, berpesan agar bantuan dispenser ini dimanfaatkan dan dijaga agar memberikan manfaat bagi setiap warga kelas. Setelah senam, para siswa peserta senam mendapatkan sarapan gratis dari YKAKI sebelum melanjutkan sosialisasi di Aula Terbuka SMAN 13 Bandung.
Pembagian Dispenser Secara Simbolik
Pada akhir sesi senam, panitia KSS dan Humas menyerahkan secara simbolis dispenser kepada perwakilan kelas X. Dispenser ini merupakan hasil kerja sama antara Le Minerale dengan Humas/KSS SMAN 13 Bandung. Nantinya, sebanyak 30 kelas di SMAN 13 Bandung akan menerima dispenser tersebut sebagai bagian dari upaya mendukung kesehatan dan kebersihan di sekolah. Ketua KSS sekaligus Ketua Panitia Seminar, Ibu Henhen Suhaenih, S.Pd. didampingi staf Humas, Bapak Dian Somantri, Ibu Risna Desiana Sahman, dan Bapak Sugiarto, berpesan agar bantuan dispenser ini dimanfaatkan dan dijaga agar memberikan manfaat bagi setiap warga kelas. Setelah senam, para siswa peserta senam mendapatkan sarapan gratis dari YKAKI sebelum melanjutkan sosialisasi di Aula Terbuka SMAN 13 Bandung.
Sosialisasi dengan tema "Deteksi Kanker Sejak Dini dan Bahaya Penggunaan Gawai pada Kesehatan Mental" kemudian dimulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB, dihadiri oleh siswa kelas X-1 hingga X-3 dan diikuti secara daring oleh peserta dari delapan kota di Indonesia. Ke delapan kota tersebut yaitu SMA Negeri 6 Manado, SMA Kolombo, Sleman, Jogjakarta, SMK Rajasa Surabaya, Universitas Tuanku Tambusai Riau, SMA Sedes Sapientiae Semarang, SMA Cokrominoto Makassar. Kelurahan Cipete Utara Jakarta Selatan, dan RPTRA Taman Sawo Kelurahan Cipete Utara Jakarta Selatan. Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Tim Kampanye Sekolah Sehat SMAN 13 Bandung, YKAKI (Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia) Cabang Bandung, dan RS Cicendo Bandung.
Acara dipandu dengan penuh semangat oleh MC Kak Nauval dan Kak Ghauri, yang menghidupkan suasana dengan interaksi ceria. Mereka menyapa seluruh peserta yang hadir, baik di SMAN 13 Bandung maupun peserta daring dari berbagai wilayah Indonesia. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang diikuti oleh seluruh peserta. Setelah itu, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari para tokoh penting.
Sosialisasi dengan tema "Deteksi Kanker Sejak Dini dan Bahaya Penggunaan Gawai pada Kesehatan Mental" kemudian dimulai pukul 08.00 hingga 10.30 WIB, dihadiri oleh siswa kelas X-1 hingga X-3 dan diikuti secara daring oleh peserta dari delapan kota di Indonesia. Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Tim Kampanye Sekolah Sehat SMAN 13 Bandung, YKAKI (Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia) Cabang Bandung, dan RS Cicendo Bandung.
Kegiatan ini dihadiri oleh siswa kelas X-1 hingga X-3 dan diikuti secara daring oleh peserta dari delapan kota di Indonesia. Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Tim Kampanye Sekolah Sehat SMAN 13 Bandung, YKAKI (Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia) Cabang Bandung, dan Rumah Sakit Cicendo, Bandung.
Acara dipandu dengan penuh semangat oleh MC Kak Nauval dan Kak Ghauri, yang menghidupkan suasana dengan interaksi ceria. Mereka menyapa seluruh peserta yang hadir, baik di SMAN 13 Bandung maupun peserta daring dari berbagai wilayah Indonesia. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang diikuti oleh seluruh peserta. Setelah itu, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari para tokoh penting.
Sambutan dari Ketua YKAKI Cabang Bandung, Ibu Maria
Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Maria, Ketua YKAKI Cabang Bandung. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi SMAN 13 Bandung sebagai tuan rumah acara ini dan juga para peserta yang mengikuti secara daring dari berbagai kota di Indonesia. Ibu Maria menyapa seluruh perwakilan Zoom yang bergabung dari delapan wilayah di Indonesia, serta peserta yang hadir langsung di Aula Terbuka SMAN 13 Bandung, termasuk narasumber dari RS Cicendo, pimpinan SMAN 13 Bandung beserta jajarannya, MC, duta kanker remaja dari YKAKI, dan para siswa kelas X-1 hingga X-3.
Beliau menekankan pentingnya deteksi dini kanker, terutama pada anak-anak dan remaja yang sering kali terabaikan. “Kanker bisa menyerang siapa saja, dan penting bagi kita semua untuk mengenali gejalanya sejak dini, agar dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat,” ujar Ibu Maria. Beliau juga mengingatkan kepada siswa-siswi untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri mereka, baik dari segi pola makan maupun kebiasaan hidup yang dapat memengaruhi tubuh.
Sambutan dari Wakasek Humas SMAN 13 Bandung
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Dr. Karnita, Wakasek Humas SMAN 13 Bandung yang akan mengakhiri tugasnya Januari 2025. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan salam dan permohonan maaf dari Bapak Dani Wardani, S.Pd., M.M.Pd., Plt.Kepala SMAN 13 Bandung, yang tidak bisa menghadiri kegiatan seminar karena ada tugas kedinasan yang harus diikuti. Dr Karnita menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada YKAKI, para narasumber dari RS Cicendo, para Duta Kanker, serta semua pihak yang terlibat dalam acara ini. Beliau juga mengingatkan kepada seluruh peserta bahwa kanker tidak mengenal usia dan dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak dan remaja. "Untuk itu, sangat penting bagi kalian untuk mengikuti acara ini dengan saksama agar dapat lebih memahami dan peduli dengan kesehatannya, seperti pola makan, kebiasaan hidup, dan faktor lainnya yang dapat berisiko bagi kesehatan tubuh," tegas Dr. Karnita.
Pada akhir sambutannya, Dr. Karnita membuka secara resmi kegiatan Seminar "Deteksi Dini Tanda Kanker Pada Anak, dan Efek Penggunaan Gawai Terhadap Kesehatan serta Perilaku Bullying" dengan mengucap basmalah bersama-sama, diikuti oleh peserta yang hadir di Aula Terbuka maupun yang mengikutinya secara zoom.
Sesi Sosialisasi: Deteksi Kanker dan Pengaruh Gawai terhadap Kesehatan Mental
Sesi pertama dimulai dengan pemaparan dari dr. Ane Susanty, Sp.A., Subsp.HO, seorang Dokter Spesialis Anak yang juga subspesialis Hemato-Onkologi Anak. Ibu Dr. Ane menyampaikan penjelasan mengenai pentingnya deteksi kanker sejak dini. Beliau mengungkapkan bahwa kanker dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, pola makan yang tidak sehat, atau infeksi virus tertentu. “Kanker tidak mengenal usia, dan semakin cepat kita mendeteksinya, semakin besar peluang untuk sembuh,” ujar dr. Ane. Beliau juga menjelaskan beberapa gejala yang harus diwaspadai, seperti perubahan pada kulit, penurunan berat badan yang drastis, atau pendarahan yang tidak normal. “Deteksi dini melalui pemeriksaan rutin sangat penting dan dapat menyelamatkan banyak nyawa,” tambahnya.
Deteksi kanker sejak dini sangat krusial untuk meningkatkan kemungkinan kesembuhan, terutama pada anak-anak yang mungkin belum dapat mengidentifikasi gejala secara jelas. Ibu dr. Ane Susanty menjelaskan bahwa kanker pada anak bisa disebabkan oleh faktor genetik atau paparan terhadap lingkungan yang berisiko, dan sering kali gejalanya muncul secara perlahan. Oleh karena itu, orang tua harus peka terhadap tanda-tanda awal, seperti benjolan yang tidak biasa, kelelahan ekstrem, atau gangguan pada penglihatan dan pendengaran. "Melakukan pemeriksaan secara rutin dan berkonsultasi dengan tenaga medis dapat membantu mendeteksi kanker sejak tahap awal, sehingga penanganan bisa dilakukan dengan lebih efektif," ujarnya. Dr. Ane menekankan pentingnya kesadaran dan edukasi kepada masyarakat, agar deteksi dini kanker menjadi hal yang biasa dilakukan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Sesi kedua dilanjutkan dengan paparan dari Mas Dika Maulana Pemberiadi, Amd. Perkes., SKM., seorang profesional di bidang kesehatan yang memiliki keahlian dalam pengelolaan dan promosi kesehatan masyarakat. Mas Dika berbicara mengenai bahaya penggunaan gawai yang berlebihan terhadap kesehatan mental, khususnya pada remaja. Beliau menjelaskan bahwa penggunaan gawai yang tidak terkendali dapat memicu gangguan mental, seperti kecemasan dan depresi. "Keseimbangan dalam penggunaan gawai sangat penting. Selain itu, penting untuk membatasi waktu penggunaan layar dan meningkatkan interaksi sosial di dunia nyata untuk menjaga kesehatan mental,” jelas Mas Dika.
Sementara itu, penggunaan gawai yang berlebihan juga memberikan dampak negatif, terutama pada kesehatan mental remaja. Mas Dika Maulana Pemberiadi mengungkapkan bahwa meningkatnya ketergantungan terhadap perangkat digital berpotensi menurunkan kualitas tidur, memperburuk kecemasan, serta menyebabkan masalah sosial, seperti kesulitan berinteraksi langsung dengan orang lain. "Gawai seharusnya tidak menjadi pengganti interaksi sosial yang sebenarnya. Remaja yang terlalu banyak menghabiskan waktu dengan layar cenderung lebih rentan terhadap tekanan sosial dan perasaan kesepian," tambah Mas Dika. Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya orang tua dan pendidik untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang cara menggunakan gawai secara bijak, dengan mengatur waktu penggunaan dan memberi kesempatan untuk beraktivitas di luar ruangan serta berinteraksi dengan teman sebaya secara langsung.
Sesi Tanya Jawab yang Interaktif
Pada sesi tanya jawab, para peserta menunjukkan ketertarikannya terhadap topik yang dibahas. Nadia, salah satu siswa, bertanya mengenai penyebab kanker dan proses penyembuhannya, karena temannya baru saja didiagnosis dengan kanker lambung. dr. Ane menjelaskan bahwa kanker dapat dipicu oleh faktor genetik, pola makan yang buruk, atau faktor lingkungan. "Setiap jenis kanker memerlukan pendekatan pengobatan yang berbeda. Pengobatan kanker bisa melibatkan pembedahan, kemoterapi, atau terapi radiasi," jawab dr. Ane.
Bayu, peserta dari Zoom, bertanya tentang cara menjaga kesehatan kulit, khususnya wajah, karena banyak yang merasa kesulitan untuk mengaplikasikan sunscreen di sekolah mengingat peraturan yang ada. Mas Dika memberikan solusi dengan menyarankan untuk mengenakan topi atau masker yang dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari langsung.
Putri bertanya mengenai kemoterapi dan apakah semua penderita kanker perlu menjalani proses tersebut. dr. Ane menjelaskan bahwa tidak semua penderita kanker memerlukan kemoterapi, karena pengobatan kanker sangat bergantung pada jenis dan stadium penyakit tersebut. "Kemoterapi hanya diperlukan pada kasus tertentu, tergantung pada kondisi pasien," ujar dr. Ane.
Romana, salah satu peserta dari Zoom, menanyakan tentang pentingnya vaksinasi dalam pencegahan kanker. dr. Ane menjelaskan bahwa beberapa vaksin, seperti vaksin HPV, sangat penting dalam mencegah kanker serviks. "Vaksinasi adalah salah satu langkah pencegahan yang efektif, dan sebaiknya diberikan sejak usia muda," tambahnya.
Penutupan dan Foto Bersama
Setelah sesi tanya jawab, acara ditutup dengan sesi foto bersama yang melibatkan seluruh peserta yang hadir, baik secara langsung maupun daring, serta tim manajemen SMAN 13 Bandung, narasumber, dan perwakilan dari YKAKI dan RS Cicendo. Dengan suasana yang penuh semangat, seluruh peserta berfoto bersama sebagai simbol kebersamaan dalam acara yang sangat bermanfaat ini.
Dengan penuh rasa syukur, Ibu Henhen Suhaenih, S.Pd., sebagai Ketua KSS SMAN 13 Bandung dan Wakasek Humas Terpilih (2025–2026), mengakhiri acara dengan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelenggaraan acara ini. “Semoga apa yang kita pelajari hari ini dapat bermanfaat dan memberi dampak positif bagi kesehatan kita ke depannya,” tutup Ibu Henhen, disambut tepuk tangan dari seluruh peserta.
Penulis adalah guru SMA Negeri 13 Bandung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI