Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru - Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Konflik Politik di Negeri Ginseng: Apa yang Bisa Kita Ambil untuk Demokrasi Indonesia?"

30 Januari 2025   07:01 Diperbarui: 30 Januari 2025   07:01 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Pemakzulan Presdien Korea oleh Parlemen (Sumber: Freepik)

"Konflik Politik di Negeri Ginseng: Apa yang Bisa Kita Ambil untuk Demokrasi Indonesia?"

Oleh Karnita

"Kepemimpinan bukanlah tentang dominasi, tetapi tentang kolaborasi dan sinergi dalam mencapai tujuan bersama."  -- Anonim

Krisis Politik di Korea Selatan: Penangkapan Yoon Suk Yeol
Pada 15 Januari 2025, Korea Selatan diguncang dengan penangkapan mantan Presiden Yoon Suk Yeol. Setelah dua minggu bersembunyi dan menghindari penangkapan dengan cara mendeklarasikan darurat militer, akhirnya Yoon ditangkap oleh Komisi Antikorupsi. Penangkapan ini terjadi setelah perlawanan sengit, di mana ribuan petugas harus menembus barikade keamanan Yoon. Keputusan Yoon yang kontroversial dan akhirnya berujung pada tuduhan pemberontakan ini memicu ketegangan antara pendukungnya dan masyarakat yang merasa kecewa dengan tindakannya. Ini memperburuk ketidakstabilan politik yang sudah ada di negara tersebut.

Ketegangan ini membawa dampak besar pada masyarakat Korea Selatan, dengan banyak orang membela Yoon dan menganggap penangkapannya sebagai bagian dari konspirasi elit, sementara banyak juga yang merasa marah atas penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan Yoon. Polarisasi semakin tajam, dan situasi ini merusak stabilitas politik dan ekonomi negara tersebut.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Korea Selatan?
Di Indonesia, kita bisa belajar banyak dari konflik politik yang terjadi di Korea Selatan. Salah satunya adalah pentingnya menjaga keseimbangan kekuasaan dalam sebuah negara demokrasi. Kekuasaan yang terpusat pada satu individu atau lembaga bisa berisiko besar. Insiden di Korea Selatan ini menunjukkan betapa pentingnya untuk menjaga agar eksekutif, legislatif, dan yudikatif bekerja secara seimbang, tanpa ada yang dominan dan merugikan rakyat.

Di Indonesia, kita juga bisa belajar dari ketegangan antara pemerintah dan parlemen yang sering terjadi. Komunikasi yang baik antara keduanya sangat penting agar kebijakan pemerintah tidak memicu ketegangan politik yang merugikan. Hal ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga hubungan yang harmonis antara eksekutif dan legislatif agar kebijakan yang diambil bisa membawa manfaat bagi rakyat.

Kebijakan yang Matang dan Transparan
Pelajaran lainnya adalah pentingnya kebijakan yang matang dan transparan. Keputusan Yoon untuk mendeklarasikan darurat militer tanpa proses yang jelas menjadi salah satu pemicu krisis ini. Di Indonesia, setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah harus melalui proses yang matang dan melibatkan banyak pihak. Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan tersebut jelas tujuannya, transparan, dan dapat dipahami oleh masyarakat.

Jika kebijakan terburu-buru atau kurang dipersiapkan, hal ini bisa menciptakan ketidakpercayaan dari masyarakat dan memicu masalah yang lebih besar. Oleh karena itu, kebijakan yang baik adalah kebijakan yang dipikirkan dengan hati-hati dan bisa dipahami oleh banyak pihak.

Mengelola Krisis dengan Bijak

Gambar: Suasana Penangkapan Presiden Korsel yang dramatis (Sumber: Freepik)
Gambar: Suasana Penangkapan Presiden Korsel yang dramatis (Sumber: Freepik)

Dari situasi di Korea Selatan, kita juga belajar bagaimana pentingnya mengelola krisis dengan bijak. Dalam situasi tegang, baik pemerintah maupun masyarakat harus saling bekerja sama. Pemerintah harus menjaga stabilitas dan memberikan rasa aman, sementara masyarakat harus ikut berperan aktif dengan memberikan kritik yang membangun.

Ketegangan politik seringkali terjadi di Indonesia juga. Dalam situasi seperti itu, dialog dan pendekatan persuasif lebih efektif daripada menggunakan kekuatan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk sama-sama menjaga kedamaian dan kestabilan politik.

Pentingnya Partisipasi Publik
Di negara demokrasi, seperti Indonesia, partisipasi publik sangat penting. Masyarakat harus diberi ruang untuk menyuarakan pendapat dan kritik secara bebas. Tanpa partisipasi aktif, kita bisa terjebak dalam kebuntuan politik yang merugikan. Oleh karena itu, dalam situasi krisis, partisipasi rakyat dalam proses demokrasi bisa membantu menciptakan perubahan yang lebih damai dan positif.

Kerja Sama Antar Lembaga Pemerintahan

Gambar: Demostrasi Warga Korea akibat kemelut politik pada malam tahun 2025 (Sumber: Freepik)
Gambar: Demostrasi Warga Korea akibat kemelut politik pada malam tahun 2025 (Sumber: Freepik)

"Kepemimpinan sejati adalah ketika kamu mampu membangun hubungan yang harmonis dan penuh rasa saling percaya." – Anomim


Satu hal yang bisa kita pelajari juga adalah pentingnya kerja sama antar lembaga pemerintahan. Ketegangan politik yang terjadi di Korea Selatan menunjukkan bagaimana hubungan yang tidak harmonis antar lembaga bisa memperburuk krisis. Di Indonesia, memperkuat hubungan antar lembaga pemerintahan sangat penting untuk menjaga stabilitas politik.

Dalam sistem demokrasi, checks and balances antar lembaga sangat diperlukan. Pemerintah, legislatif, dan yudikatif harus bekerja bersama untuk memastikan kebijakan yang diambil demi kepentingan rakyat.

Menjaga Demokrasi dengan Kebijakan yang Bertanggung Jawab
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah harus selalu mempertimbangkan kepentingan jangka panjang dan kestabilan negara. Keputusan yang terburu-buru atau tidak dipikirkan matang-matang bisa menciptakan ketidakpercayaan rakyat dan memperburuk situasi politik. Oleh karena itu, kebijakan yang transparan dan bertanggung jawab sangat penting untuk menjaga demokrasi tetap berjalan dengan baik.

Belajar dari Pengalaman Korea Selatan
Krisis politik yang terjadi di Korea Selatan harus menjadi pengingat bagi kita di Indonesia. Pemerintah harus selalu mempertimbangkan kepentingan rakyat dan menjaga stabilitas politik agar negara tetap maju. Ketegangan yang berlarut-larut dan berakhir dengan penangkapan pemimpin negara tidak hanya merugikan politik, tetapi juga ekonomi dan sosial.

Dengan pendidikan politik yang baik, transparansi yang lebih besar, dan keterlibatan aktif masyarakat, Indonesia bisa menghindari krisis yang serupa. Kita bisa memastikan bahwa demokrasi di negara kita tetap sehat dan berkembang dengan baik, bahkan di tengah tantangan politik yang ada.

Penulis adalah pemerhati isu-isu kebangsaan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun