Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru - Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Sederhana Itu Tak Menakutkan: Efisiensi Anggaran demi Kesejahteraan Rakyat"

25 Januari 2025   10:22 Diperbarui: 25 Januari 2025   10:25 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Presiden Prabowo sedang menyampaikan instruksi kepada jajaran kabinetnya (Sumber: Freepik)

"Sederhana Itu Tak Menakutkan: Efisiensi Anggaran demi Kesejahteraan Rakyat” 

Oleh Karnita

"Menjadi hemat memungkinkan kamu untuk menghargai hal-hal sederhana dalam hidup." - John Sachem

Efisiensi Anggaran: Cermin Kepemimpinan yang Peduli?

Instruksi penghematan anggaran yang dikeluarkan oleh Presiden Prabowo Subianto, sebagaimana dilaporkan dalam Kompas pada 24 Januari 2025, mendapatkan dukungan dari Ketua DPR Puan Maharani. Kebijakan untuk menghemat hingga Rp 306,69 triliun ini perlu didukung, diapresiasi, dan yang terpenting, dijalankan dengan serius. Tidak hanya itu, instruksi ini harus dievaluasi secara berkelanjutan agar dampaknya dapat benar-benar dirasakan oleh rakyat. DPR, sebagai lembaga legislatif, memiliki peran penting untuk menindaklanjuti instruksi Presiden ini dengan langkah-langkah konkret.

Namun, kita harus berhati-hati agar seruan efisiensi ini tidak berhenti pada pidato atau retorika belaka. Rakyat dan publik memerlukan realisasi yang serius, mengingat kenyataan yang ada, banyak pemborosan yang terjadi di berbagai sektor dan jenjang pemerintahan. Penghematan ini harus dirasakan langsung dalam bentuk kebijakan yang pro-rakyat dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Efisiensi Anggaran yang Bermakna Bagi Rakyat

Penting untuk dipahami bahwa efisiensi bukan sekadar penghematan angka, tetapi soal bagaimana setiap dana yang ada dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Dengan penghematan Rp 306,69 triliun, harapannya anggaran yang semula digunakan untuk kegiatan yang tidak produktif bisa dialihkan untuk program-program yang memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Misalnya, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan untuk memastikan warga miskin mendapatkan gizi yang cukup.

Namun, perlu dicatat, efisiensi anggaran jangan sampai mengorbankan kualitas layanan yang seharusnya menjadi hak dasar rakyat. Memangkas anggaran tidak boleh sampai mengurangi kualitas pendidikan, kesehatan, atau infrastruktur yang selama ini menjadi tumpuan bagi kesejahteraan rakyat.

Kepemimpinan yang Peduli Melalui Kesederhanaan

Kebijakan penghematan ini, selaras dengan ajaran dalam Islam yang menekankan pentingnya kesederhanaan dalam kehidupan dan kepemimpinan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus mampu memikul amanah dengan tidak berlebihan, mengedepankan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi. Kepemimpinan yang sederhana dan rendah hati akan lebih dihormati dan dipercaya rakyatnya.

Kepemimpinan yang bijak tidak terjebak pada ambisi berlebihan, melainkan lebih memikirkan bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kepentingan umat. Dengan penghematan anggaran yang bijaksana, pemimpin bisa menunjukkan kesederhanaannya, tanpa harus mengorbankan kualitas pelayanan kepada rakyat.

Gambar: Presiden Prabowo sedang melaksanakan rapat dinas dengan Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka (Sumber: Freepik)
Gambar: Presiden Prabowo sedang melaksanakan rapat dinas dengan Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka (Sumber: Freepik)

Menanggapi Efisiensi: Antara Harapan dan Tantangan

Menanggapi laporan Kompas tentang instruksi efisiensi anggaran ini, kita melihat adanya dua sisi yang perlu dicermati. Penghematan yang digulirkan oleh Presiden Prabowo dan didukung oleh Ketua DPR Puan Maharani bisa menjadi langkah positif dalam mewujudkan pemerintahan yang lebih efisien dan bertanggung jawab. Namun, penghematan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan perhitungan matang, agar tidak mengurangi kualitas pelayanan yang sudah dibutuhkan rakyat.

Salah satu tantangan utama adalah bagaimana memastikan bahwa sektor-sektor yang krusial, seperti pendidikan dan kesehatan, tidak terpengaruh oleh kebijakan penghematan ini. Program-program seperti bantuan sosial atau subsidi energi, yang sangat membantu masyarakat miskin, harus tetap menjadi prioritas. Pemerintah harus memastikan bahwa penghematan ini tidak justru menciptakan kesenjangan lebih besar di masyarakat.

Pemimpin yang Merakyat, Rakyat yang Sejahtera

Dalam menjalankan kebijakan penghematan, kesederhanaan dalam kepemimpinan akan menjadi kunci. Seperti yang dicontohkan oleh pemimpin-pemimpin besar dunia, seperti Nelson Mandela yang pernah berkata, "Segalanya tampak mustahil sampai itu tercapai." Sebuah penghematan yang dilakukan dengan prinsip kesederhanaan dan efisiensi akan menunjukkan bahwa pemimpin itu berpihak kepada rakyatnya, bukan sekadar untuk kepentingan politik jangka pendek.

Rakyat lebih menyukai pemimpin yang sederhana, yang tahu betul bagaimana mengelola anggaran dengan bijaksana untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Efisiensi anggaran yang dilakukan dengan transparansi dan pertimbangan matang, tidak hanya menguntungkan pemerintah, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

Penutup

Sebagaimana aliran sungai yang mengalir tenang, kebijakan efisiensi anggaran ini hendaknya membawa perubahan yang tak hanya terasa di permukaan, tetapi menembus hingga ke dalam hati rakyat. Ia bukan sekadar tentang angka yang dipangkas, melainkan tentang harapan yang ditanamkan dalam setiap kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan bersama. Efisiensi yang sesungguhnya adalah ketika setiap keputusan yang diambil oleh pemimpin mampu memberikan kenyamanan, kedamaian, dan keadilan bagi setiap lapisan masyarakat.

Dengan instruksi Presiden Prabowo yang didukung oleh DPR, kita berharap bukan hanya sebuah janji yang terucap, tetapi sebuah komitmen yang tulus untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. Penghematan yang dilakukan dengan niat tulus bukan sekadar mereduksi anggaran, tetapi mengalihkan sumber daya untuk memperjuangkan kesejahteraan yang lebih merata. Sebagaimana pepatah bijak mengatakan, "Kesejahteraan rakyat adalah cermin sejati dari kebijakan pemimpin yang bijaksana."

Mari kita bersama menunggu, dengan penuh harap dan keyakinan, bahwa penghematan ini akan menjadi akar dari perubahan yang membawa manfaat bagi generasi mendatang. Sebuah perubahan yang tidak hanya mengandalkan kebijakan, tetapi juga pada keinginan yang mendalam untuk melihat rakyat sejahtera, hidup dalam kesederhanaan yang penuh makna.

Penulis adalah guru dan pemerhati kebijakan publik 

Sumber: 

https://www.kompas.id/artikel/dpr-dukung-instruksi-presiden-prabowo-untuk-efisiensi-anggaran-rp-306-triliun?open_from=Section_Terpopuler diakses 25 Januari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun