Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru - Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Maria Debora Siagian: Mengabdi dengan Hati di Setiap Langkah

20 Januari 2025   20:38 Diperbarui: 20 Januari 2025   22:01 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maria Debora Siagian: Mengabdi dengan Hati di Setiap Langkah

Oleh Karnita

"Menjadi guru adalah panggilan jiwa. Kita akan sangat kesulitan memajukan pendidikan jika seseorang ingin menjadi guru sekadar untuk mencari nafkah." - Andrea Hirata

Maria Debora Siagian, biasa dipanggil Maria, adalah sosok guru yang menyelami kedalaman profesi dengan penuh dedikasi. Nama Maria mengalir lembut, namun penuh makna yang tak terucapkan. Lahir di Bengkulu, tumbuh di Payakumbuh, dan menapak di berbagai kota—Tanjung Balai, Bogor, hingga Ambon—setiap tempat yang disinggahinya menambahkan warna pada perjalanan hidupnya yang sarat dengan pembelajaran. Sejak kecil, Maria telah dibentuk oleh kekayaan budaya yang memperkaya cara pandangnya, menumbuhkan rasa percaya diri, dan mempersiapkannya untuk menghadapi segala tantangan hidup. Dari setiap kota, ia membawa lebih dari sekadar ilmu, tetapi juga pengalaman yang membentuknya menjadi seorang guru dengan dedikasi tanpa batas.

Di balik setiap kata yang ia sampaikan di kelas, Maria menanamkan lebih dari pengetahuan. Ia percaya bahwa mengajar adalah sebuah panggilan hidup, bukan sekadar profesi. Sebagai guru, ia mengajarkan lebih dari sekadar teori atau rumus, ia membentuk karakter, membuka cakrawala, dan menanamkan semangat untuk terus belajar. "Saya belajar banyak dari berbagai tempat, setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri. Itu membentuk cara saya mengajar," ujar Maria, mengungkapkan bahwa mengajar bukan hanya soal kurikulum, melainkan juga tentang membentuk manusia yang siap menghadapi dunia yang penuh tantangan.

Mengajar adalah Karya yang Tak Pernah Berhenti

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra'd: 11)

Mengajar adalah seni yang terus berkembang, sebuah karya yang tak pernah selesai. Maria, yang sejak 2022 memutuskan untuk mengabdi di Ambon, menggambarkan dengan penuh keyakinan bahwa tantangan adalah bagian dari perjalanan hidup yang tak terelakkan. “Pindah ke Ambon itu bukan keputusan yang mudah, tapi saya tahu, saya harus berkarya di sini,” ungkapnya, menunjukkan keteguhan hatinya dalam menjalani profesi yang ia pilih. Keputusan itu bukan sekadar tentang berpindah tempat, tetapi lebih tentang keputusan untuk tetap memberi yang terbaik meski di tengah keterbatasan.

Bekerja sebagai guru Biologi  (IPA) di SMP 1 Kairatu, Pulau Kairatu, Ambon, Maria menunjukkan bahwa fasilitas bukanlah penghalang bagi seorang guru untuk mengajar dengan sepenuh hati. "Saya bisa mengajar dengan peralatan sederhana, yang penting tujuannya tetap tercapai," kata Maria, mengingatkan kita bahwa yang terpenting dalam pendidikan bukanlah fasilitas yang melimpah, tetapi bagaimana kita menyampaikan ilmu dengan ketulusan dan semangat yang tak kenal lelah.

"Teknologi hanyalah alat. Dalam hal membuat anak-anak bekerja sama dan memotivasi mereka, guru adalah yang paling penting." - Bill Gates

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun