Membangun Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat, Sudah Tepatkah?
Oleh Karnita
Rencana Presiden Prabowo untuk membangun Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat semakin jelas setelah disampaikan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Satryo Brodjonegoro, usai rapat kabinet di Kantor Kemenko PMK pada akhir Desember 2024. Program ini akan dimulai [K1] pada awal 2025 dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan mengedepankan pemerataan akses pendidikan berkualitas. SMA Garuda akan menjadi lembaga pendidikan unggulan yang dirancang untuk siswa-siswa dengan kemampuan luar biasa, sementara SMA Rakyat akan berfokus pada anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, yang selama ini kesulitan mengakses pendidikan berkualitas. Pembentukan Sekolah Garuda juga akan dilindungi secara hukum melalui Instruksi Presiden (Inpres).
SMA Garuda direncanakan untuk membuka pintunya bagi siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, yang dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi bereputasi dunia. Menurut Satryo, pemerintah menargetkan hingga 2029 akan ada 40 SMA Garuda yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan tahap awal yang dipusatkan di empat daerah: Ibu Kota Nusantara (IKN), Nusa Tenggara Timur (NTT), Bangka Belitung, dan Sulawesi Utara. Program ini bertujuan untuk melahirkan sumber daya manusia unggul yang dibutuhkan oleh negara di masa depan. Di sisi lain, SMA Rakyat, yang akan dikelola oleh Kementerian Sosial, memberikan kesempatan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu dengan kualitas pendidikan yang setara, tetapi dengan biaya yang lebih terjangkau.
Tantangan besar dalam melaksanakan rencana ini adalah bagaimana pemerintah dapat menjaga keseimbangan antara menciptakan sekolah unggulan yang dapat bersaing di tingkat global dan tetap memastikan bahwa pendidikan yang terjangkau juga tersedia bagi semua kalangan. Kombinasi antara kedua jenis sekolah ini diharapkan dapat mengatasi kesenjangan pendidikan yang ada di Indonesia dan memberikan kesempatan kepada semua anak untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka.
Ide Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat
Sekolah Garuda dirancang untuk menjadi lembaga pendidikan unggulan yang akan mempersiapkan siswa-siswanya untuk menempuh pendidikan di universitas-universitas terbaik di dunia. Program ini akan memberikan kurikulum yang tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga mengembangkan soft skills dan kepemimpinan, serta keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi dan globalisasi. Sekolah-sekolah ini akan menggunakan teknologi canggih dalam proses belajar mengajar, memberikan fasilitas modern, dan mengintegrasikan pengajaran bahasa asing serta teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan pemrograman komputer. Dengan pembentukan SMA Garuda, pemerintah berharap bisa menciptakan generasi muda yang siap bersaing di tingkat internasional.
Di sisi lain, SMA Rakyat akan menyasar anak-anak dari keluarga kurang mampu, yang selama ini kesulitan mengakses pendidikan berkualitas. Berbeda dengan SMA Garuda, SMA Rakyat akan menawarkan pendidikan berkualitas tinggi dengan biaya yang sangat terjangkau, bahkan gratis untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Sekolah ini juga akan memfokuskan perhatian pada pengembangan karakter, keterampilan dasar, serta penyediaan akses kepada berbagai peluang beasiswa, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dalam hal ini, pemerintah berharap bahwa Sekolah Rakyat dapat memberi kesempatan yang setara bagi anak-anak yang memiliki bakat dan potensi, meskipun berasal dari latar belakang ekonomi yang tidak mendukung.
Rencana untuk membangun kedua sekolah ini menunjukkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menciptakan dua jalur pendidikan yang berbeda namun saling melengkapi, sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa masing-masing. SMA Garuda akan mengakomodasi siswa yang memiliki kecerdasan tinggi dan minat untuk melanjutkan studi di luar negeri, sementara SMA Rakyat akan memberikan kesempatan bagi siswa dari kalangan kurang mampu untuk memperoleh pendidikan yang setara tanpa khawatir tentang biaya. Pemerintah juga berencana untuk melibatkan sektor swasta dalam pengembangan kedua sekolah ini agar mereka dapat menawarkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan standar internasional.
Pengelola dan Keterlibatan Kementerian
Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat akan dikelola oleh kementerian yang berbeda, meskipun keduanya tetap berada di bawah pengawasan pemerintah pusat. SMA Garuda akan berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang akan mengatur kurikulum dan pengelolaan pendidikan secara langsung. Dalam pengelolaannya, Kementerian Pendidikan akan bekerja sama dengan pihak swasta dan lembaga pendidikan internasional untuk memastikan bahwa kualitas pendidikan yang diberikan memenuhi standar global. Pemerintah juga akan menyediakan pelatihan khusus untuk guru-guru yang akan mengajar di sekolah unggulan ini, agar mereka dapat memenuhi harapan untuk mencetak generasi pemimpin masa depan.
Sementara itu, SMA Rakyat akan berada di bawah Kementerian Sosial (Kemensos), dengan tujuan memberikan pendidikan yang setara bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Kementerian Sosial akan berperan dalam memastikan bahwa siswa-siswa yang terdaftar di SMA Rakyat mendapat dukungan penuh, mulai dari biaya pendidikan hingga beasiswa untuk melanjutkan studi. Untuk mendukung SMA Rakyat, Kemensos juga akan bekerja sama dengan berbagai lembaga sosial untuk memastikan bahwa program ini dapat menyentuh semua daerah yang membutuhkan, terutama daerah yang rawan kemiskinan.
Dengan adanya dua kementerian yang terlibat dalam pengelolaan kedua jenis sekolah ini, pemerintah berharap dapat memastikan bahwa kedua program tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan masing-masing. Keterlibatan Kementerian Pendidikan dalam Sekolah Garuda dan Kementerian Sosial dalam Sekolah Rakyat memberikan jaminan bahwa pendidikan berkualitas akan terdistribusi dengan baik, baik untuk anak-anak berbakat maupun bagi mereka yang membutuhkan pendidikan dengan biaya rendah.
Pro dan Kontra dari Rencana
Rencana pembentukan Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat mendapat beragam tanggapan dari masyarakat. Pihak yang mendukung rencana ini berpendapat bahwa dengan adanya sekolah unggulan seperti SMA Garuda, Indonesia dapat mencetak generasi muda yang siap bersaing di kancah global. Sekolah ini akan menyediakan fasilitas dan kurikulum yang sangat sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan internasional. Di samping itu, SMA Garuda juga akan membuka peluang beasiswa bagi siswa yang berprestasi, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu, banyak pihak yang melihat bahwa program ini akan memberikan kesempatan bagi anak-anak berbakat di Indonesia untuk mewujudkan impian mereka.
Namun, di sisi lain, ada juga kekhawatiran bahwa rencana ini akan menambah ketimpangan sosial dan ekonomi dalam pendidikan di Indonesia. Sekolah Garuda yang lebih eksklusif dan hanya diperuntukkan bagi siswa-siswa dengan kecerdasan luar biasa dikhawatirkan akan semakin memperburuk jurang pemisah antara anak-anak dari kalangan atas dan bawah. Sementara itu, meskipun SMA Rakyat menawarkan pendidikan untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, nama "Sekolah Rakyat" itu sendiri bisa menimbulkan stigma negatif, yang pada gilirannya dapat memperburuk kesenjangan sosial. Labelisasi semacam ini berpotensi menciptakan persepsi bahwa siswa dari sekolah tersebut dianggap "kelas dua" jika dibandingkan dengan siswa dari sekolah unggulan.
Bahkan, beberapa pihak berpendapat bahwa konsep sekolah unggulan yang terpisah untuk anak-anak dengan kecerdasan tinggi bisa mengingatkan pada sistem pendidikan era kolonial yang membedakan sekolah berdasarkan kelas sosial. Seperti yang disampaikan oleh Koordinator JPPI Ubaid Matraji, Sekolah Garuda berpotensi melanggar konstitusi dan mengabaikan prinsip kesetaraan yang tertuang dalam UUD 1945. Dikhawatirkan juga bahwa konsep ini akan memperlebar kesenjangan pendidikan di Indonesia, yang pada akhirnya akan berdampak pada kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Pembiayaan untuk pembangunan Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat
Pembiayaan untuk pembangunan Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat harus diatur secara hati-hati agar tidak mengurangi anggaran untuk sekolah-sekolah lain, terutama yang berada di daerah terpencil atau yang masih membutuhkan perbaikan signifikan. Jika tidak diatur dengan bijak, fokus anggaran pada pembangunan sekolah unggulan justru dapat memperlebar ketimpangan kualitas pendidikan antar sekolah di seluruh Indonesia. Pemerataan kualitas pendidikan harus tetap menjadi prioritas utama, dengan memastikan bahwa sekolah-sekolah yang sudah ada mendapatkan alokasi dana yang cukup untuk perbaikan infrastruktur, peningkatan kualitas guru, dan fasilitas yang memadai. Untuk itu, pembiayaan proyek sekolah unggulan seperti SMA Garuda harus dilakukan tanpa mengurangi anggaran untuk sekolah-sekolah yang membutuhkan dukungan lebih. Pemerintah perlu memastikan bahwa program-program pendidikan reguler tetap mendapat perhatian serius, agar kualitas pendidikan di seluruh Indonesia tidak semakin terjepit oleh ketimpangan antara sekolah unggulan dan sekolah-sekolah lainnya.
Apakah Ini Solusi yang Tepat untuk Pendidikan Indonesia?
Rencana pembentukan Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat dapat dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam konteks Sekolah Garuda, pemerintah berupaya mencetak sumber daya manusia unggul yang siap bersaing di dunia internasional, sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman yang semakin mengarah pada kebutuhan akan kecerdasan dan keterampilan tinggi. Dengan membuka kesempatan bagi siswa-siswa berbakat untuk mengakses pendidikan terbaik, SMA Garuda diharapkan dapat menjadi wadah bagi generasi penerus bangsa yang mampu mengisi posisi strategis di dunia global.
Namun, untuk menciptakan perubahan yang lebih besar dalam sistem pendidikan Indonesia, tidak cukup hanya dengan mendirikan sekolah unggulan seperti SMA Garuda. Pemerataan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia juga harus menjadi prioritas utama. Pendidikan yang berkualitas harus dapat diakses oleh semua kalangan, tidak terbatas pada anak-anak dari keluarga kaya atau yang memiliki kecerdasan luar biasa saja. Oleh karena itu, SMA Rakyat yang diperuntukkan bagi anak-anak miskin ekstrem menjadi solusi yang sangat penting untuk memastikan bahwa pendidikan di Indonesia benar-benar inklusif dan dapat dijangkau oleh semua kelompok masyarakat.
Kehadiran kedua jenis sekolah ini seharusnya menjadi kesempatan untuk memperbaiki sistem pendidikan Indonesia secara menyeluruh. Untuk itu, pemerintah harus memastikan bahwa sekolah-sekolah unggulan dan sekolah-sekolah biasa mendapatkan perhatian yang sama dalam hal kualitas pengajaran, fasilitas, dan aksesibilitas. Pendidikan yang setara dan inklusif bagi semua kalangan adalah kunci untuk memajukan bangsa dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Penulis adalah pengamat pendidikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H