Perjuangan di Sitinjau Lauik
Di Balik Belokan Tajam:Oleh Karnita
Di Indonesia, tanah yang penuh dengan pesona alam juga menyimpan tantangan yang tak kalah menegangkan. Ada Tanjakan Emen di Subang, yang menguji ketangguhan kendaraan dengan kemiringan curam dan jalanan yang berliku, membuat setiap pengemudi bertaruh nyawa. Lalu, ada Tanjakan Cinta di Jember, yang dikenal karena kelokan tajamnya yang memeluk tebing, seakan menguji keberanian siapa pun yang melewatinya. Tak jauh dari situ, ada juga Tanjakan Gombel di Semarang, dengan tikungan tajam dan pemandangan yang menawan namun berbahaya, menantang pengendara untuk tetap fokus. Semua jalan ini bukan hanya ujian bagi kendaraan, tetapi juga bagi para pengemudi yang berani menghadapinya. Dan, di antara jalur-jalur tersebut, Tanjakan Sitinjau Lauik di Padang menjadi salah satu yang paling dikenal, menyimpan kisahnya sendiri yang penuh dengan kesulitan dan keindahan, sebuah tantangan yang terus menarik perhatian setiap orang yang melintasinya.
Tanjakan Sitinjau Lauik, sebuah jalur ekstrem yang terletak di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat, bukan hanya dikenal karena pemandangannya yang memukau, tetapi juga karena tantangan besar yang dihadapi setiap pengendara yang melintasinya. Di YouTube, saya pertama kali mengenalnya, seringkali menonton video yang menampilkan bagaimana truk, bus, dan kendaraan berat lainnya berjuang menaklukkan jalan yang curam dan berkelok tajam ini. Setiap kali menyaksikan, saya merasa terhibur, tetapi juga terkesan oleh kegigihan warga setempat dan pengendara yang saling membantu untuk melewati jalan ekstrem ini.
Jalan ini, meskipun menjadi jalur utama penghubung Padang dan Solok, dikenal dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Tanjakan dengan kemiringan hingga 45 derajat dan tikungan tajam membentuk tantangan tersendiri bagi pengemudi. Bukan hanya pengendara yang berjuang, tetapi para pekerja dan warga setempat yang bergantung hidup di sepanjang jalur ini juga menghadapi risiko yang tak kalah besar. Mereka harus bertahan hidup di antara kendaraan yang melintas cepat, mengais rezeki dengan berjualan atau menawarkan jasa pengawasan kendaraan yang kesulitan menanjak.
Melalui video-video yang saya tonton, terlihat jelas bagaimana pengendara yang kesulitan menanjak sering kali ditolong oleh warga setempat yang siap sedia membantu. Para sopir yang tidak bisa menaklukkan tanjakan akan mundur untuk mempersiapkan kendaraan mereka dengan lebih baik, sementara petugas keamanan dan warga dengan sabar menunggu agar jalur ini bisa kembali aman dilalui. Keakraban dan solidaritas yang tercipta dalam situasi yang penuh tantangan ini benar-benar menyentuh hati. Saling membantu di tengah bahaya, itu adalah potret kehidupan yang sebenarnya.
Namun, di balik keteguhan hati itu, ada masalah yang tak bisa diabaikan. Tanjakan Sitinjau Lauik, meskipun memiliki keindahan alam yang luar biasa, juga menjadi tempat yang rawan kecelakaan. Jalan yang sempit, curam, dan berbelok tajam sering kali menjadi ladang maut bagi mereka yang tidak cukup berhati-hati. Tak jarang, kecelakaan terjadi, menyebabkan korban jiwa yang bisa saja dihindari dengan sedikit perhatian lebih terhadap infrastruktur dan keselamatan. Di sinilah peran pemerintah setempat dan pusat sangat diperlukan.
Sebagai pengendara, kita diingatkan untuk berhati-hati dan mematuhi segala peraturan yang ada. Warga setempat, meskipun kadang harus bertaruh nyawa di pinggir jalan, tetap menjalani hari-hari mereka dengan penuh kesabaran dan kegigihan. Mereka memahami dengan baik bahwa jalan ini adalah satu-satunya penghubung mereka dengan dunia luar, dan mereka harus bertahan. Terkadang, mereka bertahan bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi untuk orang lain yang juga bergantung pada jalan ini.
Namun, apakah perhatian pemerintah cukup? Pemerintah setempat harus lebih memperhatikan kondisi jalur ini dengan memperbaiki infrastruktur dan memperjelas rambu-rambu yang ada. Pembangunan flyover, yang kini sedang dalam rencana, adalah langkah yang tepat untuk mengurangi kecelakaan dan memperlancar distribusi barang. Tapi, pembangunan flyover saja tidak cukup jika nasib para pengais rezeki di sepanjang jalan ini tetap terabaikan. Perhatian terhadap mereka yang menggantungkan hidupnya di sini, dari pekerja jalanan hingga sopir yang menaklukkan tanjakan maut ini, sangatlah penting.
Tanjakan Sitinjau Lauik juga mengingatkan kita akan pentingnya kesadaran bersama. Bagi warga setempat, mereka tidak hanya sekadar bekerja untuk bertahan hidup, tetapi mereka juga adalah bagian dari komunitas yang saling mendukung. Pengendara yang melintas di jalur ini harus lebih menghargai perjuangan mereka yang tinggal dan bekerja di sekitar jalanan ini. Mungkin dengan sedikit perhatian, sebuah perubahan besar bisa terjadi. Jalan yang ekstrem ini bisa menjadi simbol ketahanan dan kebersamaan, bukan hanya sekadar tempat penuh bahaya.
Bagi pengemudi, menguasai kendaraan adalah hal yang wajib, tetapi memahami keselamatan bersama adalah yang utama. Jalanan yang penuh tikungan tajam dan tanjakan curam ini bukan hanya memerlukan keterampilan, tetapi juga rasa saling peduli. Kecepatan yang berlebihan, tidak memperhatikan kondisi kendaraan, atau tidak mematuhi peraturan bisa memperburuk keadaan. Di situlah kita belajar bahwa bukan hanya keterampilan mengemudi yang penting, tetapi juga kehati-hatian dalam setiap langkah.
Dalam keseharian, kita sering terfokus pada tujuan pribadi, namun pengalaman yang saya saksikan di Sitinjau Lauik melalui video-video tersebut mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga dan membantu satu sama lain. Warga setempat yang membantu menarik truk atau memberi petunjuk, sopir yang menunggu dengan sabar agar jalan aman, semuanya mengajarkan kita nilai solidaritas yang seharusnya lebih diperhatikan. Kita semua berperan dalam membuat jalan ini lebih aman dan lebih baik untuk semua.
Jalan ini, yang tak hanya penuh belokan tajam dan tanjakan ekstrem, juga penuh dengan kisah-kisah kehidupan. Kisah tentang mereka yang tidak menyerah pada kesulitan, yang saling membantu meski di tengah bahaya, dan yang terus berjuang meski tak mudah. Tanjakan Sitinjau Lauik adalah simbol dari perjuangan yang lebih besar---perjuangan hidup yang tak kenal henti. Kita, sebagai bagian dari perjalanan ini, harus ikut menjaga dan memastikan bahwa perjalanan mereka tidak sia-sia. Wallahu a'lam.
Penulis adalah seorang penulis yang berfokus pada isu-isu sosial dan keselamatan publik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H