Kedua, selalu memperbaharui wawasan pendidikannya. Tegasnya, guru harus menjadi pembelajar sejati yang senantiasa hidupnya dihiasi dengan belajar (long life education). Guru yang berwawasan pendidikan secara luas dan mendalam akan memahami tujuan pendidikan dan pembelajaran untuk memperbaiki perilaku siswa, yaitu senantiasa menentukan "nasib" masa depan siswa.
Ketiga, berkomitmen terus berikhtiar memotivasi dan menjaga semangat belajar dirinya, rekannya, dan para siswanya. Kita mestinya mengajarkan cara belajar agar dapat menggali potensi mereka melalui revolusi belajar. Maksudnya, suatu kegiatan belajar yang memanfaatkan dan menyelaraskan cara kerja otal kiri dan otak kanan. Hal itu dapat dilakukan dengan mengenalkan strategi belajar, seperti aneka teknik membaca (SQ3R, PQRST), cara menghapal, cara mencatat, dan cara berpikir kreatif.
Keempat, melibatkan dan memberdayakan dirinya secara aktif dalam organisasi dan asosiasi profesinya. Pemberdayakan melalui MGMP di berbagai level untuk saling berbagi (sharing) pendapat atau pengalaman. Permasalahan yang berasal dari akar rumput (grass root) ini perlu dipertimbangkan dalam perumusan yang berkaitan dengan kurikulum mata pelajarannya. Sedangkan pemberdayakan melalui organisasi profesi guru seperti PGRI, FAGI, FGII, ISPI, PDGSRI, AKSI, dan yang lainnya seyogianya dapat menjadi wahana untuk memberdayakan profesionalisme anggotanya. Sudah bukan zamannya lagi berorganisasi, hanya sekadar ikut-ikutan, patuh pada atasan, dan memperoleh kredit point kenaikan golongan. Para guru harus mulai mamaknai aktivitas beroganisasinya yang mengarah pada pengembangan profesinya. Untuk itulah, menyuburkan forum-forum kajian masalah pendidikan, mengikuti penataran/pelatihan tentang kependidikan, dan aktif mengisi media pendidikan yang dimiliki organisasi profesi tersebut merupakan jalan terbaik untuk menggapai profesionalisme.
Kelima, bergiat dalam lomba-lomba kreativitas. Kaum guru perlu berikhtiar untuk mengasah dan menciptakan atmosfer berkompetisi dan tradisi ilmiah terutama dalam lingkup tugasnya. Upaya-upaya mengikuti lomba keberhasilan mengajar, pengembangan metodologi pembelajaran, pengembangan materi belajar, isu-isu global yang berinterelasi dengan pendidikan, mengkritisi kebijakan-kebijakan pendidikan baik yang diselenggarakan Depdiknas, LPMP, LPTK, instansi pemerintah, lembaga swasta, lembaga penerbitan, dan instansi lain yang care terhadap pendidikan sangatlah baik dilakukan.
Percayalah, kemampuan untuk bermimpi merupakan salah satu kualitas terbaik dari umat manusia yang tidak dimiliki oleh spesies yang lain. Oleh karena itu, bermimpilah terus dan tetapkan batas akhirnya. Buatlah semua itu menjadi impian yang besar, yang kecil, yang abadi, yang baru, yang mengubah hidup, yang religius, yang berenergi, atau apapun. Teruslah bermimpi, majulah, dan kerjakan! Wallahu a'lam.
Penulis adalah guru SMAN 13 Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H