Glodok Plaza Terbakar, Riwayatmu Kini?"
"KetikaOleh Karnita
Pada malam hari, 15 Januari 2025, api melalap salah satu pusat perbelanjaan terkenal di Jakarta, Glodok Plaza. Kebakaran yang dimulai di lantai 7 gedung ini dengan cepat menjalar ke lantai 8, memporak-porandakan kawasan yang dulunya menjadi primadona para pencinta elektronik. Api membakar banyak bagian gedung, menghanguskan toko-toko serta menyebabkan kepanikan. Kebakaran yang terjadi pada malam tersebut meninggalkan duka yang mendalam bagi para pengelola dan pedagang yang berjuang untuk mempertahankan hidup mereka di tengah situasi pasar yang sudah semakin sepi.
Sejarah Panjang Glodok Plaza
Glodok Plaza telah lama menjadi bagian dari wajah Jakarta Barat, berlokasi di kawasan Glodok, yang sejak lama dikenal sebagai pusat perbelanjaan elektronik. Sejak pertama kali dibuka pada tahun 1990-an, Glodok Plaza menyuguhkan fasilitas modern dengan bangunan bertingkat yang berisi berbagai toko yang menjual produk elektronik, seperti komputer, gadget, audio, dan aksesoris lainnya. Menjadi destinasi utama bagi mereka yang mencari barang elektronik berkualitas, Glodok Plaza menarik perhatian pengunjung dari seluruh Jakarta, bahkan dari luar kota dan luar negeri.
Dulu, suasana di Glodok Plaza sangat hidup dengan hiruk-pikuk pembeli yang datang mencari barang elektronik terbaru. Pusat perbelanjaan ini bahkan menjadi tempat yang tidak pernah sepi pengunjung, dengan penjual dan pembeli yang aktif berinteraksi di sepanjang lorong-lorong toko. Keberadaannya memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi lokal, memberikan lapangan pekerjaan bagi ratusan orang, dan menarik wisatawan serta konsumen dari berbagai lapisan masyarakat.
Pasca Pandemi: Pundak yang Kian Berat
Namun, sejak pandemi COVID-19 melanda, kondisi Glodok Plaza mulai menurun. Aktivitas belanja yang semula ramai, berubah drastis. Banyak toko yang mulai tutup, dan pengunjung yang dulu berbondong-bondong datang, kini semakin berkurang. Berdasarkan data dari PD Pasar Jaya, rata-rata jumlah pengunjung yang datang ke pasar ini hanya sekitar 400-500 orang per hari dari total sekitar 1.800 orang, yang terdiri dari pedagang dan pengunjung. Seiring berjalannya waktu, perubahan pola belanja masyarakat, yang semakin beralih ke belanja online, membuat pasar ini semakin sepi.
Meski pihak pengelola pasar terus berupaya melakukan berbagai langkah untuk memulihkan keadaan, seperti memberikan pelatihan digital kepada para pedagang, situasi tetap tidak membaik. Banyak toko yang mulai berguguran dan akhirnya memutuskan untuk tutup, dengan banyak pengumuman yang menandakan bahwa tempat usaha mereka sedang dalam masa sewa atau dijual. Kondisi ini membuat Glodok Plaza semakin kehilangan pesonanya sebagai pusat elektronik yang dulu sangat terkenal.
Kejadian Tragis: Kebakaran yang Menambah Derita
Kebakaran yang melanda Glodok Plaza pada 15 Januari 2025, menjadi pukulan telak bagi pusat perbelanjaan ini. Api yang mulai membakar lantai 7 dengan cepat menyebar ke lantai atas dan menyebabkan kerusakan parah pada bangunan. Banyak toko yang rusak dan hancur akibat kebakaran ini, sementara pedagang yang masih bertahan harus menghadapi kenyataan pahit, bahwa mereka harus memulai dari awal lagi setelah hampir tidak ada pengunjung yang datang dalam beberapa tahun terakhir.
Petugas pemadam kebakaran berhasil mengevakuasi sembilan orang yang terjebak di dalam gedung, namun situasi ini menunjukkan betapa rentannya kondisi pasar ini. Kebakaran ini tidak hanya merusak bangunan, tetapi juga mengguncang semangat pedagang yang sudah terpuruk akibat sepinya pengunjung dan penurunan omzet jualan pasca-pandemi.
Dampak Ekonomi yang Lebih Dalam
Dampak kebakaran ini tentu sangat merugikan para pedagang yang sudah berjuang untuk bertahan di tengah ketatnya persaingan dengan pasar online. Sebagian besar pedagang di Glodok Plaza menggantungkan hidup mereka pada keberadaan pusat perbelanjaan ini. Dengan adanya kebakaran, mereka harus merelakan barang dagangan mereka rusak atau hancur terbakar, sementara mereka masih berusaha mengatasi masalah keuangan pasca-pandemi yang belum sepenuhnya pulih.
Bagi PD Pasar Jaya, kebakaran ini menjadi tambahan beban dalam upaya mereka untuk memperbaiki kondisi pasar. Meskipun mereka sudah melakukan upaya untuk membantu para pedagang beradaptasi dengan tren digital, kenyataan tetap saja tidak mudah. Banyak pedagang yang mungkin harus meninggalkan pasar ini dan mencari peluang usaha lain, sementara untuk pengelola, harus ada perencanaan besar untuk pemulihan.
Upaya Pemulihan: Harapan di Tengah Keperihan
Namun, meski derita terus dirundung malang, ada secercah harapan bagi Glodok Plaza dan para pedagangnya. PD Pasar Jaya telah menyatakan komitmennya untuk membantu para pedagang agar bisa bertahan di tengah kesulitan ini. Salah satunya adalah dengan memberikan literasi digital dan pelatihan keuangan untuk memperkenalkan cara berjualan online, yang diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pedagang. Dengan pengetahuan tentang pemasaran digital, para pedagang diharapkan dapat mengembangkan usahanya baik secara offline di pasar maupun online.
Selain itu, pemerintah juga telah memulai pembangunan jaringan MRT Fase 2 yang terletak dekat dengan Glodok Plaza. Kehadiran proyek ini diharapkan bisa membawa lebih banyak pengunjung ke kawasan ini, meski tak bisa dipungkiri, perubahan zaman dan kebiasaan berbelanja telah membuat daya tarik pasar fisik semakin berkurang.
Perspektif Baru: Inovasi untuk Bertahan
Saat ini, para pedagang di Glodok Plaza harus bisa menerima kenyataan bahwa tren berbelanja telah berubah. Sebagian besar konsumen kini lebih memilih membeli barang elektronik secara online, dan pasar fisik harus berinovasi untuk bisa bersaing. Penggunaan platform e-commerce dan strategi pemasaran digital menjadi langkah yang wajib diambil agar usaha mereka tetap berjalan.
Meskipun begitu, usaha untuk menghidupkan kembali Glodok Plaza tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Pihak pengelola harus menggandeng para pedagang dan konsumen untuk menciptakan lingkungan yang lebih dinamis dan menarik. Salah satunya adalah dengan memperbaiki fasilitas pasar, memberikan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman, dan tentu saja, memperkenalkan konsep pasar yang lebih modern dan sesuai dengan zaman.
Penutupan: Akankah Glodok Plaza Kembali Menyala?
Glodok Plaza memang tengah mengalami masa-masa sulit, tetapi bukan berarti pasar ini akan berakhir begitu saja. Dengan adanya upaya pemulihan dan inovasi yang terus digalakkan, bukan tidak mungkin pasar ini akan kembali bangkit. Meskipun jalan yang harus ditempuh tidaklah mudah, semangat para pedagang dan pengelola yang masih berusaha bertahan adalah cerminan dari kegigihan yang harus diapresiasi.
Pada akhirnya, Glodok Plaza bukan hanya sebuah pasar elektronik semata, tetapi simbol dari perjuangan para pengusaha kecil yang harus beradaptasi dengan zaman dan terus berinovasi agar tetap relevan. Seiring dengan waktu, semoga Glodok Plaza dapat menemukan kembali ritme kehidupan yang hilang dan kembali menjadi pusat perbelanjaan yang hidup dan berkembang, menopang ekonomi rakyat Jakarta dan sekitarnya.
Penulis adalah Pengamat Sosial dan Kebijakan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H