Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru - Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Siswa Terkena Sanksi, Bisakah Orang Tua Tetap Bijak, Respek, dan Cari Solusi Bersama?

16 Januari 2025   05:13 Diperbarui: 16 Januari 2025   20:57 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Sanksi Membersihkan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa yang Melanggar Tata Tertib  (Sumber: Freepik)

Namun, ini bukan berarti bahwa pihak sekolah atau guru tidak perlu mengambil tindakan terhadap masalah administratif, seperti pembayaran SPP. Sekolah memang harus memiliki kebijakan yang jelas untuk mengatasi masalah ini, tetapi kebijakan tersebut harus diimbangi dengan pendekatan yang lebih sensitif terhadap situasi siswa. Sebuah sistem yang berorientasi pada solusi dan pemahaman akan lebih menguntungkan semua pihak, baik siswa, orang tua, maupun pihak sekolah.

Penting untuk mencatat bahwa keputusan polisi untuk menyelidiki kasus ini menunjukkan bahwa hukum dan perlindungan anak harus selalu dijunjung tinggi. Setiap tindakan yang bisa merugikan kesejahteraan anak harus dihindari, dan setiap pelanggaran terhadap hak-hak anak harus ditindak sesuai dengan peraturan yang ada. Penyidikan ini akan memberikan jawaban atas pertanyaan apakah tindakan Haryati melanggar hukum atau tidak, serta memberikan kejelasan bagi masyarakat mengenai batasan-batasan yang sah dalam pemberian hukuman di sekolah.

Dalam menghadapi kasus seperti ini, peran orang tua sangat krusial, terutama dalam mengambil sikap yang bijak dan penuh pertimbangan. Ketika menghadapi permasalahan yang terjadi di sekolah, orang tua tidak boleh langsung reaktif melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang dapat memperkeruh situasi atau bahkan menyerang institusi pendidikan. Sebaliknya, orang tua harus memiliki sikap yang lebih arif dengan mendalami masalah terlebih dahulu, berkomunikasi dengan pihak sekolah, dan berusaha mencari solusi yang konstruktif. Orang tua juga harus memahami bahwa guru adalah mitra dalam mendidik anak dan menghormati peran serta kebijakan yang diterapkan oleh sekolah. Dalam hal ini, sikap respek yang ditunjukkan orang tua terhadap guru dapat menjadi cermin perilaku siswa dalam menghargai otoritas dan kedisiplinan di sekolah. Sikap kooperatif dari orang tua akan menciptakan hubungan yang lebih harmonis antara keluarga dan institusi pendidikan, yang pada akhirnya akan mendukung perkembangan positif bagi anak-anak mereka.

Kesimpulannya, kasus ini membuka peluang untuk evaluasi lebih lanjut terhadap kebijakan sekolah, peran guru, dan pentingnya perlindungan hak anak dalam sistem pendidikan. Ke depan, sekolah dan lembaga pendidikan lainnya harus lebih bijaksana dalam menetapkan aturan dan sanksi yang tidak hanya mengutamakan kedisiplinan, tetapi juga menghargai martabat dan hak asasi siswa. Dengan demikian, pendidikan akan lebih efektif, manusiawi, dan membawa dampak positif bagi semua pihak.

 Penulis adalah praktisi dan analis Pendidikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun