Politik Balas Jasa: Ormas sebagai Alat Politik
Salah satu alasan mengapa bentrokan antar ormas begitu sering terjadi adalah karena ormas sering kali diperalat untuk kepentingan politik. Dalam setiap ajang pemilihan umum, baik itu Pilpres atau Pilkada, banyak ormas yang mendukung calon tertentu dengan iming-iming "balas jasa" setelah kemenangan. Dengan menggunakan ormas sebagai alat mobilisasi massa, para politikus atau calon kepala daerah berharap mendapatkan dukungan untuk memperkuat posisi mereka.
Namun, yang menjadi masalah adalah ketika ormas merasa memiliki kewajiban untuk membalas dukungan yang mereka berikan dalam bentuk tindakan tertentu, seperti perlindungan wilayah atau keuntungan ekonomi. Ketika ini terjadi, ormas tidak lagi berfungsi untuk kepentingan sosial masyarakat, melainkan untuk mempertahankan status dan keuntungan politik. Ketegangan ini sering kali berujung pada bentrokan, yang memperburuk keadaan sosial dan menciptakan ketidakpastian di masyarakat.
Mengapa Sulit Ditindak?
Meskipun bentrokan antar ormas sering terjadi, namun kenapa seakan-akan sulit untuk ditindak secara tegas? Salah satu alasannya adalah karena banyak ormas yang terorganisir dengan cukup kuat, bahkan kadang memiliki "jaringan" yang bisa melindungi mereka. Mereka memiliki kekuatan massa yang besar, dan dalam beberapa kasus, ada "oknum" dari aparat hukum yang terlibat dalam permainan ini.
Selain itu, sering kali ormas yang terlibat dalam bentrokan tidak dapat langsung ditindak karena mereka beroperasi di luar pengawasan ketat pemerintah dan aparat keamanan. Hal ini semakin memperparah situasi karena ormas menjadi kebal terhadap hukum dan tindakan tegas. Ditambah dengan kebijakan yang kurang tegas dan terkadang ambivalen dari pihak berwenang, penyelesaian masalah ini menjadi semakin kompleks.
Implikasi bagi Masyarakat: Meningkatnya Ketidakamanan
Dampak dari bentrokan antar ormas bukan hanya dirasakan oleh mereka yang terlibat langsung, tetapi juga masyarakat umum yang menjadi korban. Di daerah-daerah yang terlibat konflik, kehidupan sehari-hari terganggu. Keamanan masyarakat terancam, dan kerugian material akibat kerusakan infrastruktur atau properti yang disebabkan oleh bentrokan semakin memberatkan kehidupan mereka.
Selain itu, ketidakamanan yang muncul akibat bentrokan ormas juga berdampak pada perekonomian. Pedagang kecil yang terpaksa membayar sejumlah uang untuk mendapatkan "perlindungan", atau masyarakat yang merasa takut untuk beraktivitas di luar rumah, semua itu adalah korban dari perseteruan yang tidak kunjung selesai.
Apakah Ormas Masih Sesuai dengan Tujuan Awalnya?
Melihat kondisi saat ini, kita patut bertanya apakah ormas masih menjalankan tujuan mulia yang diembannya pada awal pendirian. Seharusnya, ormas ada untuk menciptakan kedamaian, memperjuangkan hak-hak masyarakat, dan menjadi penggerak perubahan sosial yang positif. Namun, kenyataannya, banyak ormas yang kini lebih fokus pada keuntungan pribadi dan kekuasaan politik. Dalam banyak kasus, mereka terlibat dalam praktik-praktik kekerasan yang jelas bertentangan dengan tujuan sosial mereka.