Mohon tunggu...
Karmila P. Lamadang
Karmila P. Lamadang Mohon Tunggu... Dosen - seorang ibu

dosen di universitas Muhammadiyah Luwuk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karakteristik dan Konsep Pendidikan Masyarakat Tradisional

3 Juli 2022   20:42 Diperbarui: 3 Juli 2022   21:03 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karakteristik dan Konsep Pendidikan Masyarakat Tradisional

  • Karakteristik  Masyarakat Tradisional 

Masyarakat tradisional memiliki karakteristik sebagai berikut

Gotong Royong 

Gotong-royong adalah karakter bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Dimana masyarakat akan saling tolong menolong dalam menyelesaikan pekerjaan, misalnya bersama-sama membantu warga lain untuk membangun rumah, membersihkan lingkungan dan lain sebagainya. Ini yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oeh bangsa lain. dan merupakan ciri khas masyarakat tradisional.

Homogen 

Homogen adalah ciri masyarakat tradisional. Hal ini disebabkan karena biasanya masyarakat yang hidup dalam satu wilayah pedesaan atau lingkungan tertentu berasal dari suku atau etis bahkan agama yang sama. Mereka membentuk komunitas sendiri dan lebih nyaman untuk bersosialisasi sebab iasanya mereka berasal dari keturunan yang sama dan mengembangkan wilayah tempat tinggal untuk menjadi sebuah pedesaan atau perkampungan.

Tertutup 

Masyarakat tradisional diidentik dengan masyarakat tertutup, mereka menarik diri dari kehidupan sosial disebabkan pola pikir yang menggap kehidupan luar itu sebagai ancaman dari tradisi yang selama ini mereka yakini.

Pranata sosial bertumpuh pada hubungan kekerabatan

Masyarakat tradisional yang hidup dalam satu komunitas atau perkampungan memiliki hubungan kekerabatan satu sama lain. hal ini terjadi karena diantara mereka saling menghalalkan untuk menikah dan memiliki keturunan.

Hidup terpencil secara Geografis dan sulit di jangkau 

Salah satu ciri masyarakat tradisional adalah hidup pada geografis yang susah dijangkau atau dipedalaman jauh dari kehidupan sosial lainnya. Di Indonesia masih banyak daerah-daerah yang belum terjamah atau sengaja untuk menutup diri dari kehidupan luar mereka tinggal dilereng-lereng gunung dan hidup bergantung pada alam. Contoh pada masyarakat suku Wanna di Sulawesi Tengah. 

Pada umumnya hidup  pada ekonomi subsistem (memenuhi kebutuan sehari-hari) 

Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang sangat mandiri dalam memenuhi kebutuhannya. Mereka sangat tergantung pada alam. Untuk memenuhi sandang pangan mereka mengandalkan alam baik hasil perkebunan mereka sendiri maupun yang disediakan oleh alam secara alamiah.

Peralatan dan teknologinya sederhana

Masyarakat tradisional dalam mengerjakan lahan pertanian menggunakan alat-alat yang cukup sederhana semisal menggunakan baru kayu dan lain sebagainya.

Menggantungkan hidup pada lingkungan dan Sumber Daya Alam 

Ciri masyarakat tradisional adalah salah satunya menggantungkan hidup dari alam. Mereka memanfaatkan sumber daya alam untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

  • Konsep pendidikan Masyarakat tradisional  
  • Pendidikan tradisional sering  disebut dengan pendidikan yang konvensional yang perangkat pendidikannya terdiri dari guru, peserta didik, ruang kelas, sistem administrasi pendidikan, media pembelajaran (kurang canggih) dan proses pembelajaran hanya bertumpuh pada guru. guru adalah satu-satunya sumber informasi.   

Menurut Smith (2001:164-165), ciri-ciri umum dari sekolah tradisional antara yakni :

  • Peserta didik  biasanya dikirim ke sekolah dalam wilayah geografis tertentu
  • Prinsip sekolah biasanya otoritarian; anak-anak diharapkan menyesuaikan diri dengan tolak  ukur dan ketetatapan yang sudah ada
  •  Guru sebagai penentu kebijakan (guru memikul tanggung jawab pengajaran, berpegang pada kurikulum yang sudah ditetapkan)
  • Kurikulum berpusat pada subjek-subjek akademik
  • Di dalam kelas, guru menjadi satu-satunya pelaku pendidikan
  • Guru berbicara dan murid hanya menyimak tanpa ikut berperan aktif
  • Promosi tergantung pada penilaian guru
  • Bahan ajar yang paling umum tertera dalam kurikulum adalah buku-buku teks

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun