Orang tua adalah madrasah pertama bagi anak. Orang tua harusnya menjadi tempat yang nyaman bagi anak untuk berbagi cerita, berbagi masalah dan tempat untuk mencari solusi saat menghadapi permasalahan diluar rumah.Â
Pada Pendidikan Parenting Islam kita mengenal pola pengasuhan 3x7 yakni pengasuhan yang dibagi 3 tahap berdasarkan usia rentang masing-masing 7 tahun. Hal ini biasa dikenal dengan pola pengasuhan Ali Bin Abi Thalib, yakni :
- Tujuh tahun pertama, yakni pada rentang 0-07 tahun anak diperlakukan seperti raja.
- Pada usia ini anak masih butuh pelayanan dari orang tua atau orang yang ada disekitar mereka. Menjadikan anak seperti raja bukan berarti harus menaati semua perintah mereka, Â tetapi harus dirasionalkan dengan kebutuhan dan perkembangan psikologsnya. Orang tua harus berperan lebih aktif dalam mendampingi mereka.Â
- Sebab, diusia ini proses boonding bersama orang tua adalah hal yang sangat dibutuhkan. Anak akan tumbuh lebih baik secara fisik maupun psikologi jika dilayani dengan penuh kasih dan sayang oleh orang tuanya.
- Tujuh tahun kedua, yakni rentang usia 07-14 tahun anak diperlakukan sebagai tawanan.
- Yang dimaksud dengan tawanan adalah bahwa pada usia ini anak diberikan tanggungjawab untuk melayani dirinya sendiri. Pada usia ini punishment  dan reward sudah dapat diberlakukan. Setiap tindakan harus dirasionalisasikan, dan yang paling penting bahwa punishment dan reward adalah hasil kesepakatan bersama antara anak dan orang tua.Â
- Semisal anak diberikan tanggungjawab untuk membereskan tempat tidur sendiri. Maka, harus bersepakat sanksi apa yang diberikan jika satu saat anak tidak mengerjakan tanggungjawabnya (membereskan tempat tidur). Kesepakatan ini penting untuk mengajarkan anak sebuah tanggungjawab dan juga sebab akibat dalam kehidupan.
- Tujuh Tahun ketiga, yakni rentang usia 14-21 tahun perlakukan anak sebagai teman. Â
- Pada tahap ini perlakukan anak sebagai teman. Artinya buat anak nyaman untuk bahas apa saja, posisikan diri kita sebagai sahabat yang siap menjadi pendengar yang baik. sehingga mereka akan luwes dan merasa nyaman untuk membahas topik-topik apa saja termasuk topik tentang teman dekat mereka.Â
- Cari tahu apa hoby mereka, dengan siapa mereka bergaul. Saat memberikan nasihat jangan menekankan nasihat tapi lebih pada memberikan pendapat dan cara pandang. Sesekali orang tua menceritakan kisah remaja mereka yang mungkin bisa diimprovisasi dengan kisah-kisah  yang tidak nyata tapi syarat makna untuk masalah yang mereka hadapi.
- Dari pola pendidikan diatas yang paling penting adalah orang tua harus mampu memahami perubahan sikap yang terjadi pada anak, selalu mendampingi, dan menjadi tempat ternyaman buat anak. dalam sebuah ungkapan Ali bin Abi Thalib yang sangat fenomenal adalah "didiklah Anakmu sesuai dengan zamannya, sebab mereka hidup dizamannya bukan dizamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya dan kalian diciptakan untuk zaman kalian.
- Ayah. Bunda. Saat ini kita  bersaing dengan teknologi untuk mendampingi anak, jangan sampai kita dikalahkan oleh teknologi dan pada akhirnya anak lebih senang dan lebih nyaman dengan media.  Mereka akan lebih  nyaman curhat di sosmed dibandingkan curhat sama orang tua.Â
- Orang tua harus mampu mendampingi tumbuh kembang anak sehingga anak mampu mengenal dirinya sendiri.  Dari orang tua,mereka  mampu mendefinisikan rasa cinta yang hakiki, mampu mendefinisikan pengorbanan yang tulus. Sehingga saat ada orang luar yang masuk dalam kehidupan mereka. mereka memiliki tolok ukur yang jelas. Â
- Allahualambisswab  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!