Mohon tunggu...
karmila
karmila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN BONE

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Keuangan Publik Islam Terhadap Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan

8 Januari 2025   17:30 Diperbarui: 8 Januari 2025   16:19 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keuangan publik Islam, sebagai sebuah sistem pengelolaan keuangan negara yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah, menawarkan pendekatan alternatif yang dapat mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan tidak hanya mencakup pengembangan fasilitas fisik yang efisien, tetapi juga mengintegrasikan aspek sosial dan lingkungan dalam kerangka yang komprehensif. Keuangan publik Islam, dengan instrumen-instrumennya seperti zakat, wakaf, dan sukuk, memiliki potensi yang signifikan dalam mendanai dan mengarahkan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, sekaligus memastikan tercapainya keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan. Dalam konteks ini, prinsip-prinsip yang diusung oleh keuangan publik Islam dapat memberikan dampak positif yang jauh melampaui sekadar aspek finansial semata.
Keuangan publik Islam beroperasi dengan dasar hukum yang bersumber pada al-Qur'an dan Hadis, yang menekankan pada keseimbangan antara aspek material dan spiritual dalam pengelolaan kekayaan. Salah satu pilar utama dalam sistem ini adalah pengelolaan sumber daya secara adil, yang tercermin dalam penghindaran praktik riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian). Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan umum dengan meminimalisasi ketimpangan dalam distribusi sumber daya. Sebagai sebuah sistem yang berfokus pada distribusi kekayaan yang lebih merata dan pemerataan ekonomi, keuangan publik Islam sangat relevan dalam mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan, di mana manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama kelompok-kelompok yang lebih rentan.
Salah satu instrumen utama dalam keuangan publik Islam yang dapat mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan adalah zakat. Zakat merupakan kewajiban yang diamanatkan dalam syariah untuk diberikan oleh individu atau entitas bisnis kepada mereka yang membutuhkan, dengan tujuan untuk membersihkan harta dan membantu sesama. Dana yang terkumpul dari zakat memiliki potensi untuk digunakan dalam pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat, seperti pembangunan fasilitas pendidikan, kesehatan, serta akses terhadap air bersih dan energi. Selain itu, zakat juga dapat diarahkan untuk mendanai pembangunan infrastruktur yang menunjang perekonomian lokal, seperti pengembangan sektor pertanian dan perikanan, yang memiliki dampak langsung terhadap ketahanan pangan dan keberlanjutan ekonomi daerah.
Instrumen wakaf juga memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Wakaf adalah bentuk sumbangan yang bersifat permanen, yang dipergunakan untuk kepentingan umum dan tidak dapat dialihkan untuk kepentingan pribadi. Dana yang berasal dari wakaf dapat digunakan untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur jangka panjang yang memiliki dampak sosial dan ekonomi, seperti pembangunan rumah sakit, sekolah, serta fasilitas publik lainnya. Keunggulan wakaf terletak pada sifatnya yang berkelanjutan; dana yang terkumpul dari wakaf akan terus memberikan manfaat jangka panjang tanpa batas waktu, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dalam kurun waktu yang panjang. Dengan memanfaatkan wakaf untuk membiayai infrastruktur yang mendukung keberlanjutan, seperti pengelolaan air bersih dan energi terbarukan, keuangan publik Islam dapat memastikan bahwa pembangunan tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga mendukung generasi yang akan datang.
Sukuk yang merupakan instrumen keuangan syariah yang sebanding dengan obligasi konvensional, juga memiliki potensi yang sangat besar dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Sukuk beroperasi dengan mekanisme yang berbasis pada bagi hasil, bukan bunga, sehingga menghindari praktik riba yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Keunggulan sukuk adalah kemampuannya untuk menghimpun dana dalam jumlah besar dengan struktur yang transparan dan adil, di mana investor mendapatkan keuntungan berdasarkan hasil dari proyek yang didanai. Sukuk hijau, yang merupakan varian sukuk yang dikhususkan untuk proyek-proyek yang mendukung keberlanjutan lingkungan, menjadi instrumen yang sangat relevan dalam mendanai infrastruktur yang ramah lingkungan, seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, pengelolaan limbah, serta proyek-proyek transportasi publik yang efisien dan ramah lingkungan. Dengan demikian, sukuk tidak hanya berfungsi sebagai instrumen pembiayaan, tetapi juga sebagai sarana untuk mendorong integrasi antara pembangunan ekonomi dan keberlanjutan ekologis.
Prinsip keadilan sosial yang menjadi dasar dalam sistem keuangan publik Islam menuntut agar pembangunan infrastruktur dilakukan dengan memperhatikan pemerataan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Ini berarti bahwa pembangunan infrastruktur tidak boleh hanya menguntungkan segelintir pihak, melainkan harus memastikan bahwa kelompok-kelompok yang kurang mampu atau terpinggirkan juga dapat merasakan manfaatnya. Keuangan publik Islam, dengan instrumen-instrumennya seperti zakat, wakaf, dan sukuk, dapat diarahkan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur yang memberikan manfaat langsung bagi kelompok-kelompok yang membutuhkan, seperti pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan di daerah-daerah yang kurang berkembang, serta pembangunan infrastruktur dasar yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin. Dengan demikian, keuangan publik Islam tidak hanya mendukung pembangunan infrastruktur yang bersifat fisik, tetapi juga memastikan bahwa pembangunan tersebut inklusif dan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan sosial masyarakat secara keseluruhan.
Selain aspek sosial, pembangunan infrastruktur berkelanjutan juga harus mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan. Dalam konteks ini, prinsip-prinsip syariah yang mengedepankan keharmonisan antara manusia dan alam menjadi dasar yang kuat untuk mendorong pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan. Keuangan publik Islam dapat mendukung proyek-proyek yang berfokus pada energi terbarukan, pengelolaan air, serta pengurangan emisi karbon. Misalnya, dana yang dihimpun melalui sukuk hijau dapat digunakan untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik tenaga surya atau angin, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga dapat menyediakan sumber energi yang terjangkau bagi masyarakat. Proyek-proyek semacam ini tidak hanya memberikan manfaat jangka panjang bagi kelestarian lingkungan, tetapi juga mendukung ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas.
Selain itu, prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan publik Islam memastikan bahwa dana yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur dapat dipertanggungjawabkan dengan jelas dan terbuka. Setiap transaksi yang dilakukan dalam sistem keuangan Islam harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang menuntut keadilan dan keterbukaan. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga keuangan yang terlibat dalam pengelolaan dana publik Islam harus memastikan bahwa penggunaan dana tersebut transparan, akuntabel, dan efisien. Ini tidak hanya akan memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem keuangan Islam, tetapi juga memastikan bahwa dana yang terkumpul benar-benar digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Keuangan publik Islam, dengan prinsip-prinsipnya yang berfokus pada keadilan, transparansi, dan keberlanjutan, memiliki potensi besar dalam mendanai dan mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Dengan memanfaatkan instrumen-instrumen syariah seperti zakat, wakaf, dan sukuk, keuangan publik Islam dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, penerapan sistem keuangan publik Islam dapat menjadi alternatif yang efektif dalam mendanai proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, sekaligus menjaga keberlanjutan alam dan sumber daya yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun