Mohon tunggu...
Mia
Mia Mohon Tunggu... Bankir - My Self, Only Mine

Karyawan swasta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[My Diary] Tentang Ayah

13 April 2016   00:14 Diperbarui: 13 April 2016   00:35 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kompasiana.com"][/caption]Dear Diary..,

Minggu, 01 Februari 2009

Hari ini merupakan hari terakhir saya melihatnya dan hari ini juga merupakan hari pertama saya belajar untuk tidak melihatnya. Untuk pertama kalinya rantai keluarga kami terputus. Mulai hari ini akan selalu ada satu kursi yang kosong di meja makan kami.

Selamat jalan Ayah.., kami mencintaimu namun Tuhan lebih mencintai Ayah.

Dear Diary..,

Senin, 01 Februari 2010

Tidak terasa sudah setahun tidak melihatnya. Saya begitu sangat merindukannya, sampai-sampai saya ingin sekali kembali kemasa lalu hanya sekedar untuk melihatnya dari jauh. Saya ingin menariknya keluar dari mimpiku dan membawanya kembali kesini.

Saya ingin merasakan lagi kedua tangannya yang kuat ketika mendekapku disela-sela dadanya yang hangat. Saya ingin menyusuri kembali jejak kakinya yang menuntunku ke sekolah pada masa itu. Saya ingin melihat kembali tatapan kedua matanya yang lelah karena bekerja siang malam hanya untukku.

Saya ingin lebih menyadari lagi bahwa betapa saya sangat dicintai olehnya. Betapa dia sangat mengasihiku. Namun, tidak pernah sekalipun saya berterima kasih untuk semuanya itu. Saya belum sempat menjadi anak yang baik. Saya tidak lebih dari seorang anak manja dan nakal yang selalu merepotkannya.

Dia memang tidak akan pernah datang lagi untuk mendekapku, menuntunku ke sekolah ataupun sekedar menemaniku bermain di taman. Namun, saya masih bisa melihat wajahnya disetiap orang yang kutemui. Saya masih bisa mendengar suaranya disetiap orang yang menemuiku. Bahkan lebih dari itu, saya masih bisa merasakan aliran darahnya tersenyum didalam aliran darahku.

Selamanya Ayah akan hidup. Sampai kapanpun Ayah akan tersimpan rapih disini, didasar hatiku yang paling dalam, karena Ayah adalah hal terbaik yang pernah hadir di rumah.

I Love You, Dad

 

Dear Diary..,

Selasa, 01 Februari 2011

Ayah memang bukan siapa-siapa

Tapi bagi kami, Ayah adalah seorang pemimpin yang bijaksana

Ayah memang bukan orang terkenal

Tapi bagi orang yang mengenalnya, itu menyimpan cerita tersendiri tentang dia

Kami tahu..,

Bahwa Tuhan tidak akan menghapus butiran air yang keluar dari mata kami

Tapi kami juga tahu satu hal

Tuhan memahami setiap tetes kesedihan yang jatuh ke telapak tanganNya karena kehilangannya

Kami memang tidak bisa meliha Ayah lagi

Namun.., Kejujuran, kesabaran serta tanggung jawab yang mengalir didarah kami

Itu adalah teladan yang indah dari seorang Ayah sepertimu

Selamat jalan Ayah.., Kami selalu mencintaimu.

 

Dear Diary..,

Wednesday, 01 February 2012

Do you know something? Dad is my 1st love. From him i can learn how to love others unconditionally. As blue as the ocean, he still alive in here, in my tears. If only heaven isn't far from earth, he surely will come to see me. Do not forget me Daddy ‘cos no need wings to prove that you are my angel. No need power to prove that you are great. ‘cos all has done, that you are my hero.

 

Dear Diary..,

Jumat, 01 februari 2013

Berjalan diantara lelapnya tidur mereka

Melihat raut wajah mama terkasih disisi kanan

Mengamati wajah kakak dan adikku tercinta disebelah kiri

Dan menegadah ke langit atas..,

Ach.., ada wajah Ayah yang tidak pernah tidur sedang tersenyum kepadaku

Pergilah kau wahai ngantuk

Aku masih ingin bermain bersama ayahku

Berdua, kami akan menjaga mimpi-mimpi mereka

Berdua, kami akan duduk bersama sambil bercengkrama seperti dulu ketika saya masih sebagai gadis kecilnya

Begitu banyak hal dalam keranjang hatiku yang ingin kuserahkan kepadanya

Terlalu banyak kesalahan yang belum sempat kuperbaiki

Ayah.., janganlah kiranya merasa kecewa akan aku

Janganlah kiranya melupakan aku

Selama kau mengingatku

Aku tidak akan takut jika pagi akan menghapusmu dari pandanganku

Aku tidak peduli jika angin membawamu pergi

Aku tidak akan sedih jika matahari menyembunyikanmu

Ayah.., janganlah melupakanku

 

Dear Diary..,

Sabtu, 01 Februari 2014

Papa kok jauh? Lebih jauh dari bintang di langit

'Tak mampu jemariku meraihnya

'Tak mampu lenganku memeluknya

Hanya air mataku yang dapat merasakannya

Tuhan.., seandainya bisa

Saya ingin sekali berjalan-jalan dengannya di masa lalu

Saya ingin kembali ke saat-saat dimana dia memarahiku

Saya ingin kembali ke saat-saat dimana dia menasehatiku

Saya ingin kembali ke saat-saat dimana dia merasa kecewa padaku

Karena semuanya itu akan membuatku sadar 

Bahwa sekali pun saya bisa menjadi bintang di langit

Saya tidak akan pernah bisa menjadi kebanggaannya

Tuhan.., boleh yah??

 

 

Dear Diary..,

Sunday, 01 February 2015

Father.., time always around but my love for you has no ending. As much as the rain touches the land the time you didn't open your eyes, that much I miss you.

 

Dear Diary..,

Senin, 01 February 2016

Ayahku tidak pernah pergi. Dia tetap hidup disetiap ukiran senyuman kami, disepanjang perjalanan aliran darah kami dan disetiap nasehatnya yang terus bertumbuh dalam hati kami.
 Sekalipun kami telah terhapus dari memorinya, namun masih ada Tuhan yang akan menceritakan kepada Ayah tentang semua peristiwa yang pernah diizinkan-Nya terjadi dirumah kecil kami.
 God loves you Daddy, so do I.

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun