Kita sering mendengar istilah anak merupakan titipan dari Tuhan. Ada juga istilah anak adalah pelengkap kebahagiaan rumah tangga, atau di jaman modern ini mungkin masih ada juga orang tua yang setuju dengan pepatah lama yang mengatakan banyak anak banyak rejeki, apapun itu yang jelas setiap anak adalah tanggung jawab orang tua dan orang tua wajib bertanggung jawab penuh untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya.
Setiap anak yang hadir di tengah-tengah keluarga merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang tuanya. Misalnya ada orang tua yang lebih cenderung menginginkan anak laki-laki supaya bisa meneruskan nama marga ayahnya, namun di daerah lain beda lagi tradisinya, orang tua lebih menyukai memiliki banyak anak perempuan dengan berbagai alasan. Apapun jenis kelaminnya, kembali lagi ke prinsip awal tadi bahwa tugas orang tua adalah menjamin kehidupan dan kebahagiaan semua anak-anaknya.
Setiap keluarga membutuhkan sandang, papan dan pangan. Tiga kebutuhan primer ini menjadi dasar bagi setiap orang tua yang bekerja setiap hari untuk mendapatkan ketiga hal tersebut. Di era tahun 80-an hingga 90-an dimana biaya kebutuhan hidup belum terlalu tinggi, untuk memenuhi ketiga kebutuhan primer tersebut tentu bukan hal yang sulit bagi setiap orang tua. Hal ini bisa ditanyakan kepada setiap orang tua kita. Dan juga seingat saya di era tahun tersebut, yang bekerja kantoran itu hanya ayah kita, sebagian besar ibu sejatinya menjadi ibu rumah tangga yang full time mengurus anak-anak yang jumlahnya kadang lebih dari lima dalam satu keluarga, namun toh, pada akhirnya semua kebutuhan anak-anak bisa terpenuhi.
Memasuki era baru jaman modernisasi yang di mulai di angka 2000, maka barulah mulai terjadi peningkatan nilai-nilai kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup anak-anak kita tidak lagi hanya sebatas sandang, papan dan pangan saja, lebih dari pada itu kebutuhan akan pendidikan merupakan faktor yang menjadi prioritas utama untuk setiap orang tua di jaman sekarang ini.
Di era persaingan bebas yang setiap tahun semakin menuntut perubahan, maka setiap individu dituntut harus mempunyai bekal yang dia bawa, yang bisa membuatnya siap dalam memasuki persaingan global dari tahun ketahun. Setiap anak harus dipersiapkan sejak dini agar pada masanya nanti mereka mampu ikut dalam pola persaingan dunia. Oleh karena itu, setiap orang tua wajib membuat perencanaan untuk membekali anak-anaknya dengan pendidikan yang berkualitas untuk kehidupan anak-anak mereka di masa mendatang.
Sulitkah merencanakan pendidikan anak kita? Dari beberapa jawaban yang saya kumpulkan dari para orang tua yang saya temui, jawaban mereka hanya salah satu dari dua jawaban ini, yaitu sulit dan tidak sulit. Bagi orang tua yang menjawab sulit memang bisa dimaklumi, dan saya rasa jawaban ini memang masuk akal, mengingat biaya masuk sekolah saja saat ini yang nilainya bisa memeras isi tabungan orang tua. Mulai dari uang pangkal, iuran bulanan, biaya seragam, biaya ujian, dan biaya tak terduga lainnya mampu membuat para orang tua mau tidak mau menarik dana ekstra yang di potong dari dana kebutuhan rumah tangga lainnya.
Seiring dengan naiknya grafik pertumbuhan penduduk, maka sekolah negeri yang tadinya bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif penghematan biaya pendidikan anak, ini tidak mampu untuk menampung semua anak yang akan bersekolah. Jadi, sebagian besar para orang tua tidak punya pilihan lain selain menyekolahkan anaknya pada sekolah swasta yang dikelola oleh yayasan dengan resiko itu tadi, harus mempunyai dana ekstra bulanan untuk itu.
Lain lagi halnya dengan orang tua yang memberi jawaban bahwa merencanakan pendidikan anak itu tidak sulit-sulit amat. Dilatar belakangi oleh tingkat ekonomi diatas kata “cukup”, para orang tua ini justru dengan sengaja menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta bahkan ada yang sampai keluar negeri. Bukannya mereka tidak percaya dengan sekolah negeri, namun mereka ingin memberikan fasilitas pendidikan yang jauh lebih tinggi lagi kepada anak-anaknya. Mereka mengerti bahwa untuk memberikan pendidikan yang terbaik demi masa depan anak-anak mereka, maka biaya yang dibutuhkan itu juga tidak sedikit.
Apapun itu, terlepas dari tingkat ekonomi setiap orang tua, pendidikan setiap anak kita merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditunda. Seiring dengan meningkatnya biaya hidup dari tahun ketahun, maka hal ini mau tidak mau akan berdampak juga pada seluruh aspek kehidupan kita, tidak terkecuali biaya pendidikan yang bisa diprediksi akan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Okeylah, saat ini kita memang punya usaha atau investasi dimana-mana, jadi biaya sekolah anak tidak terlalu mengganggu keuangan yang lainnya. Namun, kita juga jangan sampai melewatkan faktor resiko terburuk yang bisa saja terjadi walaupun tidak kita inginkan, misalnya usaha kita mengalami kebangkrutan, nilai investasi yang nilainya tiba-tiba anjlok, dan lain sebagainya.
Sebagai orang tua yang bijak, seharusnya kita juga sudah siap menghadapi hal yang sudah kita prediksi tersebut. Mempersiapkan dana pendidikan anak itu sebaiknya tidak dalam jangka pendek, jangan pada saat anak mulai memasuki usia sekolah, akan tetapi lebih bijaknya lagi jika dana pendidikan anak itu sudah dipersiapkan oleh orang tua sedini mungkin, bahkan ada orang bijak yang mengatakan mempersiapkan pendidikan anak itu dimulai pada saat orang tua baru menikah.
Menginvestasikan dana pendidikan anak merupakan satu-satunya cara yang bisa ditempuh oleh para orang tua untuk mempersiapkan dana pendidikan anak-anaknya dalam jangka panjang. Untuk memfasilitasi hal tersebut, pemerintah saat ini melalui jasa lembaga-lembaga perbankan ataupun asuransi pendidikan bisa dijadikan sebagai pilihan oleh para orang tua untuk mempersiapkan dana pendidikan bagi anak-anaknya. Dengan berbagai macam program dana investasi pendidikan, pihak perbankan dan asuransi mampu menjadi solusi akan kekhawatiran ketersediaan dana pendidikan bagi anak-anak kita di masa depan. Dengan adanya solusi asuransi dana pendidikan tersebut, maka orang tua tidak perlu lagi was-was memikirkan dana ekstra yang harus dikeluarkan untuk pendidikan tersebut dikarenakan dana investasi pendidikan anak mereka sudah dipersiapkan sejak dini untuk tingkat SD hingga ketingkat universitas sekalipun.
Untuk dapat menentukan asuransi pendidikan yang tepat dan terbaik bagi anak-anak, maka para orang tua harus bisa lebih aktif bertanya dan juga selektif dalam mencari informasi yang berhubungan dengan program asuransi yang akan diikuti tersebut. Para orang tua harus bisa membandingkan keunggulan-keunggulan antara perusahaan asuransi yang satu dengan beberapa perusahaan asuransi yang lainnya sehingga ketika dalam tahap proses persiapan dana investasi pendidikan anak tersebut kedua belah pihak, baik orang tua maupun pihak asuransi, dapat bekerja sama untuk mempersiapkan masa depan anak-anak bangsa yang lebih baik lagi.
Mari, kita rencanakan pendidikan anak-anak kita sedini mungkin dengan mempersiapkan dana pendidikan dalam jangka waktu yang panjang demi masa depan anak-anak kita yang penuh dengan tantangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H