Mohon tunggu...
Karmelia Adiyuliani
Karmelia Adiyuliani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi FISIP UHAMKA

1906015076, 3M

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Sikap Asertif Bagi Wanita Milenial

2 Februari 2021   10:50 Diperbarui: 3 Februari 2021   00:55 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era yang semakin modern ini tak sedikit wanita yang mengalami kekerasan, baik kekerasan fisik, mental dan seksual. Kebanyakan wanita takut saat ingin mengutarakan perasaan dan pendapatnya secara langsung saat berkomunikasi dengan orang lain. hal tersebutlah yang menjadi salah satu faktor penyebab wanita rentan akan kekerasan, pelecehan, serta kejahatan lainnya. Selain itu pula, budaya patriarki masih kuat di dalam masyarakat. Budaya patriarki merupakan istilah yang artinya pria lebih berkuasa dan lebih kuat dibandingkan dengan wanita. Sebagian wanita berpikir bahwa semua pria memiliki perlindungan dan kasih sayang yang  tepat akan dirinya. Jika terjadi kekerasan dalam hubungannya, wanita akan berharap lebih bahwa pria tersebut akan berubah seiring berjalannya waktu.

“Sebenarnya karena pola pendidikan kita tentang relasi perempuan dan laki-laki tidak setara, masih ada persimpangan. Budaya patriarki masih menguat.” Ujar Sri Nurherwati , Ketua Sub Komisi Pemulihan Komnas Perempuan (29/01/2013).

Dengan situasi seperti itu, posisi wanita akan menjadi rendah diri, ketakutan, rentan, serta tak ada keberanian untuk berbicara sehingga dalam kondisi tersebut wanita akan dengan mudah dimanfaatkan oleh pasangannya dan kekerasan pun tetap berlanjut. Faktor lainnya ialah kurangnya pengetahuan, pendidikan, ekonomi dan minimnya pengenalan dini terhadap kekerasan dalam suatu hubungan yang akan membahayakan diri. Oleh karena itu, penting sekali bagi wanita untuk berani speak up dan juga berani berkata “stop” atau “tidak” ketika merasa dalam keadaan yang sudah diluar batas kendali.

Selain kasus kekerasan, kasus selanjutnya ialah pelecehan seksual yang sangat rentan dialami wanita di zaman yang serba modern ini. Pelecehan dapat terjadi dimana saja baik secara langsung bahkan tidak langsung, secara tatap muka atau melalui media lainnya. Komnas perempuan mencatat setidaknya terjadi 3.915 kasus pelecehan seksual di sepanjang tahun 2018. Saat terjadinya pelecehan tersebut, wanita akan kesulitan untuk melawan dan sulit mengeluarkan suara untuk berteriak.

Menurut psikolog Meity Arianty, hal tersebut akibat dari hormone dopamine yang seketika membeku di kepala, serta tonic immobility dalam tubuh seseorang. Jika suatu saat kita mengalami pelecehan tersebut, kita harus berhenti mengelola emosi yang memproses adegan lalu yang perlu kita lakukan ialah melakukan tindakan lebih lanjut seperti berteriak, marah, melawan dan juga mempertahankan diri. Namun diluar itu semua, tak sedikit juga wanita yang mulai berani speak up dan menerapkan emansipasi wanita dalam kehidupan sehari-hari sebagai tameng dari pelecehan dan kekerasan pada wanita.

the-future-is-female-601991f48ede482d88197122.jpg
the-future-is-female-601991f48ede482d88197122.jpg
Menurut KBBI, emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak dalam berbagai aspek di kehidupan masyarakat, seperti persamaan hak kaum wanita dan kaum pria. Selanjutnya, emansipasi wanita memiliki arti proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju. Menurut IGI Global, emansipasi ialah nilai kebebasan. Kebebasan tersebut termasuk kebebasan dari batasan hukum, politik dan sosial.  Maka dari itu wanita perlu merasa aman dan berani untuk menyuarakan perasaan dan pendapatnya saat berkomunikasi dengan orang lain.

Selain berpegang pada prinsip emansipasi wanita, sikap asertif dalam berkomunikasi juga menjadi solusi yang tepat untuk menghindari terjadinya kekerasan dan pelecehan yang selama ini banyak terjadi karena wanita tidak mampu berbicara secara lantang dan mengutarakan pendapatnya saat berinteraksi secara langsung dengan individu lainnya.

Apa Itu Asertif?


Asertif merupakan kemampuan seseorang untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan oleh dirinya terhadap orang lain. dengan begitu, sikap asertif harus disertai kejujuran dalam mengekspresikan pendapat, perasaan dan kebutuhan tanpa memanipulasi maupun merugikan orang lain. Sedangkan komunikasi asertif adalah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi secara efektif tanpa terganggu dengan pengaruh dan pikiran orang lain.

Dengan bersikap asertif, maka seseorang dapat mempertahankan haknya dan menghargai hak orang lain. seseorang yang memiliki sikap asertif akan melibatkan perasaan dan kepercayaan orang lain dalam tiap interaksinya, serta mampu mengekspresikan perasaan dan kepercayaan dirinya dengan terbuka, langsung, jujur dan juga tepat.

Manfaat dari komunikasi asertif yaitu seseorang dapat tidak mudah terpengaruh oleh pendapat dan pemikiran orang lain sehingga tidak dapat dikendalikan oleh orang lain yang berdampak pada efektifnya komunikasi dan interaksi yang terjalin, merasa percaya diri, lebih dihargai oleh orang lain, serta lebih merasa puas sehingga kesehatan mentalnya dapat terjaga.

Selain itu, dengan bersikap asertif maka seseorang dapat menangani konflik yang terjadi di  dalam hubungan antarpribadi secara efektif sehingga dengan mudah dapat mengendalikan emosi, serta dapat mengendalikan masalah dengan sikap terbuka dan jujur terhadap permasalahan yang terjadi sehingga konflik yang terjadi dapat dikomunikasikan satu sama lain, dengan mendengarkan dan memahami pendapat orang lain untuk mencari solusi bersama untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dalam hubungan antarpribadi tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya komunikasi asertif, konflik yang terjadi dalam hubungan antarpribadi dapat meminimalisir terjadinya konflik yang berkelanjutan dengan diselesaikan permasalahan tersebut secara terbuka atas solusi bersama sehingga hubungan antarpribadi dapat terjalin dengan baik dan efektif, serta mampu memelihara kesehatan mental masing-masing individu.

Peran Sikap Asertif Terhadap Kehidupan Wanita Milenial

millenial-girls-601992028ede482d88197124.jpg
millenial-girls-601992028ede482d88197124.jpg
Di era globalisasi seperti saat ini, kebudayaan barat telah masuk dalam berbagai aspek kehidupan sehingga peradaban pun semakin condong ke barat. Hal tersebut berdampak pada pola pikir serta pola pemikiran masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah dimanjakan dengan kecanggihan alat-alat elektronik masa kini. Hingga trend yang menjadi kebutuhan masyarakat khususnya kaum wanita. Dengan gaya hidup wanita di era globalisasi seperti ini, sebagian besar wanita justru tidak memahami peran dan posisinya dalam masyarakat. Seakan-akan perjuangan terhadap hak-hak wanita dilupakan, namun ada pula yang memilih hidup dengan kebebasan yang seluas-luasnya.

Kekerasan dan pelecehan pada wanita milenial menjadi suatu momok yang menakutkan bagi seluruh wanita. Tidak hanya wanita yang memiliki kesibukan diluar saja yang mengalami hal mengeikan tersebut, namun tidak menutup kemungkinan bahwa wanita yang mengurus pekerjaan rumah juga dapat mengalami hal yang sama. Kekerasan pada wanita dikarenakan sistem tata nilai yang menjadikan kedudukan wanita lebih rendah dibanding pria. Kebanyakan korban kekerasan dan pelecehan tidak berani melaporkan permasalahannya dan perlakuan negatif terhadap dirinya karena beranggapan kejadian yang dialaminya ialah sesuatu yang sangat menakutkan dan memalukan.

Dengan begitu, dibutuhkan sikap asertif dalam diri wanita di kehidupan sehari-hari saat berinteraksi dengan individu lainnya dalam menjalani hubungan antarpribadi. Sikap asertif dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi terjadinya kekerasan dan pelecehan pada wanita karena wanita dapat mengutarakan perasaan dan pendapatnya secara langsung untuk mempertahankan haknya dan menghargai hak orang lain pula.

Sikap asertif tidak hanya terbatas pada kemampuan wanita untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya tapi juga dapat membuat wanita mampu menolak, mengatakan tidak dan menunjukkan reaksi tidak suka saat berhadapan dengan orang lain.

Fensterheim dan Baer (dalam Kuswara, 1985:2) berpendapat bahwa terdapat ciri-ciri seseorang dikatakan asertif apabila:

  1. Bebas mengutarakan pikiran dan pendapat melalui kata-kata ataupun tindakan.
  2. Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.
  3. Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri pembicaraan yang sedang berlangsung dengan baik.
  4. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain yang cenderung negatif dan tidak beralasan, namun tetap menghargai pendapat dan hak orang lain tersebut.
  5. Mampu mengajukan permintaan dan kebutuhannya kepada orang lain saat membutuhkannya.
  6. Mampu menyampaikan perasaan yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan dengan cara yang tepat tanpa menyakiti perasaan orang lain ataupun melanggar hak orang lain.
  7. Sikap dan pandangannya aktif di dalam kehidupan.
  8. Menerima kekurangan dan keterbatasan dalam dirinya, kemudian tetap berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya sebaik mungkin. Hal tersebut dapat membuat orang yang asertif tetap memiliki kepercayaan diri (self confidence) dan harga dirinya (self esteem).

Wanita yang memiliki sikap asertif dalam dirinya akan berhasil mengutarakan apa yang dirasakan dan apa yang ada dipikirannya dengan lantang terhadap perilaku individu lain sehingga berkurangnya kecenderungan mendapatkan kekerasan dan juga pelecehan terhadap wanita. Hal tersebut membuatnya dapat memahami apa yang telah terjadi dalam dirinya dan bagaimana cara untuk menyelesaikannya.

Jadi, sangat banyak loh ladies keuntungan bersikap asertif dalam kehidupan sehari-hari terutama saat berinteraksi dengan orang lain. Karena dengan bersikap asertif, dapat meminimalisir terjadinya kekerasan dan pelecehan yang terjadi kepada wanita. Kita dapat dengan lantang mengutarakan perasaan dan pemikiran kita dalam segala hal. Seperti contohnya saat kita merasa tidak nyaman saat sedang berinteraksi dengan seorang pria dan kita beranggapan bahwa pria tersebut perilakunya mencurigakan, kita dapat menolak dan menghindari orang tersebut dengan mengatakan pendapat kita dan mempertahankan hak-hak kita tanpa merendahkan hak yang ada dalam dirinya. Hal tersebut menjadi pemicu bagi seseorang yang hendak melakukan kekerasan dan pelecehan mengurungkan niatnya untuk melakukan hal yang tidak diinginkan karena beranggapan bahwa kita sebagai wanita yang kuat dan berani untuk mengutarakan perasaan dan pemikiran kita.

Selain itu, banyak pula dampak positif bagi wanita yang bersikap asertif baik di dalam hubungan rumah tangga, di pekerjaan, di lingkup pendidikan dan juga lingkungan sekitar. Dampak positifnya antara lain:

  1. Mudah mendapatkan pujian dari orang lain karena saling menghargai hak-hak yang dimiliki masing-masing individu.
  2. Dapat menghindari hal negatif yang mengancam diri kita.
  3. Dapat menjadi alternatif penyelesaian suatu konflik dan mencegah terjadinya pemutusan hubungan antarpribadi.
  4. Menjadikan diri wanita independen dan kuat.
  5. Memiliki rasa percaya diri dan menjadi diri sendiri saat berinteraksi dengan orang lain.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun