Mohon tunggu...
Karmel Simatupang
Karmel Simatupang Mohon Tunggu... Ilmuwan - The Batakland

Pecinta Keutuhan Ciptaan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sinergitas Memajukan Geopark Kaldera Toba

4 Februari 2017   00:16 Diperbarui: 4 Februari 2017   00:22 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika BPODT mengelola pariwisata buatan manusia (man-made), BPGKT mengelola kawasan buatan alam (nature-made). BPODT mengelola KKT dalam dua skema, yakni kawasan otoritatif (600 Ha di Kawasan Sibisa, Kabupaten Tobasa dan 453 Ha di Kawasan Taman Bunga Sipinsur, Kabupaten Humbahas) serta kawasan koordinatif di wilayah 5 Kabupaten KKT lainnya. BPGKT me­ngelola KKT secara integratif di 7 Kabupaten utamanya di lokasi situs-situs geologi, budaya dan hayati Toba.

Saat ini terdapat 15 Geosite utama GKT yang tersebar di 4 Geoarea, yakni Geoarea Haranggaol, Porsea, Sibandang dan Samosir. Pemilihan 15 geosite priori­tas dari sekitar 45 geosite GKT, dimaksudkan untuk mempermudah pembenahan GKT untuk jangka pendek ini. BPGKT kemudian telah bekerjasama dengan 7 Kabupaten KKT serta instansi Pemprovsu terkait membuat rencana aksi di 15 geosite di atas berikut dengan anggarannya, dalam rangka pemenuhan rekomendasi Unesco tersebut.

Sebagai bentuk komitmen semua stakeholder untuk me­ma­jukan GKT: BPODT, BPGKT, Pemerintah Pusat, Pemprovsu dan Pemkab GKT, harus meningkatkan sinergitasnya agar mempercepat pembangunan infrastruktur geopark di semua geosite GKT, sehingga layak dikunjungi. Kemudian, pem­ber­da­yaan masyarakat lokal dengan pembentukan komunitas-ko­munitas pengelola di setiap geosite untuk melaksanakan ak­tivitas ekonomi berbasis geopark.

Pembenahan 15 geosite utama GKT di tahun ini sangat urgen, mengingat Oktober-November 2017, GKT akan di­usulkan kembali untuk menjadi anggota UGG. Tujuan akhir GKT, tentu bukan sekedar mendapat sertifikat dari, dan diterima anggota UGG. Jauh lebih penting adalah konservasi situs Super-volcano Toba secara menyeluruh, dikelola oleh warga lokal, yang giliranya meningkatkan ekonomi masyarakat dan menjamin kehidupan berkelanjutan. ***

Oleh: Karmel Simatupang

Penulis adalah Sekretaris BPGKT dan Staf Pengajar di FE Universitas Methodist Indonesia (UMI-Medan)

Tulisan ini telah terbit di Harian Analisa, 24 Januari 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun