Mohon tunggu...
Karmel Simatupang
Karmel Simatupang Mohon Tunggu... Ilmuwan - The Batakland

Pecinta Keutuhan Ciptaan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hak Apa Aquafarm Cemari Danau Toba?

9 Maret 2016   19:18 Diperbarui: 5 Mei 2016   14:46 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toba Menggugat

Atas nama hidup dan kehidupan manusia, alam dan segala mahluk hidup dalam rantai ekosistem Kawasan Danau Toba, warga Toba khususnya dengan bulat menggugat Aquafarm milik Swiss di DT, supaya dicabut izinnya dan mengembalikan kesucian air Toba yang jernih dan layak minum.

Filosofi Batak “Aek do Hangoluan” (Air adalah Kehidupan) harus dikembalikan. DT bukan untuk Aquafarm bukan pula untuk usaha perikanan. Warga Toba sudah sangat cemas, DT jadi dijauhi karena kian tercemar. Pun masyarakat Toba hidup miskin, sementara asing terus melenggang menikmati keuntungan bermilyar-milyar mengeksploitasi DT.

Aquafarm telah menjadikan air DT tidak sehat dan berbahaya bagi kesehatan, merusak keindahan, pemandangan serta mematikan potensi wisata DT yang diunggulkan di dunia internasional, bertentangan dengan ditetapkannya DT sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang beresensi sebagai warisan dunia.

Aquafarm telah merusak citra Toba di dunia internasional. Ikan yang dipelihara Aquafarm hanya untuk memenuhi ikan sehat di Amerika dan Eropa, sebab ikan Aquafarm semuanya di ekspor ke luar negeri. Sementara kepala ikan dan tulang belulangnya dipasarkan dalam negeri, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai, Sumut.

Aquafarm adalah salah satu bentuk campur tangan kapitalisme global di DT yang dilegitimasi negara. WWF (World Wildlife Foundation) internasional yang sebenarnya tak lagi legitimate di dunia internasional pernah diperalat Aquafarm melegitimasi budidaya ikan nilanya memenuhi standar ISRTA (International Standards for Responsible Tilapia Aquaculture) dan Sertifikat Global GAP, Analisa (13/3/2012).

Masyarakat Kawasan DT yang kini sudah semakin mengetahui adanya pengembangan masa depan DT, tak perlu harus marah. Penguasa di negeri ini haruslah bijaksana dan mengerjakan tugas yang seharusnya, abdi rakyat bukan abdi pemodal.

Nenek moyang orang Batak dilahirkan, dibesarkan di Kawasan Danau Toba. Jauh sebelum peradaban manusia dimulai Toba telah menggetarkan bumi, letusan Gunung Toba 74.000 tahun lalu, hampir menamatkan mahluk hidup dunia. Danau Toba sebagai hasil letusan Gunung Toba adalah anugerah terbesar bagi dunia yang kebetulan ada di Sumut, Indonesia. Tak hanya Presiden, dunia pun kagum padanya. Lalu, Aquafarm siapa?

Hidupkan Kearifan Lokal

Air bagi kepercayaan apapun adalah lambang kesucian. Bagi orang Batak misalnya, istilah “Pangurason” (Pembabtisan) dilakukan di dalam air. Itu makanya, orang-orang tua dulu selalu berpesan untuk berpantang meludah, membuang sampah sembarang tempat ke DT. Sebab danau itu adalah suci. Siapa saja yang merusaknya alam akan membalasnya. Kita bayangkan Aquafarm betapa berdosanya ke DT.

Aquafarm ibarat anak baru lahir semalam lalu dengan entengnya menjadikan Toba hak milik pribadi. Dibanding Toba yang telah mengubah peradaban dunia, Aquafarm tak ada apa-apanya. DT bukan milik Aquafarm.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun