[caption id="attachment_280564" align="alignleft" width="440" caption="Foto Chrysler LLC (dokumentasi pribadi)"][/caption]
Mobil sebagai produk otomotif terus mengalami penyempurnaan di berbagai aspek, baik dalam skala evolusi maupun revolusi. Perkembangan dan perubahan yang mengarah ke upaya penyempurnaan itu, juga saling terkait satu dengan lainnya dengan melibatkan beragam disiplin keilmuan dan teknologi. Mulai dari ilmu rancang bangun, struktur, desain, aerodinamika hingga telematika.
Kendati demikian, mobil pada awalnya dan hingga sekarang, bertumpu pada satu unsur yang tidak mungkin dihilangkan, chassis. Dalam sejarah mobil modern, chassis mengalami evolusi yang berlangsung secara konsisten. Terutama, pada jenis mobil penumpang yang memang merupakan bahasan utama di sini.
Di tahap permulaan, industri merancang mobil dengan menggunakan chassis yang dikenal dengan model ladder chassis atau sasis jembatan. Dari konstruksi ladder chassis itu, lalu ditumpangkan konstruksi bodi. Dari struktur inilah, ladder chassis juga diistilahkan sebagai body on frame.
Pada perkembangan berikutnya – dengan berbagai tujuan – industry mobil memasuki era monocoque atau unibody. Ini merupakan terminology yang mengindikasikan bahwa rancang bangun mobil telah berubah dalam prinsip. Batang berbentuk chassis tidak lagi diperlukan. Sebagai gantinya, industry otomotif menyodorkan desain bodi yang sekaligus berfungsi sebagai chassis.
Banyak keuntungan yang diperoleh dan langsung bisa dirasakan dengan kehadiran konstruksi monocoque atau unibody ini. Paling menonjol, yakni aspek kenyamanan yang semakin baik dirasakan oleh penumpang. Pada tahap berikutnya, monocoque juga dinilai banyak memberikan kemudahan dalam upaya mendongkrak atau meningkatkan nilai keselamatan kendaraan.
[caption id="attachment_280565" align="alignleft" width="240" caption="Crumple zone, bagian yang mengalami deformasi saat benturan. Foto: Honda (koleksi pribadi)"]
Konsep ini, tentu saja berbeda dibandingkan pengembangan yang bisa dilakukan terhadap konstruksi chassis monocoque. Toyota sebagai contoh, merancang teknologi keselamatan pada kasus tabrakan dengan teknologi yang disebut GOA (Global Outstanding Assessment). Teknologi ini memungkinkan impact atau energy benturan diserap secara merata oleh bodi mobil untuk mengurangi dampak kecederaan pada penumpang.
Langkah yang kurang lebih serupa juga ditempuh Honda melalui teknologi yang mereka sebut ACE (Advanced Compatibility Engineering). ACE diklaim mampu memberikan perlindungan optimal kepada setiap penumpang mobil Honda. Dan di saat yang sama, sekaligus mengeliminir potensi kerusakan yang timbul pada kendaraan lain yang terlibat tabrakan dengan Honda.
Mitsubishi memberikan nama RISE (Reinforced Impact Safety Evolution) untuk teknologi struktur bodi yang diaplikasi pada produk mobil mereka. Teknologi ini, nyaris tak berbeda dengan prinsip yang dikembangkan Honda untuk ACE.
Perkembangan pesat teknologi chassis ini juga ditunjukkan oleh produsen mobil Eropa dan Amerika seperti Audi, BMW, Mercedes-Benz, Volkswagen, Chrysler, General Motors, Ford dan sebagainya. Upaya untuk menemukan dan mengaplikasi bahan-bahan yang memilik keunggulan kekuatan serta efisiensi, terus dilakukan.
Intinya, chassis telah menjadi basis dari hampir seluruh inovasi teknologi yang diaplikasi pada mobil sekarang ini. Chassis tak hanya menghasilkan struktur bodyshell yang canggih, tapi juga memicu berbagai penemuan di sektor sistem penggerak, transmisi, hingga ke sistem peredaman atau suspensi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H