Satu lagi kecelakaan terjadi di tol Cipularang km 100. Kali ini Toyota Innova bernomor polisi B2173 BQ terbakar. Informasi ini beredar melalui twitter yang disebar oleh TMC Polda Metro Jaya. Selang beberapa saat, saya mendapatkan pesan langsung dari TMC Polda Metro Jaya, bahwa menurut keterangan yang dihimpun, penyebab kebakaran bermula dari percikan api di bawah kemudi. Indikasinya, terjadi hubungan pendek kelistrikan.
Faktor kelistrikan, memang sangat sering menjadi biang keladi kebakaran sebuah mobil. Karena itu, sangat penting bagi pemilik mobil untuk selalu memperhatikan jaringan kabel pada kendaraannya. Terutama, pada mobil yang sudah mengalami tambahan berbagai macam aksesori. Misalnya, tambahan perangkat audio, radio komunikasi, dan sebagainya. Kabel yang terjepit pintu saja, bisa memicu hubungan pendek yang berakhir dengan kebakaran.
Masih terkait dengan kelistrikan, kondisi kutub positif dan negatif pada aki juga patut mendapatkan perhatian. Bila kutub positif menyentuh atau terhubung dengan bagian mobil yang terbuat dari logam, seketika akan terjadi hubungan pendek yang menghasilkan percikan api. Disarankan untuk menggunakan konektor atau jepitan kabel aki yang menghubungkan kutub dari bahan timah. Karena bila terjadi hubungan aurs pendek, bahan timah langsung meleleh dan otomatis memutuskan arus listrik.
Sebuah mobil terbakar, sebenarnya jarang terjadi kalau bukan karena faktor kecerobohan atau kurang pemeliharaan pemiliknya. Apalagi mobil yang tergolong modern seperti Kijang Innova yang mesinnya mengusung teknologi injeksi untuk pasokan bahan bakarnya. Dengan sistem injeksi, kecil kemungkinan, ada uap bensin yang terperangkap di dalam kompartemen mesin.
Tapi di samping soal kelistrikan, beberapa penyebab mobil terbakar juga patut diwaspadai. Sumber api, juga bisa antara lain karena terjadinya kebocoran pada rangkaian sistem injeksi tadi. Peluang terbesar, kerusakan pada seal injector yang seketika akan menyemprotkan bahan bakar di ruang mesin. Bila pada saat itu ada percikan api dari kompoenen yang bergesekan, tak pelak akan berubah menjadi kebakaran.
Pada mobil dengan transmisi otomatis, api juga bisa bermula dari tumpukan fulida ATF (Automatic Transmission Fluid) yang merembes. Rembesan ini, sangat berbahaya bila menetes ke bagian manifold knalpot dan terjadi penumpukan. Suhu manifold yang amat tinggi, lambat laun membuat tumpukan ATF terbakar.
Untuk mobil yang belum menggunakan electrical power assist pada sistem kemudinya, fluida dari power steering juga bisa memicu kebakaran. Biang keladinya, bila kleman selang power steering terlepas atau justru selang power steering mengalami kebocoran.
Untuk menghindari semua kemungkinan itu, sangat penting melakukan pemeriksaan kondisi mobil secara berkala. Perhatikan, apakah ada bagian kabel yang terkelupas atau terbuka. Jugga, apakah ada bagian di kompartemen mesin yang basah, entah karena rembesan oli atau bahan bakar. Hanya saja, bahan bakar yang merembes agak sulit dideteksi karena lebih cepat menguap.
Toh, bila Anda berhadapan dengan ancaman kebakaran pada mobil, beberapa langkah antisipasi bisa dilakukan. Yang pertama, selalu lengkapi mobil Anda dengan alat pemadam kebakaran (APAR) minimal berukuran 1 kg. Sehingga bila ada sumber api, Anda bisa langsung bertindak memadamkan. Perlu diingat, api yang berasal dari hubungan arus pendek, sulit dimatikan bila hanya menggunakan air.
Bila api berasal dari kompartemen mesin, segera putar kunci kontak ke posisi OFF. Dengan cara ini, listrik yang menghidupkan fuel pump atau pompa bahan bakar akan ikut terhenti mengalirkan bensin dari tangki.
Langkah berikutnya, jangan terburu-buru membuka kap mesin sebelum Anda siap dengan alat pemadam di tangan. Tindakan membuka kap mesin, membuat kobaran api segera membesar karena mendapat pasokan udara segar (O2).