Bagaimana jika kita tidak pernah kembali normal? Bagaimana jika kita harus berurusan dengan ini selamanya? Bagaimana jika........
Duh, merinding sekali melanjutkan kalimat diatas. Rasa-rasanya ingin sekali mengatakan bahwa ini mimpi. Ya, mimpi buruk yang tak pernah jadi nyata , but this real!!!
Hampir 3 bulan ini selalu dihantui dengan berita-berita buruk. Dari mulai bangun tidur, hidupkan data, tiba-tiba muncul notifikasi, kirain ucapan selamat pagi dari doi ternyata berita bahwa korban covid sudah mencapai ribuan. berselancar  di TL sosmed,  postingan teman juga membagikan tentang covid.  Makan siang nonton tv ketemu berita juga tentang covid.  Kalau covid ini manusia mungkin followers nya Uda menyaingi Raffi Ahmad kali yaaa....
Banyak nya berita buruk yang beredar membuat seluruh umat panik, dari si introvert yang selalu bersikap bodoh amat, sampai ke ekstrovert kuadrat mendadak jadi dilema.
" Duh, ini gimana ya? , Uda bosan dirumah terus nih"Â
" duh ini kapan berahkir ya si virus viral nih?"
 " Aduhh, bisnis gua hancur gara-gara wabah nih" banyak sekali kegelisahan masyarakat terakit ketidakpastian dari wabah ini.
Baru-baru ini para ahli memprediksi covid berahkir hingga ahkir 2020, dan bahkan saat ini sudah ada beberapa kampus membuat simulasi persiapan kuliah online sampai ahkir 2020 nanti. Kebayang ga sih apa yang akan terjadi kalau dirumah terus sampai ahkir tahun? Kebayang juga ga sih, kalau ekonomi dunia akan jatuh? Trus gimana dong dengan ekonomi Indonesia? Gimana dengan masyarakat yang bekerja paruh waktu? Bisa makan ga sih mereka?
Stop!!!
Udah ga usah bayangin. Salah satu penyebab Covid-19 ini  terjadi yaitu tingkat imun yang rendah. Imun rendah dikarenakan selalu memikirkan hal-hal yang ga penting untuk dipikirkan, khawatiran terlalu tinggi, netting terhadap suatu objek terlalu berlebihan.
Kalau begitu wajar aja jika jumlah pasien covid selalu membludak. Informasi yang didapatkan juga membuat detak jantung semakin cepat belum lagi siaran tv yang unfaedah. Kalau ga berita tentang Covid-19 ya film pelakor yang ada di Indosiar, sampai-sampai Drakor pun plagiat Indosiar deh kayaknya wkwkw
Kalau nonton Drakor buat imun menurun drastis, soalnya ingin rasanya narik narik-narik rambut mbak pelakor . Btw, kok kita bahas pelakor ya?
Mau sampai kapan kita kayak gini terus? Emang mau tanpa kepastian terus? Engga kan.