Mohon tunggu...
karlina oktaviyana
karlina oktaviyana Mohon Tunggu... Teknisi - Teknis Kalibrasi

Saya suka bercerita dan berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Usaha Pergi

2 Juli 2023   19:53 Diperbarui: 2 Juli 2023   20:19 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebuah berita pagi diputar di salah satu kos di kawasan depok, terdengar sama sebuah berita tentang bunuh diri disana, tepatnya percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh seorang mahasiswa, mencoba menyayat pergelangan tangannya dengan sebuah pisau, dia di larikan ke rumah sakit setelah kehilangan begitu banyak darah, aku yang memang merasa Lelah dengan hidup, berpikir, apakah ku akhiri juga hidupku ini, rasanya tercekik setiap saat membuatku memang ini segera pergi.

Namun tiba pada sebuah telepon yang menyadarkanku dari kenyataan dan membuat berita yang ku putar di handphone terhenti, tertulis di sana seorang yang amat aku kenal, segera ku angkat telponnya.

"kar lu bisa anter gua ke rumah sakit gak, lagi gak ada kendaraan ni, uang gua di atm semua, gua gak akan sempet kalau harus ngambil dulu, kalau pake gojek gua takutnya nangis di motor, tolong gua yah." Ucap dia tanpa jeda, kujawab singkat "oke gua otw, segera kuambil kunci motor dan bergegas menuju tempat tinggalnya, tanpa terlihat mata sembab habis menangis, aku segera mempersilahkannya duduk dan langsung kutancap gak menuju rumah sakit yang dia maksud.

Sampai dirumah sakit ku turunkan dia di lobby, dia bilang kamar anggrek lantai dua susul gua abis parkir, akus segera memarkir sepeda motorku di tempat parkir rumah sakit, berjalan santai menuju lantai dua dan menanyakan kamar yang diberi tahu temanku, kulihat seorang laki laki yang kulihat di berita tadi, dia yang berusaha pergi.

Tampaknya dia telah kembali ke dunia, dalam benakku aku ingin bertanya bagaimana saat usaha pergimu gagal, apakah kamu akan mencoba kembali atau lebih memaknai hidup tapi sepertinya pertanyaan itu terlalu tidak sopan untuk ditanyakan pada orang yang baru saja lolos dari mau yang ingin dia rahi, nanti saja saat semua telah baik baik saja.

Kuhampiri temanku yang tengah menemani orang tuanya yang terkena serangan jantung, usut punya usut dia baru pulang dari luar kota dan mendengar kabar dari orang rumah ayahnya kena serangan jantung jadi dia bergegas menuju rumah sakit. 

Aku menyalami tangan ayah temanku dan saudara lain yang kebetulan ada disana, sekilas tampak raut wajah lega tergambar di wajah temanku, pagi ini sungguh pagi yang lambat kemudian berubah cepat dan kembali melambat. Aku menemani temanku beberapa kali ke rumah sakit, alasan dia sih karena gak ada uang casa tau saldo terus, padahal cuman minta di temenin, karena ujung ujungnya dia tf juga uang yang dia janjikan dengan aku mengantarnya.

Setelah beberapa kali mengantar temanku aku mengetahui bahwa rumah sakit ini memiliki atap teduh diatas, aku berjalan menuju atap Gedung karena ingin melihat pemandangan yang sedikit berbeda, aku pamit pada temanku terlebih dahulu pastinya.

Ketika aku membuka pintu yang menghubungkan dengan atap Gedung, kulihat seorang pria tengah duduk di sisi Gedung paling luar, dari yang aku lihat dia adalah laki laki yang berusaha pergi di berita tempo hari.

Katanya kalau bunuh diri dengan cara menjatuhkan diri dari Gedung memiliki kemungkinan berhasil lebih besar dibandingkan dengan cara lain, karena kemungkinan untuk berbalik yang tentu saja mustahil dan kerusakan yang ditimbulkan sangat besar, apalagi mengingat kondisi tenaga medis kita saat ini.

Dia berbalik menatapku dan kembali menatap ke depan, sepertinya kali ini dia tidak berusaha pergi, aku menghampirinya dan duduk di sampingnya, kami hanya diam dan menatap ke arah depan. Tiba tiba sebuah pertanyaan terdengar dari dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun