Mohon tunggu...
Karlina
Karlina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang mahasiswi

Semangat terus menjalankan hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Model Semar

26 September 2024   06:21 Diperbarui: 26 September 2024   06:35 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 5 Mulut cablek Dasar penggubahan dari jenis mulut wayang panakawan ini adalah jenis mulut yang dagu lebih panjang dari mulut bagian atas, sehingga berkesan bibir bawah menjorok ke muka, yang ada di dalam bahasa Jawa disebut nyadhuk. Bentuk mulut cablek ini dapat dijumpai pada tokoh Semar dalam wayang kulit purwa disemua gaya. Mulut cablek dengan terus tersenyum menggambarkan Semar sosok yang berupaya untuk selalu menghibur dan memberikan nasehat yang baik.

 6 Badan ngropoh Bentuk badan panakawan jenis ini menggambarkan tubuh yang gemuk tetapi kendor, tampak susunya yang besar, tampak pula penggambaran pusar (bodong), agar perut tampak kendor pada garis belakang perut itu dibuat ikal. Sepuh (orangtua) mempunyai tekad yang bulat untuk berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

7 Driji nuding Driji nuding (jari menunjuk) merupakan simbolisasi dari fungsi Semar untuk menunjukkan jalan kebaikan. Driji nuding juga bagian dari gerakan dalam solat yang melambangkan kepasrahan kepada Tuhan yang Maha Tunggal. 

8 Pocong dagelan Pocong dhagelan merupakan model penerapan kain dodot pada Semar. Pocong dhagelan melambangkan bahwa yang tidak baik sedapat mungkin harus disembunyikan, diletakkan di belakang. 

9 Kain kampuh poleng Setiap warna pada kampuh poleng mewakili amarah manusia, jika berhasil mengendalikannya maka akan akan hidup bahagia dan sejahtera. Kampuh poleng juga menggambarkan lembaran kehidupan yang selalu berubah dan berkembang, manusia haruslah selalu siap dalam semua perubahan dan perkembangan. Kampuh poleng di-sungging dengan warna merah, hitam, kuning, dan putih yang merupakan simbol amarah, aluamah, supiah, dan mutmainah. Keempat nafsu manusia itu selalu bersaing merebutkan singgasana telenging ati. 

https://assets.kompasiana.com/items/album/2024/09/25/1000215605-66f40d6334777c6d376e2cb2.jpg?t=o&v=300
https://assets.kompasiana.com/items/album/2024/09/25/1000215605-66f40d6334777c6d376e2cb2.jpg?t=o&v=300

Gaya kepemimpinan Nusantara model Semar merujuk pada pendekatan kepemimpinan yang mengedepankan nilai-nilai kebijaksanaan, kerendahan hati, dan kolaborasi, yang tercermin dalam karakter Semar. Berikut adalah beberapa poin yang mendefinisikan gaya kepemimpinan ini:

  1. Kebijaksanaan: Pemimpin yang mengadopsi model Semar cenderung mengambil keputusan berdasarkan pemahaman yang mendalam dan pengalaman, serta mampu memberi nasihat yang baik kepada timnya.

  2. Keterbukaan: Semar dikenal sebagai sosok yang mudah didekati dan komunikatif. Pemimpin dengan gaya ini mendengarkan masukan dan pendapat orang lain, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.

  3. Humor dan Keceriaan: Menggunakan humor untuk meredakan ketegangan dan membangun hubungan baik di antara anggota tim. Ini membantu menciptakan suasana kerja yang positif.

  4. Empati: Pemimpin model Semar memperhatikan kesejahteraan anggota tim dan berusaha memahami perasaan serta kebutuhan mereka.

  5. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun