Mohon tunggu...
Karlina Diah Indriasari
Karlina Diah Indriasari Mohon Tunggu... -

Karlina a.k.a naken is an island addict. She believes that her truly home is a small island surrounded by sea. It is on the top list of her favorite place where she can find almost everything she needs such as supports, motivations, ideas and dreams. Her loving to it helps her to shape the life she wants and help other to grow the loving she has.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gunungkidul, Short Escape Pecinta Laut

6 Juni 2010   06:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:43 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pantai apa yang pertama kali terlintas di pikiran Anda ketika mendengar nama Kota Jogja? Parangtritis kah? Ya, hampir sebagian besar orang beranggapan bahwa pantai paling tersohor yang layak dikunjungi ketika berada di Jogja adalah Paris a.ka. Pantai Parangtritis. Anda harus siap menghadapi kekecewaan setelah sampai disana sebab bayangan sebelumnya akan pantai dengan pasir putih, laut dengan warna biru cantik tidak akan Anda dapatkan. Hanya bentangan samudera Hindia dengan hamparan pasir berwarna coklat bahkan nyaris hitam dengan air laut yang juga berwarna coklatlah yang akan mengisi liburan Anda di Paris. Sebagai pecinta laut, sudah tentu Paris tidak pernah masuk dalam agenda spot liburan pendek saya. Saya lebih memilih terjebak di rumah ketimbang menempuh jarak dua jam perjalanan dari rumah saya di Solo menuju Paris. Bukan cuma Paris yang enggan saya kunjungi, sebelumnya juga tidak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk menengok pantai-pantai lain di Laut Selatan yang tercecer dari Jogja hingga ujung timur Pulau Jawa. Cukup konyol sebenarnya, seorang island addict seperti saya yang sudah mengunjungi bahkan daerah yang lebih jauh yakni Karimunjawa, Kepulauan Kangean di Madura dan Ambon, justru belum merampungkan eksplorasi pantai-pantai di daerah sendiri diantaranya Jogja. Akhirnya di ujung keputusasaan saya akan kerinduan pada laut yang belum dapat saya penuhi dikarenakan sulitnya mencari celah waktu untuk berkunjung ke spot pulau lain, saya memutuskan untuk mengiyakan ajakan teman 'piknik' ke salah satu pantai di Laut Selatan, tepatnya di daerah Wonosari, Gunungkidul yang ditempuh hampir dua jam perjalanan dari Jogja. Cukup terburu-buru, saya segera berangkat ke Jogja pukul 7 malam dari terminal Tirtonadi, Solo. Menginjak Jogja, saya bergabung dengan teman-teman di salah satu lembaga bahasa asing di Jogja dan kembali melanjutkan perjalanan langsung ke spot pantai yang kita incar. Setelah menempuh perjalanan sembari terkantuk-kantuk di mobil, kami sampai juga di Pantai Sadranan menjelang pukul 11 malam. Suara debur ombak dari Samudera Hindia seakan bernyanyi menyambut kedatangan kami. Bergantian, kami mengambil barang bawaan dan menuju rumah bambu beratap yang berdiri di pinggir pantai. Seperti biasanya, saya melakukan ritual yang selalu saya lakukan tiap kali bertemu laut yakni mencicipi asinnya air laut, it's salty refreshing, I love it. Sebenarnya saya juga sudah tidak sabar untuk menceburkan diri ke laut, tetapi berhubung malam itu ombak cukup tinggi akhirnya saya harus menahan diri dengan alasan keselamatan. Baru keesokan harinya setelah matahari mulai naik, kami bergegas menghampiri bibir pantai. Ternyata pagi itu ketinggian ombak tidak berkurang, Pantas saja, semalam adalah malam bulan purnama pertama. Meskipun begitu, hal itu tidak menyurutkan gairah kami untuk beradu dengan deburan ombak dan air Laut Selatan. Hamparan pasir berwarna putih sedikit kecoklatan juga cukup terlihat cantik dengan warna air laut hijau kebiru-biruan. [caption id="attachment_159920" align="aligncenter" width="215" caption="Sadranan (Photo By Yuli)"][/caption] Kali ini adalah kali pertama saya bermain di laut yang sarat dengan deburan ombak setelah sebelumnya selalu berkutat dengan ketenangan pantai dan air laut di daerah kepulauan yang sudah saya kunjungi. Ketakutan akan tergulung ombak yang dulu sempat menghantui saya sepenuhnya hilang dan deburan ombak justru menjadi candu baru bagi saya. Berulang kali, tubuh kami terhempas dan terpelanting beradu dengan ombak Laut Selatan. [caption id="attachment_159912" align="aligncenter" width="300" caption="Sadranan (Photo by Yuli)"][/caption] Puas berbasah-basah di pantai Sadranan, menjelang tengah hari kami melanjutkan penelusuran kami ke pantai-pantai lain di sepanjang daerah Gunungkidul. Wilayah ini sangat cocok bagi para traveller yang doyan telusur pantai, pasalnya hampir tiap 20 meter selalu ada pantai yang bisa dikunjungi dengan kondisi yang tidak jauh berbeda. Pasirnya masih cukup terawat dengan air laut bening hijau kebiruan yang memikat. Total kami mengunjungi 5 pantai dalam sehari, Pantai Sadranan, Pantai Sundak, Pantai Sundak Nelayan, Pantai Indrayanti dan Pantai Baron. [caption id="attachment_159935" align="aligncenter" width="300" caption="Indrayanti (Photo by Monis)"][/caption] Untuk Anda para traveller yang saat ini mungkin tengah merasakan haus dan kerinduan akan laut, tidak ada ruginya untuk mengeksplor pantai Laut Selatan di daerah Gunungkidul. Selain tidak memakan waktu yang lama, biaya yang diperlukan pun bahkan bisa sangat murah apalagi jika seperti saya yang malam itu menghabiskan malam dengan tidur di rumah bambu beratap di pinggir pantai. Cukup sediakan uang bensin, bekal makan, dan sejumlah uang untuk parkir kendaraan dan jajan di pantai, Anda akan terpuaskan dengan suguhan alami pantai Laut Selatan yang masuk dalam wilayah administratif DIY. Sekedar saran sebelum Anda melakukan perjalanan ke Gunungkidul, sebaiknya Anda berangkat dengan kendaaan pribadi, bisa mobil ataupun motor, sebab tidak ada angkutan umum yang menjangkau pantai-pantai tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun