Mohon tunggu...
Karlina Diah Indriasari
Karlina Diah Indriasari Mohon Tunggu... -

Karlina a.k.a naken is an island addict. She believes that her truly home is a small island surrounded by sea. It is on the top list of her favorite place where she can find almost everything she needs such as supports, motivations, ideas and dreams. Her loving to it helps her to shape the life she wants and help other to grow the loving she has.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Surga Tersembunyi di Timur Jauh Madura

2 Juni 2010   14:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:47 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sungai Beto-beto, sungai kecil yang terletak sekitar 30 menit perjalanan dengan menggunakan mobil dari Arjasa merupakan titik awal keberangkatan komunitas Anak Pulau untuk mengeksplorasi Kepulauan Kangean, sebuah kepulauan yang terbentang jauh di timur Pulau Madura. Dengan konsep yang sesederhana mungkin, komunitas Anak Pulau Indonesia: Exploration and Charity Trip merupakan wadah bagi siapapun yang mempunyai mimpi dan hasrat yang sama yakni mengeksplorasi pulau-pulau di Indonesia sekaligus melakukan kegiatan sosial bersama anak-anak di pulau yang dikunjungi melalui berbagai bentuk sebagai bentuk terima kasih atas suguhan istimewa yang daerah mereka berikan. Setidaknya terdapat 60 pulau kecil yang tercakup dalam wilayah administratif Kepulauan Kangean dan tercecer dari ujung paling barat yakni Pulau Mamburit hingga ujung timur yakni Pulau Sepanjang dengan Pulau Kangean sebagai pulau paling besar. Sebagai kepulauan yang sama-sama berada dalam wilayah administratif Pulau Jawa, Kepulauan Kangean mungkin memang kalah pamor dengan Kepulauan Karimunjawa, namun hal itulah yang justru memancing ketertarikan kami untuk mencari tahu dan mengeksplorasi Kangean lebih jauh. Tentu saja ekspektasi kami berada di puncak, hari ini hari pertama dari dua hari yang dijadwalkan untuk menjadi saksi keindahan salah satu kepulauan milik Indonesia. Perahu yang kami sewa dari nelayan setempat menghantarkanku menuju titik singgah pertama, Pulau Saobi. Pulau ini tergolong kecil namun unik sebab hampir 80% bangunan yang berdiri di atasnya masih berbentuk rumah panggung khas suku Bajo. Meski berada dalam wilayah administratif Jawa Timur tetapi sebagian besar penduduknya merupakan keturunan suku Bajo. Singgahnya kami di Saobi ternyata cukup menarik perhatian penduduk setempat, tidak jarang mereka menganggap kami seperti turis dan beberapa dari mereka bahkan sempat menawari kami untuk singgah di rumah mereka.

Pulau Bungin adalah titik singgah kami yang kedua. Pulau Bungin terbilang lebih kecil dibandingkan dengan Pulau Saobi dengan tata rumah penduduk yang lebih rapat. Diluar itu, kami menemukan karakteristik Pulau Bungin yang hampir sama dengan Pulau Saobi.

Setelah berada di tengah laut selama kurang lebih dua jam terhitung sejak kami meninggalkan Pulau Bungin, menjelang petang kami sampai di Pulau Sapeken. Pulau Sapeken mempunyai infrastruktur bangunan lokal yang sudah maju dan modern. Hal ini tentunya karena ditunjang tingkat kehidupan perekenomian mereka yang cukup tinggi sebagai daerah penghasil sumber daya laut yang cukup berpotensi. Salah satu hasil perikanan yang terkenal di Sapeken adalah ikan kerapu, ikan kering dan rumput laut. Lain halnya dengan akses aliran listrik yang terbatas di Sapeken, jaringan telekomunikasi kami tidak menemukan kesulitan, hampir semua jaringan komunikasi telepon selular dapat dengan mudah kami akses. Hal ini tentu karena Sapeken sendiri mempunyai tower telekomunikasi yang cukup banyak, sejauh yang kami temukan, kami melihat ada tiga tower yang berdiri di tengah Pulau Sapeken. Sudah terlalu lelah setelah menghabiskan waktu hampir 12 jam di tengah laut, kami ternyata malah melewatkan malam tahun baru dengan tidur. Jam baru menunjukkan pukul setengah sepuluh malam dan kami sudah terlelap, baru terbangun jam enam pagi keesokan harinya.

[caption id="attachment_156607" align="alignnone" width="300" caption="Pulau Sapeken (Photo by Freyke Elli Hofni Kosakoy)"][/caption]

Di pagi awal tahun 2010, kami kembali melanjutkan perjalanan dan Pulau Sitabok menjadi titik singgah kami berikutnya. Pulau Sitabok menarik kami dengan suguhan pasir putih yang terhampar mengelilinginya. Beberapa bintang laut cantik yang berwarna merah dan biru serta beberapa jenis spesies ikan karang kecil kami temukan di sepanjang perairan menuju Pulau Sitabok. Sangat cantik.

[caption id="attachment_156611" align="alignnone" width="200" caption="Pulau Sitabok (Photo by Freyke Elli Hofni Kosakoy)"][/caption]

Dan tujuan kami berikutnya adalah Pulau Saebus. Sebelumnya, kami sudah mengetahui keindahan yang tersimpan di Pulau Saebus dari sebuah blog milik orang yang pernah mengunjunginya. Kami cukup terkejut ketika kami menyadari bahwa 10 puluh meter dari bibir pantai terdapat gugusan bukit terumbu karang yang berada tepat di bawah kapal yang melaju perlahan. Seketika itu juga nahkoda kapal segera mematikan mesin untuk menghindari merusak karang. Kontur pantai di Saebus pada sekitar 20 meter pertama cukup dangkal, namun kemudian menjorok cukup dalam setelah itu.Bergegas, kami segera mengenakan snorkle dan google serta pelampung untuk bisa menikmati pemandangan menakjubkan di bawah laut. Gugusan terumbu karang Saebus terbentang hampir sepanjang 40 meter di sekitar pantai. Terumbu karang yang ada di Saebus masih cukup bagus, banyak dari karang tersebut yang masih hidup dengan jenis warna yang bervariasi, biru, kuning, merah, ungu lengkap dengan spesies ikan karang yang tidak kalah cantik. Kami hampir tidak sempat menghela nafas, terpesona dengan keindahan alam bawah laut Pulau Saebus.

[caption id="attachment_156618" align="alignnone" width="209" caption="Pulau Saebus (Photo by Franciscus Dondy)"][/caption]

Eksplorasi Kepulauan Kangean kemudian diakhiri dengan menyantap ikan bakar yang diproses dengan cara yang sangat tradisional di Pulau Sepangkor Kecil. Kelelahan selama dua hari penuh seketika sirna digantikan oleh kepuasan menikmati keindahan bahari salah satu kepulauan di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun