Sebagai generasi 90-an (maksudnya lulus SMA nya tahun 90-an awal, hehehe) saya mengenal istilah joki itu kalau tidak penunggang kuda pacuan ya orang yang menggantikan seseorang saat ujian UMPTN (kalau sekarang SBMPTN).
Tapi ternyata kalau sekarang jangkauan joki makin luas terutama untuk kata joki yang disematkan pada seseorang pengganti saat ujian.
Jasa joki tidak hanya digunakan saat ujian SBMPTN tetapi bahkan untuk tugas mata pelajaran/kuliah, ujian semester, bahkan sampai skripsi, dll.
Jasa joki ini dipakai dari level siswa sekolah menengah, mahasiswa, bahkan level seorang seorang pendidik (?). Â Cerita perjokian bahkan tidak jarang menjadi viral di media masa/elektronik.
Anehnya jenis joki ini mendapat istilah joki ilmiah. Padahal menurut KBBI kata joki dan ilmiah memiliki arti yang menurut saya saling melemahkan.
Joki yang berkaitan dengan bahasan artikel kali ini menurut KBBI adalah orang yang mengerjakan ujian orang lain dengan menyamar sebagai peserta ujian yang sebenarnya dan menerima imbalan uang.
Ilmiah menurut KBBI bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.
Yang saya garis bawahi adalah joki menerima imbalan uang yang artinya orang yang menjadi joki salah satu tujuannya adalah mendapatkan keuntungan berupa uang bukan ilmu pengetahuan padahal kata ilmiah berarti bersifat ilmu pengetahuan.
Bisa juga kenapa istilahnya joki ilmiah karena para joki ini menggunakan jasanya untuk mengerjakan yang berkaitan dengan hal ilmiah.
Diantara alasan orang yang sampai harus menggunakan jasa joki ilmiah diantaranya :
1. Malas
Lazy people are full excuses and will say anything to avoid taking action. (Darell Reynold)
Orang dengan karakter seperti kutipan di atas tentu tidak sedikit, begitupun di kalangan yang masih berkutat dengan tugas dan ujian. Saat tugas fan ujian datang tidak sedikit yang menggunakan jasa joki ilmiah.
Apalagi kalau imbalan uang yang harus diberikan tidak mahal maka joki ilmiah jadi pilihan yang (kelihatannya) menguntungkan.
2. Sibuk
Tidak jarang selain jadi pelajar baik siswa atau mahasiswa mereka juga merangkap dengan memiliki pekerjaan lain.
Tugas dan ujian menjadi satu rintangan karena waktu yang diperlukan kurang untuk mengerjakannya.
3. Sulit
Tidak semua orang bisa memahami tugas atau ujian dengan mudah. Keterbatasan ilmu dan kemampuan mengerjakan tugas dan ujian memberikan kesulitan saat mengerjakannya. Jasa joki ilmiah (kelihatannya) menjadi pilihan yang memberikan peluang menyelesaikan tugas dan ujiannya.
4. Tenggat waktu
Tugas atau ujiannya sulit, banyak, dan ternyata tenggat waktunya tidak lama menjadi alasan lain yang menggunakan jasa joki ilmiah.
5. Banyak tugas
Seorang siswa atau mahasiswa tentu tidak menghadapi satu mata pelajaran/kuliah saja dan masing-masingnya ada tugas atau ujiannya.
Jasa joki ilmiah pasti (kelihatannya) memudahkan untuk meringankan mengerjakan tugas atau ujian.
Joki ilmiah sudah pasti memiliki kerugian setidaknya:
1. Memupuk karakter curang
Menyerahkan hasil orang yang diakui sebagai hasil sendiri adalah sebuah kecurangan. Menggunakan jasa joki ilmiah tentu akan memupuk karakter curang ini. Padahal tugas dan ujian merupakan langkah awal untuk hal selanjutnya. Jika awal sudah dibangun dengan yang tidak baik bukan tidak mungkin menghasilkan hal yang tidak baik.
2. Tidak menambah pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan.
Tugas dan ujian sebenarnya mengasah pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan.
Seperti kisah pensil yang dituliskan Paulo Coelho, pensil sewaktu-waktu harus diraut, memang menyakitkan tetapi memberikan pensil yang lebih tajam. Sama seperti tugas dan ujian yang menimbulkan kesulitan justru menajamkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan.
3. Tidak menampilkan identitas diri dan tidak percaya pada kemampuan diri.
Dalam mengerjakan tugas atau ujian tidak jarang menampilkan ciri khas seseorang. Ada yang senang mengerjakan dengan rapi, detil, ada juga yang penting jadi, dsb. Kalau dikerjakan joki ilmiah tentu ciri khas itu tidak akan tampil.
Yang lebih tidak baik adalah menggunakan joki ilmiah karena tidak percaya pada kemampuan diri sendiri
4. Tidak paham materi/permasalahan
Saat tidak mengerjakan tugas atau ujian sendiri tentu menjadikan tidak mengerti/tidak paham permasalahan yang dibahas. Tentu akan merugikan apalagi jika bahasannya menjadi poin penting untuk ilmu yang lain.
5. Tidak nyambung dengan tugas yang diberikan.
Saat tugas dan ujian dikerjakan joki ilmiah tidak menutup kemungkinan hasilnya tidak nyambung karena asal-asalan mengerjakannya yang penting dapat bayaran.
6. Tugas semakin panjang/lama kalau ada banyak kesalahan pada tugas karena jokinya sendiri tidak mengerti tugasnya.
Joki ilmiah ini sebenarnya memberikan kerugian yang lebih banyak dibanding keuntungan bagi penggunanya. Apalagi tugas dan ujian ini akan membentuk generasi yang akan mengurus kondisi dan keadaan bangsa dan negara di masa datang. Bagaimana bangsa dan negara akan berkualitas jika generasi yang dibentuknya malas, curang, lemah daya juang, dan kurang pengetahuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H