Akan sulit saat PJJ dalam memberikan pelajaran komunikasi dan sosialisasi ini. Terutama tentang komunikasi karena saya akan tahu siswa kesulitan berkomunikasi kalau bertemu langsung, saat PJJ bentuk komunikasi hanya sekedarnya karena tidak bertatap muka maka akan sangat sulit untuk mengetahuinya. Â
Pelajaran komunikasi dan sosialisasi ini menjadi pelajaran yang juga hilang saat PJJ.
 3. Tenggang rasa dan kebersamaan
Kalau pelajaran ini bagian siswa yang menjadi guru, saya yang menjadi siswanya.
Di sekolah saya pelajaran ini kental terasanya yaitu tentang tenggang rasa dan kebersamaan. Mereka sangat kompak bahkan untuk hal yang membuat guru kesal dan marah...hhhh.
Saya banyak diajarkan oleh siswa saat mereka memperlihatkan tenggang rasa dan kebersamaan. Mereka saling menjaga dan membantu kalau ada yang sedang kesulitan. Tenggang rasa dan kebersamaan terbentuk karena interaktif yang inten dan itu bisa terwujud saat belajar di sekolah.
Fellowship is an intimate interaction facilitated by conscious consistent communication. (Hameed Adeshina)
Saat PJJ tentu saya tidak bisa melihat pelajaran tenggang rasa dan kebersamaan ini lagi. Bagaimana siswa yang suka keluar kelas saat pergantian jam akan di chat temannya guru sudah datang untuk pelajaran selanjutnya. Ditemani saat ada yang susah dan sedih, tapi juga melihat mereka saat kompak membuat guru marah dan tentu jadi dinamika tersendiri bagi guru saat mengarahkan agar jadi lebih baik.
 4. Mengeluarkan pendapat
Zaman akan dipegang oleh mereka. Tidak mustahil mereka menjadi seorang pemimpin. Selain komunikasi dan sosialisasi kemampuan mengeluarkan pendapat juga sangat diperlukan.
Tidak sedikit siswa yang memiliki  konsep memahami dan memandang sesuatu itu unik diluar kebiasaan, out of the box. Tetapi tidak suka mengeluarkan pendapatnya karena tidak bisa diterjemahkan secara verbal apalagi secara formal.