Satu hari si bungsu bercerita bahwa topik pembicaraan di grup kelasnya adalah kebosanan karena tidak bisa berkegiatan seperti biasa karena pandemi yang belum mereda juga.
Mereka tidak bisa pergi ke sekolah padahal dinamika di sekolah adalah dinamika roller coster yang mereka sukai dan benci sekaligus.
Tidak bertemu teman dan bersosialisasi di sekolah merupakan penyebab terbesar kebosanan saat kegiatan hanya di rumah aja.
Berbeda dengan si bungsu yang memang menyukai tinggal di rumah, dia akan selalu ada cara berkegiatan di rumah karena memang si bungsu tipe yang tidak senang sering keluyuran dan sangat anteng di rumah.
Pandemi yang sudah berlangsung berbulan-bulan memang sangat mempengaruhi banyak sisi kehidupan bahkan sampai ada istilah Tatanan Kehidupan Baru segala.
Diantara yang terpengaruh dalam kehidupan banyak orang adalah terbatasnya sosialisasi dengan orang lain padahal sebagai mahluk sosial proses sosialisasi adalah salah satu kebutuhan menjalani hidup bagi sebagian banyak manusia.
Sosialisasi menjadi salah satu hal yang bisa menjaga kesehatan fisik dan mental. Saat kebutuhan sosialisasi terhambat akan menimbulkan masalah dan kesulitan setidaknya memunculkan kebosanan dan mengusik kewarasan seseorang.
Untuk merasa benar-benar terhubung dengan orang lain, kita perlu berinteraksi setidaknya dengan orang yang dikenal dan komunikasi perlu berjalan dua arah.
Saat tidak bisa berdiskusi, membicarakan kecemasan karena ketidakpastian situasi pandemi kapan berakhir, berita-berita yang menambah kekhawatiran dan sebagainya akan menimbulkan pikiran negatif dan bisa berujung pada depresi.
Manusia yang berkembang dalam menjalani hidup adalah mencari jalan keluar dan menyikapi apa yang sedang terjadi di depan mata sehingga hidup tetap bermakna dan berguna bagaimanapun yang sedabg dihadapi.
Tentu kewarasan tetap harus dijaga, dirawat dan dipeluk erat jangan sampai lepas gara-gara masalah dan kesulitan akibat pandemi yang mempengaruhi kebutuhan sosialisasi, setidaknya ada beberapa tips diantaranya :