Tulisan yang kaku itu membosankan karena saat membaca artikel pasti pembaca berhara bukan sedang membaca jurnal ilmiah.
Walau bukan berarti kaidah kepenulisan ditabrak seenaknya karena setiap platform memiliki aturan tersendiri dalam cara menyampaikan tulisan jadi yang lebih baik adalah mengikuti keumuman penyajian di platform yang diikuti.
 5. Tulisan yang hangat.
Tulisan yang hangat juga meneduhkan apalagi tentang kebaikan dan kemanusiaan selalu banyak disukai.
Memberikan hikmah dalam menjalani keseharian bisa menjadi satu pilihan dalam memberikan tulisan yang hangat.
Sebenarnya tulisan dalam kategori apapun asal disajikan dengan baik apalagi mengedukasi akan menjadi satu tulisan yang hangat.
 6. Mempelajari tulisan dari penulis yang lain.
Saya sering membaca tulisan yang menarik dan menyenangkan dari Kompasianer.
Agar tulisan yang kriuk kriuk dan membosankan bisa menjadi tulisan yang gurih menyenangkan maka salah satu yang bisa dilakukan adalah mempelajari tulisan yang ditayangkan Kompasianer yang lain.
Walau tidak mudah mempelajarinya tetapi setidaknya dengan mempelajari tulisan Kompasianer yang memiliki tulisan yang gurih dan tidak kriuk kriuk bisa mendapat gambaran bagaimana satu tulisan ditampilkan dengan menarik.
 7. Memilih tampilan huruf yang tepat.