Membaca -- terutama buku -- bagi saya jadi satu kecintaan dan itu bukan hanya kutipan, slogan, pemanis, atau dibuat-buat.
Kegiatan membaca sudah saya lakukan sejak masih kecil. Bapak saya selalu membawakan buku-buku cerita yang isinya hanya huruf bukan komik yang banyak gambarnya padahal untuk seusia saya yang masih kecil komik tentu lebih seru dan menarik.
Saat saya kecil toko buku di daerah saya hanya menjual buku pelajaran saja, kalau mau buku bacaan yang lain maka saya akan diajak orang tua saya ke toko buku di Jakarta. Bisa dipastikan uang yang dikeluarkan bapak saya akan banyak karena saya menemukan banyak harta karun di sana.
Buat saya membaca buku adalah satu pengalaman dan perjalanan seru itulah sebabnya kenapa saya sangat menyukai kegiatan ini.
Reading a good book is like taking a journey. (Emma Gulliford)
Selain hobi membaca buku juga merupakan satu kecintaan dan memberikan kebahagiaan untuk saya.
You can't buy happiness but you can buy books and that's kind of the same thing.
Saya menemukan kutipan dari Dr.Seuss tentang membaca.
The more that you read. The more thing you will know. The more that you learn, the more places you'll go. (Dr. Seuss)
Buku manjadi satu komponen penting dalam memenuhi hobi saya dalam membaca. Kegiatan membeli buku menjadi satu kegiatan lain yang menyenangkan.
Melihat buku berjejer di rak, buku dengan berbagai sampul yang beragam, judul-judul yang menawan, buku yang masih dikemas oleh plastik, membaca sinopsis, dan membuka halaman untuk melihat-lihat isi buku adalah kegiatan awal yang sangat saya nikmati saat ke toko buku.
Belum lagi jika saya merasa diberi sepasang sayap yaitu kebahagiaan dan pencerahan akan petualangan dan pengetahuan yang didapat dari sebuah buku yang dibaca.
Kadang-kadang saya merasa berlebihan saat membeli buku. Bahkan hingga merasa bahwa hobi yang berkaitan dengan buku ini harus ada anggarannya, persis seperti menafkahi.
Sering berlebihannya membeli buku karena saya sampai level kalap karena membeli dengan membabi buta.
Saya tahu berlebihan itu apapun alasannya tentu tidak baik tetapi susah menahan diri saat hunting buku apalagi kalau ada tulisan Buku Murah atau angka diskon yang menggiurkan.
Ada satu peristiwa -- saat itu anak-anak masih kecil -- berkenaan dengan kalapnya kami -- saya dan anak-anak -- saat membeli buku.
Waktu itu kami main ke toko buku.
Sampai di toko buku banyak buku murah dan diskonan yang diberikan tinggi.
Saya mulai kalap, begitupun dengan anak-anak saat menemukan serial buku yang mereka suka menjadi sangat murah karena didiskon tinggi.
Setelah selesai saya ke kasir untuk membayar buku yang sudah dipilih. Setelah selesai saya mengecek uang di dompet apakah uang saya masih ada atau tidak. Saya kaget karena ternyata di dompet hanya tersisa uang recehan saja.
Sejak saat itu setiap ke toko buku saya akan memegang erat dompet agar tidak pulang dengan recehan, apalagi kalau perginya sama anak-anak...hehehe.
Jika ada pertanyaan, apakah salah jika menafkahi hobi ? Â buat saya jawabannya adalah asal tidak berlebihan seperti yang pernah saya lakukan maka menafkahi hobi tidak apa-apa.
Maksud dari menafkahi hobi menurut saya adalah dengan menyisihkan dana sekedarnya untuk menjalankan hobi.
Selain itu menafkahi hobi bisa juga sebagai me time. Waktu yang diperlukan untuk memberikan kesempatan memanjakan diri sendiri dan menambah energi serta melepaskan kepenatan dari kehirukpikukan keseharian.
It's me time, now it's a time to take some hour break from this life which is running in a speed of light, well it's a time to tell my life that's I do exist. (Dia Pooja Chirag)
Jadi selama masih dalam kadar yang wajar, menafkahi hobi ? Kenapa tidak.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Senin 6 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H