Bukan hal aneh lagi jika sampah jadi penyebab besar terjadinya banjir. Saat banjir sampah -- jika barang-barang yang hanyut terbawa banjir tidak dimasukkan ke dalam hitungan sampah -- akan terlihat tumpukan sampah bahkan menyumbat saluran air yang harusnya lancar mengalirkan air apalagi air dengan kapasitas besar.
Sampah bisa jadi penyebab banjir jadi susah surut karena sampah menghalangi aliran air atau menghalangi pompa yang digunakan untuk menyedot air banjir.
Sampah bisa berasal dari berbagai tempat juga termasuk sampah rumah tangga. Kebiasaan membuang sampah sembarangan karena malas hanya untuk sekadar mencari tempat sampah, bahkan saking malas dan ingin cepat ada yang sengaja membuang sampah ke kali atau aliran air lainnya.
Masalahnya kemalasan membuang sampah berdampak justru tidak langsung kepada pelaku tetapi malah kepada orang yang bahkan tinggalnya jauh dari orang yang membuang sampah sembarangan.
Solusi kemalasan ini ternyata tidak mudah. Perlu edukasi bahkan sejak dini baik secara formal di sekolah maupun informal seperti di lingkungan rumah atau sekitar.
Selain edukasi pembiasaan membuang sampah pada tempatnya harus dibangun hingga sudah menjadi budaya dan terpenting konsisten menerapkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, bukan di kali atau aliran air lainnya.
Contoh sederhananya jangan tergiur membuang sampah sembarangan bungkus permen yang hanya seuprit jika tidak menemukan tempat sampah, bawa atau kantongi dan buang saat menemukan tempat sampah adalah pembiasaan sepele yang akan berdampak akan terbangun kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.
Pantas saja kutipan di atas dibuat dan menurut saya cocok dengan bahasan kali ini bahwa kemalasan (membuang sampah pada tempatnya) adalah hal yang membahayakan karena akan menghancurkan (berakibat banjir) karena itu kemalasan harus dihancurkan (dengan tertib membuang sampah pada tempatnya).
Saya pun menemukan kutipan tentang keserakahan yang cocok dengan bahasan kali ini. Kutipan yang saya ambil memang bisa memiliki cakupan luas, bisa jadi tidak masuk dengan apa yang saya maksudkan, tetapi saya menilai cukup mewakili apa yang saya ingin sampaikan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!