Kejadian membuat beberapa tulisan tetapi tidak selesai bahkan ada yang hanya sampai judul saja kembali lagi saya alami.Â
Hal ini disebabkan karena bahasan yang sedang digemari saat ini tidak bisa saya buat.Â
Dimulai dari pelantikan Presiden, pengumuman kabinet baru, bahkan Topik Pilihan saja tidak berhasil membuat saya menyelesaikan tulisan dan menjadi sebuah artikel yang ditayangkan di Kompasiana.Â
Saya jadi merasa susah, padahal ide untuk membuat artikel sudah ada, kerangka besarnya bisa dibangun, tetapi memang konsep tentang bahasan yang sedang digemari dirasa kurang karena bahasannya  memang bukan kategori kesukaan yang menjadi alasan semangat saya menyelesaikan artikel menjadi merosot dan artikel akhirnya hanya sebagai penghuni folder tanpa ditayangkan.Â
Tahapan saat tidak bisa menghasilkan sebuah artikel adalah tahapan yang menyusahkan karena saya jadi merasa tidak produktif. Â Kecintaan saya terhadap kegiatan menulis jadi terhalang. Saya tidak dapat menghasilkan artikel sampai bisa ditayangkan.Â
Biasanya saat saya tidak bisa menghasilkan tulisan kegiatan yang dilakukan adalah berkeliling di internet untuk membaca termasuk membaca kutipan.Â
Saya selalu senang jika menemukan kutipan yang bisa menjawab apa yang sedang saya alami itulah sebabnya mengapa saya sangat senang kutipan dan seringkali saya cantumkan dalam artikel saya.
Alasan saya menyukai kutipan adalah hanya dengan beberapa kalimat bahkan beberapa kata jangkauan yang disasar bisa seluas-luasnya tergantung kemampuan orang yang membacanya.Â
Memang jangkauan memahami kutipannya bisa sangat beragam tetapi saya merasa mendapat kutipan yang tepat dengan kondisi yang sekarang sedang dialami yaitu kesusahan tidak dapat menulis artikel dengan berbagai alasannya.Â
Adapun kutipan yang dapatkan memberikan ide menuangkan kesulitan yang sedang saya hadapi sekarang ini adalah kutipan yang ditulis Rumi.Â
The cure for pain is in the pain. Â (Rumi)Â
Penyembuh untuk kesulitan yang dialami ada didalan kesulitannya itu sendiri.Â
Jadi buat saya menulis adalah kegiatan utuh -- saya memiliki konsep bahwa seringkali keutuhan berasal dari dua hal yang saling berlawanan -- yang akan memberikan sayap untuk terbang bagi yang melakukannya. Sayap yang pertama adalah kesulitan dan pasangan sayapnya adalah kesembuhan. Inilah jangkauan yang bisa saya ambil dari kutipan Rumi di atas.Â
Kesulitan.
Kegiatan menulis memang bukan suatu hal yang mudah. Jika dari beberapa penjelasan definisi menulis dapat terlihat bahwa menulis itu suatu kegiatan yang kompleks.Â
Menulis adalah menuangkan ide kedalam satu bentuk visual. (Letner)Â
Menulis adalah mengungkapkan bahasa dalam bentuk simbol gambar. Menulis adalah suatu aktivitas kompleks, yang mencakup gerakan lengan, tangan, jari, dan mata secara terintegrasi. Menulis juga terkait dengan pemahaman bahasa dan kemampuan bicara. (Soemarmo Markam)
Mendefinisikan menulis sebagai melukiskan lambang --lambang grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang -- orang lain yang menggunakan bahasa yang sama dengan penulis tersebut. (Tarigan)
Menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan, dan ide dengan menggunakan symbol -- symbol system bahasa penulisnya untuk keperluan komunikasi atau mencatat. (Hargrove dan Poteet)
Saya menjadi tahu kenapa menulis itu tidak mudah -- bahkan jika menulis menjadi satu kecintaan sekalipun -- berdasarkan penjelasan definisi dari menulis di atas.
Kesulitan yang timbul bisa berasal dari kesulitan akibat pengaruh  dari dalam diri seperti macet ide, malas, takut, sibuk,  dll, maupun luar diri seperti apresiasi yang membuat patah semangat dari pembaca, dll.Â
Penyembuh.
Banyak artikel yang membahas tentang menulis menjadi salah satu pilihan untuk menyembuhkan akibat luka batin, kesedihan, kehilangan, dsb. Bahkan menulis bisa membantu kesehatan tubuh.Â
Terutama dengan menulis ekspresif, yaitu tulisan yang berkaitan dengan pikiran dan perasaan yang timbul dari pengalaman hidup.
Manfaat menulis ekspresif lainnya adalah memperbaiki mood, karena dengan menulis dapat:
Membantu memprioritaskan masalah agar cepat selesai.
Mengenali pemicu dan mempelajari cara untuk mengendalikannya dengan lebih baik.Â
Memberikan kesempatan untuk berpikir positif dan mengidentifikasi pikiran negatif.Â
Membuat merasa lebih bersyukur dan jujur terhadap diri sendiri.
Untuk saya kesulitan tidak berhasil membuat artikel bisa disembuhkan dengan menulis. Kegiatan yang menyulitkan tetapi juga membahagiakan dan menyembuhkan.Â
Kesulitan yang timbul sebenarnya mengasah kemampuan asal tidak berhenti karenanya. Biarkan kesulitan sebagai sayap penyempurna yang bisa diberikan pada pembaca dan mengantarkan pembaca terbang karena pencerahan yang berasal dari artikel yang ditayangkan.Â
Selamat Ulang Tahun Kompasiana, terima kasih walau saya belum bisa memberikan sayap dengan pencerahan dari artikel yang saya tayangkan untuk pembaca setidaknya Kompasiana sudah memberikan tempat belajar menulis untuk saya.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Â Kamis 24 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H