Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ilmu Penting yang Jarang Diajarkan di Sekolah

30 Agustus 2019   14:00 Diperbarui: 30 Agustus 2019   21:19 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Profesi menjadi guru memang baru saya jalani belasan tahun saja. Semula saya kira jika menjadi guru akan terjadi transfer ilmu secara satu arah dari saya sebagai guru ke siswa. Kenyataannya transfer ilmu berjalan dua arah dari saya ke siswa begitupun sebaliknya.

Transfer ilmu disini bukan melulu tentang mata pelajaran yang saya ampu karena jika hanya mata pelajaran yang saya ampu kemungkinan besarnya transfer hanya satu arah dari saya ke siswa. Ilmu disini mencakup lebih luas dan yang terbesar adalah ilmu kehidupan.

Selama menjadi guru saya mengamati apa yang diperlukan dan penting ditanamkan untuk siswa -juga ke anak- dalam menjalani hidup. Dari siswa saya belajar ternyata banyak ilmu yang seharusnya diberikan selain mata pelajaran resmi sesuai panduan kurikulum dari pemerintah.

Ilmu ini cukup penting dibekali kepada siswa/anak yang bisa mereka gunakan saat menghadapi dunia nyata. Saya menerangkan kepada mereka saat mereka bertanggungjawab terhadap diri mereka sendiri saat itulah mereka bertemu dengan dunia nyata.

Setidaknya ilmu ini yang penting tetapi sangat jarang diajarkan karena tidak tercantum secara resmi di kurikulum pendidikan. Saat saya mencari artikel berkaitan dengan hal itu saya mendapatkan beberapa poin dan setuju dengan itu. Saya bahas sesuai dengan kondisi yang terjadi di sekolah.

Di antara ilmu tersebut adalah:

 1. Pelajaran tentang kehidupan
Tidak jarang saya melihat orang menjalankan kehidupannya dengan kualitas yang belum baik bahkan sepertinya saya termasuk diantaranya.

Kualitas hidup yang baik disini tidak sekedar kecukupan dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan. Menghadapi hidup dengan sikap terbaik adalah salah satu hal orang yang berkualitas hidup yang baik.

Hidup seringkali menyodorkan kesulitan, kegagalan, keterupurukan apapun hal (yang dipandang) negatif. Orang yang kualitas hidupnya baik maka hal negatif yang dihadapi justru membuat hidup mereka jadi lebih baik, kualitas hidup meningkat karena mereka mengerti bagaimana menyikapinya. 

Tetapi tidak sedikit orang yang gagal karena hal negatif justru mendorong menjadi putus asa, berkeluh kesah, mengumpat ke sana sini, menyalahkan segala hal selain diri sendiri. Jadi saya pikir ilmu tentang kehidupan sangat penting ditanamkan pada siswa/anak.

 2. Berkomunikasi yang baik
Berkomunikasi yang baik tentu sangat diperlukan saat berinteraksi sosial. Beberapa waktu lalu ramai tentang video lagu yang menampilkan bahasa yang jika diikuti oleh anak-anak lalu digunakan saat berkomunikasi terutama untuk orang yang lebih tua tentu tidak pantas dan keluar dari norma yang jadi identitas dan ciri khas bangsa Indonesia yang sopan dan santun.

Saya sering melihat siswa yang tidak bisa menempatkan diri saat berkomunikasi. Bagaimana berkomunikasi dengan teman, orang tua, guru, masyarakat tidak jarang mereka menggunakan komunikasi yang sama untuk semua. 

Bisa dibayangkan kalau "guru" di dunia maya lebih senang mereka ikuti karena sesuai dengan jiwa mereka padahal "guru" itu memberikan pendidikan yang tidak sesuai bagi mereka.

Buat saya saat mengajar ilmu berkomunikasi dengan baik ini pun sangat penting diajarkan, dibiasakan, diterapkan agar mereka mengerti dan bisa berkomunikasi yang baik.

 3. Cara mendapatkan kebahagiaan
Masa iya bahagia saja harus diajarkan ? Saya menjawab sesuai dengan apa yang pernah saya temukan di sekolah adalah betul bahwa mendapatkan bahagia pun siswa/anak harus diajarkan.

Siswa diajarkan bahwa bahagia itu pilihan dan bahagia itu harus diusahakan. Ada kutipan dari Dalai Lama tentang kebahagiaan

Happiness is not something ready made.  It comes from your own actions. (Dalai Lama)

Konsep bahwa segala sesuatu itu bukan masalah dan akan jadi masalah tergantung dari pilihan kita dalam menyikapinya buat saya konsep ini tentang bahagia adalah sebagai satu pilihan. 

Saat ada hal yang terjadi pada diri maka pilihannya bagaimana menghadapinya dengan tetap bahagia atau menghadapinya dengan segala kesedihan dan kemalangan.

Kebahagiaan disini tentu bukan berarti bahagia dengan kesusahan, kemalangan, dan keterpurukan tetapi kebahagiaan disini adalah pilihan bahwa kesulitan yang dihadapi dapat dihadapi.

Kelihatannya sepele tetapi saya mendapati banyak siswa yang tidak bahagia dengan berbagai masalah yang dihadapi, dengan diberikan ilmu tentang mendapatkan bahagia mereka terlihat lebih berani dalam menghadapi kesulitan hidup.

 4. Berpikir kritis dan rasional
Dengan semakin banyaknya kemudshan informasi didapat maka siswa akan lebih kritis dalam berpikir. Apakah penting guru di dunia nyata mengajarkan ilmu ini ? Buat saya sangat penting.

Karena berpikir kritis yang siswa miliki berasal dari informasi yang seringkali tidsk utuh, masih banyak yang harus ditambal agar berpikir kritis yang mereka miliki memang diperuntukkan untuk hal yang benar.

Siswa/anak yang memiliki pikirsn kritis dan rasional adalah orang yang berpendirian dan tidak mudah dipengaruhi sehingga bisa menjadi orang yang berguna untuk kemajuan dimana mereka ditempatkan.

 5. Kecerdasan finansial
Ada kondisi yang umum terjadi di sekolah saya terkait dengan kecerdasan finansial. Alumni yang sudah bekerja dan saat kontrak kerja mereka habis seringkali kesulitan finansial hanya untuk sekedar mencari pekerjaan kembali. 

Padahal saat mereka bekerja gaji yang mereka terima sebagian besar di atas gaji guru mereka. Mereka tidak cukup bisa mengatur keuangan yang menjadi kecerdasan finansial sehingga saat diperlukan mereka memiliki kesulitan tersendiri.

Biasanya saya mengajarkan -kebanyakan di luar waktu mengajar-cara mengatur uang selama mereka bekerja hingga tidak mendapatkan kesulitan saat mereka tidak berkeja kembali. Jika mereka bisa memiliki kecerdasan finansial untuk hal sederhana tentu saat mereka sudah berkeluarga sudah bisa mengatur finansial dengan sangat baik.

Ilmu seperti yang sudah dijelaskan di atas mungkin hanya bisa diberikan oleh guru saat proses awal mengajar dilakukan (apersepsi) yang waktunya pun tidak lama karena hanya sebagai pemanasan sebelum belajar, menyelipkan saat waktu inti, atau malah saat penutupan mengajar padahal ilmu ini sangat penting untuk anak.

Mempersiapkan siswa/anak dengan pondasi yang membuat anak bisa berdiri kokoh saat menghadapi kehidupan tentulah sangat penting. Tidak jarang siswa yang sudah lulus lebih mengingat apa yang saya sampaikan saat apersepsi dibanding mata pelajaran yang saya ajarkan.

Saat mereka mengulang apa yang disampaikan seperti, " Kan kata ibu berbuat baik saja lalu lupakan." dan hal lain yang mereka ucap ulang dan sampaikan kepada saya tidak jarang membuat saya mengokohkan niat dan tekad untuk berprofesi sebagai guru. Walau saya juga berdoa tidak ada hal salah yang saya sampaikan agar tidak salah saya menanamnya.

Benar kata kutipan yang saya baca:

The influence of a good teacher can never be eraser.

Semoga generasi milenial ini adalah generasi unggul yang baik di segala bidang karena yang mendidik mereka cukup banyak tidak hanya di dunia nyata bahkan "guru" di dunia maya pun ikut mendidik mereka dengan jumlah lebih banyak, beragam, dan cenderung lebih disukai siswa/anak tanpa melihat mereka guru baik atau guru buruk.

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Jakarta, Jumat 30 Agustus 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun